3.6.1.3 Validitas Konstruk
Validitas ini digunakan untuk menganalisis angket dan lembar observasi. Untuk menguji validitas ini maka menggunakan pendapat dari ahli yakni dengan
mengkonsultasikannya pada ahli setelah instrumen tersebut dikonstruksi tentang aspek apa saja yang hendak diukur dengan berlandaskan pada teori tertentu
Sugiyono, 2010: 177.
3.6.2 Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam menjawab soal dengan yang memiliki
kemampuan rendah dalam menjawab soal. Cara menentukan daya pembeda sebagai berikut :
- Untuk kelompok kecil maka seluruh kelompok tes dibagi 2 sama besar yakni kelompok atas dan kelompok bawah, sedangkan untuk kelompok besar diambil
dua kutubnya saja, yakni 27 skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah JB;
- Seluruh siswa diurutkan dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah; - Menghitung daya pembeda soal dengan menggunakan rumus :
DB =
JB
A
J
A
-
JB
B
J
B
suharsimi, 2006: 211-213 Keterangan :
DB = daya pembeda JA = banyaknya peserta kelompok atas
JA = banyaknya peserta kelompok bawah JB
A
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar JB
B
= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Interval DB
Kriteria DB 0,00
0,00 DB ≤ 0,20 0,20 DB ≤ 0,40
0,40 DB ≤ 0,70 0,70 DB ≤ 1,00
Sangat Jelek Jelek
Cukup Baik
Sangat Baik
Tabel 3.5 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal
Jumlah
Sangat Jelek 15, 18,26, 47, 49
5 Jelek
5, 8, 10, 11, 16, 21, 25, 27, 34, 40 10
Cukup 1, 2, 3, 4, 7, 13, 19, 22, 23, 24, 31, 32,
33, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 46, 48, 50 22
Baik 6, 12, 14, 17, 20, 28, 29, 30, 35, 36,
37, 45 12
Sangat Baik 9
1
Contoh perhitungan daya beda butir soal no.1 dapat dilihat pada Lampiran 17 3.6.3
Tingkat Kesukaran Soal
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok pandai kelompok atas dan
kelompok kurang pandai kelompok bawah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah :
IK = JB
A
+ JB
B
JS
A
+ JS
B
Keterangan : IK
= Indeks Tingkat kesukaran JB
A
= Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas JB
B
= Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas JS
B
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah Arikunto, 2009:214. Kriteria soal
–soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan indeks kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel.3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Interval IK
Kriteria IK = 0,00
Terlalu Sukar 0,00 IK ≤ 0,30
Sukar 0,30 IK ≤ 0,70
Sedang 0,70 IK 1,00
Mudah IK = 1,00
Terlalu mudah Arikunto, 2009: 218.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal
Jumlah
Sangat Sukar -
Sukar 19, 21, 22, 29, 31, 32, 48, 49
8 Sedang
6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 24, 25, 27, 28, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 46, 47, 50 29
Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 15, 23, 26, 43, 44, 45
13 Sangat Mudah
- Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal no.1 dapat dilihat pada lampiran 16.
3.6.4 Reliabilitas Soal