karakteristik resolusi radiometris 8 bit, tersedia 7 sistem proyeksi peta, tiga pilihan model resampling, dan dilakukan koreksi sistematik.
Tabel 5 Spesifikasi Landsat ETM
+
Tipe Spesifikasi
Karakteristik orbit: Ketinggian
Inklinasi Orbit
Melintas ekuator Periode orbit
Periode ulang 705 km
98,2° Sinkron matahari hampir polar
9.30 waktu setempat 99 menit
16 hari
Karakteristik teknik sensor: Tipe penyiam
Resolusi spasial Resolusi radiometrik
Panjang gelombang Jumlah kanal
Liputan Lebar liputan
Stereo Dapat diprogram Programmable
Opto–mechanical Pan: 15 m, MS: 30 m, Termal: 60 m
8 bit 256 level 0,45 – 12,5 µm
8 183 km x 170 km
183 km tidak
ya
Sumber: disarikan dari EROS Data Center 1995.
2.4.2 SPOT
SPOT Satellite Pour l’Observation de la Terre 5 merupakan seri ke-5 dari satelit SPOT yang memiliki beberapa peningkatan kemampuan dibandingkan seri
sebelumnya. SPOT 5 diluncurkan pada Mei 2002 ke orbitnya dengan wahana
peluncur Ariane 4. Spesifikasi SPOT-5 ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Spesifikasi
SPOT-5
Tipe Spesifikasi
Karakteristik orbit: Ketinggian
Inklinasi Orbit
Melintas ekuator Periode orbit
Periode ulang 822 km
98,7 Sun-synchronous
10.30 waktu setempat 101,4 menit
26 hari
Karakteristik teknik sensor: Resolusi spasial
Resolusi radiometrik Panjang gelombang
Jumlah kanal Liputan
Lebar liputan Stereo
51020 m 8 bit 256 level
0,49 – 1,75 µm 6
60 km x 60 km 117 km
Ya
41
Dapat diprogram Programmable Ya
Sumber : disarikan dari http:spot5.cnes.fr
Sistem satelit SPOT dirancang oleh Centre National d’Etudes Spatiales CNES sebagai kontraktor utama, bekerjasama dengan Astrium dan SPOT
Image. Lama operasi SPOT 5 adalah 5 tahun dan CNES bertanggung jawab atas operasi pengendalian orbit satelit dan kinerja sistem pengendali ruas bumi.
Karakteristik kanal dan resolusi spasial SPOT 5 ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik kanal dan resolusi spasial SPOT 5
Resolusi spasial m Ka
nal Panjang
gelom- bang μm HRG
Vege tasi
HRS Karakteristik
B0 0.43 -0.47
Biru - 1
km - Penetrasi maksimum pada air
berguna untuk pemetaan batimetri pada air dangkal.
B1 0.49
-0.61 Hijau
10 m -
- Sesuai untuk mengindera
puncak pantulan vegetasi dan bermanfaat untuk perkiraan
pertumbuhan tanaman.
B2 0.61
-0.68 Merah
10 m 1 km
- Sesuai untuk membedakan
absorbsi klorofil yang penting untuk membedakan tipe
vegetasi.
B3 0.78 -0.89
Inframerah dekatNIR
10 m 1 km
- Berguna untuk menentukan
kandungan biomas, tipe vegetasi, pemetaan garis
pantai serta membedakan antara tanaman-tanah dan
lahan-air.
B4 1.58 -1.75
Inframerah tengah I
SWIR 20 m
1 km -
Menunjukkan kandungan kelembaban tanah dan
vegetasi. Penetrasi awan tipis. Bagus untuk kekontrasan
antara tipe vegetasi.
PA N
0.49 -0.69 Pankro
matik 2,5 m
atau 5 m
- 10 m
Resolusi spasial yang tinggi bermanfaat untuk identifikasi
obyek lebih detail. Lebar sapuan
60 km 2250
km 120
km -
Sumber: disarikan dari http:spot5.cnes.fr
SPOT 5 dilengkapi dengan sensor HRG High Resolution Geometric yang mempunyai ketelitian geometri tinggi yaitu 50 meter. Sensor HRG dapat
menghasilkan citra dengan resolusi spasial 2,5 meter, 5 meter, dan 10 meter berturut-turut untuk sensor pankromatik dan multi-spektral. Resolusi 2,5 meter
merupakan keunggulan SPOT 5 dengan luas liputan 60 km x 60 km. SPOT 5
42
juga dilengkapi dengan dua instrumen lain yaitu pertama, instrumen HRS High Resolution Stereoscopic
untuk menghasilkan pasangan citra stereo yang diperoleh sepanjang lintasan dengan luas liputan 120 km x 600 km. Sensor HRS
pada SPOT 5 hanya bekerja pada panjang gelombang pankromatik. Pasangan citra stereo diperoleh dari sensor yang memiliki resolusi spasial
10 meter dengan sudut kemiringan sekitar 20 . Citra stereo digunakan untuk
menghasilkan Digital Elevation Models DEM dengan ketelitian ketinggian 10 meter atau bahkan lebih baik lagi. Kedua, instrumen VEGETATION untuk
aplikasi vegetasi dan merupakan sensor yang sama seperti yang tersedia pada SPOT 4. Sensor ini mempunyai resolusi 1km x 1km, lebar cakupan 2.250 km,
dan 4 kanal, yakni kanal yang sama seperti instrumen High Resolution Visible Infra Red
HRVIR terdiri atas B2, B3, dan mid-IR dan interval pengulangan harian Tabel 8.
Tabel 8 Data teknis satelit SPOT
SPOT 1- 4 SPOT 5
Instrument HRVHRVIR HRG HRS
Kanal spektrum PAN B1, B2, B3 SWIR VHR PAN B1, B2, B3 SWIR PAN
Lebar sapuan km 60
60 60
60 60 60
60 120 Resolusi m
10 20
20 2.5
5 10
20 510 Akurasi lokasi mutlak
tanpa GCP m 350
350 350 50 50
50 50 20
Akurasi geometrik m 5 5
5 3 3
3 3 3
SNR L2
260 380 360 170 170
240 230 190
MTF fn2 0.3
0.45 0.35 0.2 0.3
0.4 0.45 0.3
Sumber: disarikan dari http:spot5.cnes.fr
Data SPOT yang didistribusikan ke pengguna, baik dalam bentuk data digital atau film-fotografi disediakan dalam beberapa tingkat olahan sebagai
berikut: Level 1A: Produk level 1A merupakan row data. Untuk itu hanya dilakukan
koreksi radiometrik terhadap signal yang diterima oleh detektor, yakni kalibrasi data dari detektor untuk masing-masing kanal spektral. Dalam hal ini belum
dilakukan koreksi geometri. Level 1B: Pada level 1B selain dilakukan koreksi radiometrik, juga dilakukan
koreksi geometrik terhadap penyimpangan geometri secara sistematik. Selain rotasi bumi dan bentuk kelengkungan bumi, juga dikoreksi pengaruh panorama
yang terjadi akibat kemiringan cara pengambilan data dari instrumen High Resolution Visible
HRV. Selain itu dilakukan juga koreksi terhadap
43
penyimpangan yang terjadi selama proses pengambilan data akibat perubahan posisi lintasan. Koreksi dilakukan dengan membuat suatu model lintasan satelit,
namun tanpa menggunakan titik kontrol tanah Spot Image 1988. Ketelitian planimetri hasil produk level 1B adalah sekitar + 500 meter.
Level 2A: Prosedur koreksi data untuk level 2A menyerupai prosedur pada level 1B. Namun, dalam menggunakan model lintasan pada prosedur ini masih
ditambahkan suatu sistem proyeksi kartografi Proyeksi -Lambert, -UTM, -polar, - stereograf dan -polykonik. Hal ini dilakukan masih tanpa menggunakan titik
kontrol tanah. Ketelitian planimetri masih seperti level 1-B sekitar + 500 meter. Kemudian dilakukan lagi dua kali transformasi agar produk level 2A dapat
memenuhi proyeksi dari peta topografi. Ketelitian planimetri setelah proses transformasi di atas sekitar ± 80 meter.
Level 2B: Pengembangan dilakukan pada level ini selain koreksi sistematik Level 1B dan proyeksi kartografi Level 2A juga dilakukan koreksi geometrik
yang lebih presisi dengan menggunakan bantuan titik kontrol tanah yang didapat dari peta topografi. Relief permukaan ketinggian dalam hal ini digunakan juga
sebagai parameter koreksi geometrik. Ketelitian planimetri setelah koreksi presisi tersebut berkisar + 20 meter.
Level S: Produk level S berdasarkan pada sistem koreksi pada level 2B, tetapi sebagai referensi tidak menggunakan peta topografi melainkan citra SPOT yang
telah terkoreksi sebelumnya Level 1B atau Level 2, dengan sudut kemiringan instrumen-HRV +1.8
Spot Image 1988. Ketelitian registrasi dari citra ke citra untuk 2 scene kanal pankromatik sekitar + 0.3 piksel.
2.4.3 QuickBird