Klasifikasi Tipe Pulau Kecil Berbasis Geomorfologi

4.2 Klasifikasi Tipe Pulau Kecil Berbasis Geomorfologi

Hasil kajian pulau-pulau kecil di daerah penelitian dapat diketahui bahwa dasar klasifikasi pullau yang telah ada masih kurang mencerminkan karakteristik biogeofisik. Klasifikasi tipe pulau seperti diuraikan pada sub-bab 2.1.2; secara garis besar lebih menekankan pada tiga dasar klasifikasi yaitu 1 ketinggian, yang membedakan antara tinggi dan rendah, 2 topografi, yang membedakan antara berbukit dan datar, dan 3 lokasi, yang membedakan antara oseanik dan kontinen. Berdasarkan ketiga klasifikasi ini maka tampak bahwa karakter ekosistem laut yang tumbuh dan berkembang belum dapat digambarkan dengan baik. Dengan kata lain, klasifikasi yang ada belum dapat menggambarkan potensi pertumbuhan mangrove, terumbu karang, ataupun lamun. Berdasarkan hal tersebut makadalam penelitian ini klasifikasi tipe pulau kecil dilakukan berbasis geomorfologi, yaitu mengikuti proses geomorfik. Sistem klasifikasi tipe pulau kecil diawali dari morfogenesis dan kemudian dilengkapi dengan morfologi umum berupa morfografi. Hal ini diperlukan agar dalam pengkelasan tipe pulau kecil sekaligus dapat memberikan gambaran umum karakteristik biogeofisik ekosistem lautnya. Tabel 26 Klasifikasi tipe pulau kecil menurut morfogenesis Morfo- genesis Proses Tipe pulau Morfografi Endogenik Tektonik lipatan patahan Tektonik lipatan Tektonik patahan Berbukit, datar Berbukit, datar Vulkanik Magmatik intrusif ekstrusif Vulkanik intrusif Vulkanik ekstrusif Berbukit, datar Berbukit, datar Eksogenik degradasif Stack Monadnock Berbukit Berbukit, datar Gradasif aggradasif Hummock Aluvialdelta Moraine Berbukit Datar Datar karang Terumbu Atol Berbukit, datar Datar Biologik mangrove Gambut Datar, berbukit Antropogenik manusia Buatan Datar, berbukit Sumber: Hasil analisis geomorfologi. jarang terjadi di Indonesia. 109 Klasifikasi tipe pulau kecil berbasis geomorfologi dibedakan menurut proses terbentuknya. Menurut Thornbury 1969, proses geomorfik yang membentuk muka bumi dibedakan menjadi tiga yaitu proses-proses endogen, eksogen, dan ekstraterestial. Proses endogen terdiri atas diastrofisme lipatan dan patahan dan magmatik intrusi dan ekstrusi, sedangkan proses eksogen terdiri atas gradasi dan hasil kerja organisme termasuk manusia. Proses gradasi sendiri terdiri atas degradasi pelapukan, gerakan massa, dan erosi dan aggradasi air, air tanah, gelombang, angin, dan glasial. Proses ekstraterestrial adalah jatuhnya meteorit dari luar angkasa ke permukaan bumi. Oleh karena proses ekstraterestrial jarang dijumpai maka konsentrasi studi ini difokuskan pada proses endogenik dan eksogenik. Pulau-pulau kecil diklasifikasikan dari kedua proses utama tersebut dan diuraikan ke dalam kelas-kelas yang lebih rinci. Untuk itu bentuk pembagian tipe pulau kecil disusun menurut morfogenesis dan dibedakan dari prosesnya, selengkapnya disajikan pada Tabel 26. Dari 13 tipe pulau kecil, tiga di antaranya yaitu moraine, gambut, dan buatan diperkirakan sangat jarang terbentuk di Indonesia. Untuk itu, klasfikasi tipe pulau kecil dapat disederhanakan menjadi 10 meliputi tektonik lipatan, tektonik patahan, vulkanik intrusif, vulkanik ekstrusif, stack, monadnock, hummock , aluvial, terumbu, dan atol. Pulau kecil tipe tektonik terbentuk oleh proses tektonik yang secara umum berupa lipatan dan patahan. Pulau-pulau ini, pada atlas pengelompokan pulau- pulau kecil berdasarkan tektonogenesis, berada di daerah kelompok pulau Busur Muka, Paparan Benua dan Busur Belakang, dan Benua Renik. Di daerah kelompok pulau Busur Muka struktur geologi sesar naik lazim dijumpai walaupun jenis sesar lain serta struktur lain seperti sinklin dan antiklin juga sering ditemukan. Di daerah kelompok pulau Paparan Benua dan Busur Belakang dijumpai struktur terban dan setengah terban menguasai wilayah ini, tetapi sering juga dijumpai sesar geser, sesar naik bersudut landai, serta sinklin dan antiklin. Di daerah kelompok pulau Benua Renik dijumpai sesar geser umumnya menguasai wilayah ini, meskipun sesar normal dan sesar naik serta sinklin dan antiklin juga sering dijumpai. Pada struktur sesar berpeluang dijumpai pulau kecil tipe tektonik patahan, sedangkan pada struktur sinklin dan antikin berpeluang dijumpai pulau kecil tipe tektonik lipatan. Pulau kecil tipe vulkanik terbentuk oleh proses magmatik yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu intrusif dan ekstrusif. Pulau kecil tipe 110 vulkanik tidak pernah merupakan bagian dari daratan benua, dan terbentuk di sepanjang pertemuan antara lempeng benua dan lempeng samudra. Daerah yang berpeluang untuk dijumpai pulau kecil tipe vulkanik adalah di daerah kelompok pulau Busur Magmatik. Struktur sembul dan terban umumnya menguasai wilayah Busur Magmatik. Di daerah struktur sembul diperkirakan terbentuk pulau kecil tipe vulkanik intrusif, sedangkan pulau kecil tipe vulkanik ekstrusif diperkirakan dapat dijumpai di seluruh daerah Busur Magmatik. Pulau kecil tipe terumbu terbentuk oleh proses pengangkatan pada batu gamping terumbu. Oleh karena batu gamping terumbu terbentuk dari karang, maka peluang dijumpainya adalah di daerah terumbu karang yang mengalami proses endogen aktif. Jadi pulau kecil tipe terumbu awalnya terbentuk oleh proses biologik dan kemudian oleh proses tektonik yaitu pengangkatan. Pada klasifikasi ini Tabel 26 dimasukkan ke dalam kelompok proses biologik karena proses biologik merupakan proses utama. Pulau kecil tipe atol terbentuk oleh proses penenggelaman subsidence pulau kecil tipe vulkanik yang semula menjadi substrat dasar pertumbuhan karang dan oleh pertumbuhan vertikal dari terumbu karang. Pulau kecil tipe vulkanik, dan tipe atol pembentukannya terkait dengan kegunungapian. Daerah yang berpeluang dijumpai pulau kecil tipe tipe atol adalah di daerah kelompok pulau Busur Magmatik seperti halnya untuk pulau kecil tipe vulkanik dan tipe terumbu. Stack adalah bentuklahan yang merupakan bagian dari suatu lapisan batuan dimana sebagian di antaranya telah tererosi. Monadnock adalah bentuklahan yang terbentuk oleh munculnya batuan yang resisten akibat tererosinya batuan di atasnya yang kurang resisten. Jika kedua bentuklahan tersebut terbentuk di lautan dan tidak tenggelam saat air laut pasang maka terbentuklah pulau kecil tipe stack dan monadnock. Pulau kecil tipe hummock dapat terbentuk di daerah yang relatif labil yang dapat menyebabkan suatu massa batuan bergeser dan membentuk bentuklahan hummock . Di daerah penelitian, contoh bentuklahan hummock dijumpai di daratan Pulau Ruang, dan jika bentuklahan ini terbentuk di lautan maka disebut pulau kecil tipe hummock. Morfologi pulau kecil tipe hummock berbentuk kubah atau dapat dikategorikan berbukit. Pulau kecil tipe hummock berpeluang dijumpai di daerah gempa. Pada Gambar 5, daerah gempa berada di Busur Muka, Busur 111 Magmatik, dan di Laut Jawa. Pulau kecil tipe hummock di Indonesia hanya dijumpai satu yaitu Pulau Rondo di Sumatra Utara Rais, 2008. Pulau kecil tipe aluvial atau delta terbentuk oleh proses fluvial dimana laju pengendapan lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas erosi oleh arus dan gelombang laut. Pulau kecil tipe aluvial berpeluang dijumpai di depan muara- muara sungai besar, seperti di depan muara-muara sungai di pantai Timur Sumatra dan di Delta Mahakam, Kalimantan. Analisis tipe pulau kecil melalui pendekatan geomorfologi untuk ekosistem laut memberikan informasi bentuk pulau, jenis batuan yang terkandung, dan proses terbentuknya. Dengan kata lain, melalui tipe pulau dapat diduga karakteristik biogeofisik ekosistem lautnya. Sebagai contoh, pada pulau kecil tipe tektonik di Kepulauan Batam yang secara umum tersusun dari batupasir dan tuf dan di lokasi ini tidak dijumpai suatu muara sungai besar yang membawa muatan sedimen yang tinggi, maka ekosistem pantai yang terbentuk adalah pantai berbatu dan berpasir. Pada klasifikasi tersebut hanya membedakan antara morfografi datar dan berbukit, hal ini dimaksudkan untuk menyederhanakan. Topografi dapat dibedakan menjadi datar 0 – 100 m, berbukit 100 – 300 m, dan bergunung 300 m. Morfografi pulau kecil bergunung dan berbukit digabung menjadi morfografi berbukit, sehingga pulau kecil dengan ketinggian 100 m dimasukkan ke dalam kategori morfografi berbukit. Pada Tabel 25, jenis morfografi setiap tipe pulau kecil yang tercantum disesuaikan dengan kemungkinan ketinggian pulau kecil yang terbentuk. Karakteristik biogeofisik suatu pulau kecil terdapat kaitan yang erat antara morfografi datar atau berbukit dengan perkembangan ekosistem laut. Pola keterkaitan ini dijumpai pada model pulau-pulau kecil dan salah satu contoh fenomena yang menonjol dijumpai pada perbedaan karakteristik biogeofisik antara Pulau Ruang dengan Pulau Pasighe. Klasifikasi ini masih bersifat umum tetapi dapat dipakai sebagai panduan yang praktis untuk pembagian tipe pulau kecil dengan menggunakan data penginderaan jauh satelit atau data lainnya. Selanjutnya dari tipe pulau kecil ini dilakukan analisis untuk mendapatkan karakteristik biogeofisik melalui pendekatan geomorfologi ataupun cara lainnya. 112 4.3 Identifikasi Ekosistem Laut Berbasis Tipe Pulau 4.3.1 Mangrove