Desain Pengelompokan Pulau Kecil untuk Perikanan

5.4 Desain Pengelompokan Pulau Kecil untuk Perikanan

Pengelompokan pulau kecil dilakukan menurut karakteristik biogeofisik untuk pengelolaan ekosistem daerah penangkapan ikan. Informasi karakteristik biogeofisik pulau-pulau kecil dan sangat kecil dapat diperoleh menggunakan citra penginderaan jauh satelit serta peta-peta dan cek lapangan. Kaitan antara pulau kecil dan ekosistemnya dengan kondisi ikan terbukti menunjukkan korelasi yang erat. Pulau kecil dan ekosistemnya merupakan suatu kesatuan dalam rangkaian siklus hidup ikan pantai, sehingga pengelompokan pulau kecil juga dapat menjadi bentuk zonasi ekosistem daerah penangkapan ikan. Jadi pengelompokan pulau kecil dapat merupakan suatu cara untuk pengelolaan perikanan pantai yang bersifat akses terbatas untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan. Desain pengelompokan pulau kecil untuk perikanan ini menjawab tujuan penelitian yang keempat atau terakhir. Pulau-pulau kecil tipe tektonik di Kota Batam memiliki karakteristik biogeofisik relatif homogen dibandingkan dengan pulau-pulau kecil tipe vulkanik, demikian pula ekosistemnya. Karakteristik biogeofisik pulau kecil tipe tektonik di daerah Batam mempunyai potensi pertumbuhan mangrove lebih baik dibandingkan tipe vulkanik dan tipe terumbu. Mangrove dan lamun juga dapat tumbuh bagus pada pantai berbatu disebabkan oleh posisi pulau yang terlindung dari sirkulasi gelombang laut. Variasi pertumbuhan ekosistem laut dipengaruhi oleh singkapan batuan dan posisi pulau. Mangrove dan posisi pantai dapat dikenali dengan baik dari citra satelit. Berdasarkan karakteristik biogeofisik tersebut maka faktor ekosistem laut perlu lebih dipertimbangkan dalam pengelompokan pulau-pulau kecil tipe tektonik. Pulau-pulau kecil tipe vulkanik memiliki karakteristik biogeofisik relatif heterogen, sehingga pola perkembangan ekosistemnya juga relatif berlainan. Pulau-pulau yang berdekatan dimungkinkan memiliki karakteristik biogeofisik yang sangat berbeda. Tingkat perkembangannya bervariasi dari kondisi gunungapi aktif seperti Pulau Ruang dan Pulau Palue hingga proses denudasi lanjut pada bebatuan gunungapi seperti Pulau Pasighe dan Pulau Besar. Proses vulkanisme pada suatu pulau kecil berpengaruh terhadap perkembangan ekosistemnya. Berdasarkan karakteristik biogeofisik tersebut maka faktor jarak antar pulau dan korelasi antar ekosistem laut perlu dipertimbangkan dalam pengelompokan pulau kecil tipe vulkanik. 156 Pulau-pulau kecil tipe terumbu memiliki karakteristik biogeofisik relatif spesifik terkait dengan proses pelarutan atau solusional pada batuan gamping terumbu. Di daerah penelitian, proses tektonik berlangsung pada batuan gamping terumbu yang membentuk tiga pulau kecil tipe terumbu dan kini terhubungkan oleh bentuklahan terumbu Gambar 29. Berdasarkan karakteristik biogeofisik tersebut maka faktor kondisi ekosistem laut perlu dipertimbangkan dalam pengelompokan pulau kecil tipe terumbu. Di Kabupaten Sikka, dijumpai Pulau Gunung-sari, Pulau Pomana, dan Pulau Besar yang jarak antar ketiganya kurang dari 12 mil. Secara berturut-turut pulau-pulau tersebut adalah tipe atol datar, terumbu berbukit, dan vulkanik ekstrusif berbukit. Pengelompokan pulau- pulau yang berbeda dari tipe tersebut perlu dipisahkan karena masing-masing memerlukan bentuk pengelolaan yang berlainan. Implikasi pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya terhadap pengelolaan ekosistem daerah penangkapan ikan adalah pada efisiensi dana. Hal ini karena pemahaman karakteristik biogeofisik akan mengarahkan pada sasaran lebih tepat dan waktu lebih singkat. Secara khusus, bentuk pengelompokan ini ditujukan untuk mengelola ekosistem daerah penangkapan ikan, akan tetapi pengaruhnya akan meluas hingga ke perairan laut dalam di sekelilingnya. Dengan kata lain, pengelompokan ini dapat memberi pengaruh bagi kelestarian ikan dan biota laut lainnya di seluruh wilayah lautan negara Kepulauan Indonesia. 157 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan