4.2.2.2 Aspek Afektif
Selain ranah kognitif, ranah psikomotor dan afektif dalam penelitian ini juga dianalisis. Tidak seperti analisis pada hasil belajar kognitif, analisis untuk
hasil belajar afektif dan psikomotorik menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif pada hasil belajar afektif kelas eksperimen disajikan pada
gambar 4.4
Gambar 4.4 Perbandingan Skor Rata-rata Aspek Afektif Hasil analisis deskriptif pada hasil belajar afektif kelas eksperimen
diperoleh persentase nilai rata-ratanya sebesar 81,44 sehingga predikat yang diperoleh berkriteria “baik” dan pada kelas kontrol persentase nilai rata-ratanya
76,14 sehingga predikat yang diperoleh juga berkriteria “baik”. Dilihat dari
kriteria atau predikat yang telah diperoleh keduanya, dapat dikategorikan bahwa keduanya sama-sama baik, yakni memiliki kriterial sama-sama baik. Namun, jika
dilihat dari persentasenya, untuk kelas eksperimen memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan pengamatan yang telah diperoleh, aspek kehadiran siswa di kelas, kerapian dalam berseragam, sikap terhadap guru, keseriusan dalam
mengikuti pelajaran dan penjelasan guru, ketepatan waktu pengumpulan tugas,
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Aspek Penilaian Afektif
Eksperimen Kontrol
kejujuran dalam mengerjakan tes, pada kelas eksperimen relatif hampir sama dengan kelas kontrol. Pada aspek 5, 6, dan 7 yaitu kesiapan dalam pembelajaran,
keaktifan dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, serta keseriusan saat berdiskusi pada kelas eksperimen mendapatkan rerata yang lebih
tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Setelah dihitung secara total didapatkan rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini
terjadi karena pada kelas eksperimen telah terbiasa melakukan pembelajaran dengan menggunakan diskusi dalam menemukan konsep, sehingga untuk aspek 5,
6, dan 7 akan relatif lebih tinggi jika dibandingkan kelas kontrol yang tidak teerbiasa mendiskusikan suatu masalah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata
nilai afektif kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran PBI lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menerapkan model konvensional ceramah.
Sedangkan untuk aspek-aspek yang lain, terdapat perbedaan diantara keduanya. Hal ini dikarenakan pemberian perlakuan yang berbeda ketika
pembelajaran, yakni untuk kelas eksperimen dengan model PBI dan kelas kontrol dengan konvensional. Penerapan pembelajaran di kelas eksperimen memberikan
pengaruh besar pada siswa. Mereka menjadi lebih aktif bertanya, menjawab, dan berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas, sehingga bermuara pada
ketelitian mereka dengan kimia yang berakibat pada pemahaman terhadap materi KSP.
4.2.2.3 Aspek Psikomotorik