2.2.2 Prosedur Pembelajaran Problem Based Instruction PBI
PBI tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, melainkan dikembangkan untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri Ibrahim et al., 2004: 7. Menurut dwijayanti 2010,
partisipasi guru dibatasi pada perannya sebagai fasilitator dan mitra belajar siswa, misalnya dengan merangsang dan menyajikan situasi berpikir pada masalah yang
autentik dari suatu materi melalui penerapan konsep dan fakta. Diharapkan siswa mempunyai kecenderungan untuk memberi arti pada masalah dan keadaan
sekitarnya, sehingga dapat membuat rasa ingin tahu pada berbagai hal di sekitarnya sehingga ada pemberian makna.
Sebelum model pembelajaran PBI ini digunakan dalam proses pembelajaran, guru atau peneliti sudah merancang semua kegiatan yang hendak
dilakukan, strategi, media, instrument yang hendak dipakai serta bagaimana evalusi dari hasil pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajarannya disesuaikan
dengan situasi, kondisi, dan lingkungan siswa, demikian pula materi serta tugas yang hendak diberikan kepada siswa. Demikian pula instrumen yang hendak
digunakan, juga disesuaikan dengan model yang hendak dipakai yakni menggunakan model PBI dengan berbasis masalah sesuai dengan materi pokok
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut Ibrahim et al. 2005: 12-13, dalam model PBI ini terdapat lima tahapan utama yang merupakan tahapan dalam proses pengajaran yang saling
terkait satu sama lainnya. Secara garis besar tahapan utama dalam Problem Based Instruction sebagai berikut :
1 Orientasi siswa pada masalah
Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan tujuan pembelajaran, peralatan yang dibutuhkan, serta memotivasi siswa agar terlibat
aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mulai bertanya atau mengutarakan permasalahan, atau membagikan
lembar diskusi atau menyuruh siswa untuk membaca atau mendengarkan uraian yang untuk kemudian didiskusikan dan dipecahkan permasalahan, sehingga
diperoleh konsep dari hasil pemecahan masalah tersebut. Menurut Redhana 2007, masalah yang akan dipecahkan dalam PBI memuat masalah yang kurang
terstruktur dan kontekstual, m isalnya “Mengapa pasta gigi dengan kandungan
fluoride dapat mencegah kerusakan email gigi? Mengapa antasida yang terkandung dalam obat maag dapat mengurangi gejala sakit maag? Mengapa
dengan penambahan Na
2
CO
3
dapat mengurangi kesadahan pada air? “.
2 Pengorganisasian siswa untuk studi
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok belajar , kemudian guru membantu siswa untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang
relevan sebanyak mungkin, kemudian guru membimbing siswa dengan cara memberi bantuan berupa batasan sudut pandang bagaimana permasalahan harus
dipecahkan yang disesuaikan dengan jangkauan materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang telah diberikan dan membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing pengamatan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, relevan, dan jelas dengan melakukan telaah kurikulum, mengamati obyeknya dan
kalau diperlukan dengan melaksanakan pengamatan untuk mendapatkan penjelasan atau konsep dari hasil pemecahan masalahnya. Kemudian guru
menunjukkan langkah yang bisa dilakukan untuk mengadakan eksperimen, masing-masing kelompok membuat rencana pemecahan terhadap masalah yang
telah diberikan.
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan catatan, mengajukan pendapat, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya. Semua informasi hasil bacaan, data eksperimen observasi, dan
sebagainya itu diolah, dicek, diklasifikasikan, ditabulasikan bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
Dalam tahap ini guru berupaya membimbing siswa mengungkapkan setiap pengetahuan yang dimiliki, kemudian membantu siswa mensintesis pengetahuan
baru. Hasil pemecahan masalah dikumpulkan untuk dinilai. Guru menugaskan salah satu kelompok untuk menyajikan hasil pemecahan masalah untuk kemudian
didiskusikan di kelas. Siswa berdiskusi, bertanya, berkomunikasi, berinteraksi,
meningkatkan tanggung jawab motivasi, dan peer tutoring, dan mengarahkan jalannya diskusi.
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Meliputi observasi
dan evaluasi terhadap proses pembelajaran, ketrampilan pemecahan masalah, hasil belajar, dan pendapat siswa.
Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil observasi pembelajaran dan temuan-temuan penelitian atau pemecahan masalah yang dilakukan siswa. untuk
kemudian memperbaiki kosep-konsep yang mungkin masih salah dan keliru. Kemudian guru memberikan latihan
–latihan soal agar siswa dapat menyelesaikan soal latihan dengan baik sebagai bukti bahwa siswa sudah paham terhadap konsep
dari hasil pemecahan masalah.
2.3 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan