Tipe pulau Pulau Kecil .1 Definisi pulau kecil

2 Semakin besar jumlah pulau yang terdapat dalam satu gugus pulau maka akan lebih besar kecenderungan jumlah biota endemik, 3 Memiliki jenis ekosistem yang sama pada setiap pulau, 4 Melimpahnya biodiversitaskeanekaragaman jenis biota laut. 3 Secara Sosial, Budaya, Ekonomi 1 Penduduk asli mempunyai adat budaya dan kebiasaan yang hampir sama dan kondisi sosial ekonomi yang khas, 2 Ketergantungan ekonomi lokal pada perkembangan ekonomi luar pulau besarinduk atau kontinen, 3 Aksesibilitas ketersediaan saranaprasarana rendah dengan transpotasi ke arah pulau induk maksimal 1 kali sehari, di samping faktor jarak dan waktu yang terbatas. Selain kriteria di atas, masih banyak kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan batasan pulau kecil dan gugus pulau dimana dapat pula mempertimbangkan ukuran minimal pulau, geologi pulau, kondisi penutupan vegetasi, dan masih banyak lagi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan batasan ini.

2.1.2 Tipe pulau

Indonesia kaya akan pulau kecil dengan berbagai tipe, karena terletak pada zona tektonik dan magmatik aktif. Secara sederhana Dahuri 1998 membagi tipe pulau menjadi pulau oseanik pulau vulkanik dan pulau koral serta pulau kontinen. Dalam Ensiklopedi Nasional 1990, tipe pulau dibagi menjadi empat yaitu pulau kontinental, pulau vulkanik, pulau koral, dan pulau barier. Beller et al., 1990, membagi tipe pulau menjadi dua yaitu pulau tinggi dengan ketinggian lebih dari 15 kaki dan pulau rendah dengan ketinggian kurang dari 15 kaki. Pulau tinggi terbentuk dari proses gunungapi, agregasi batuan kontinental, atau pengangkatan batuan terumbu, sedangkan pulau rendah terbentuk di tengah samudra, di kepulauan, dan berdekatan dengan pulau utama. Namun sebaliknya, Ongkosongo 1998 mencoba merinci tipe pulau ke dalam 24 dasar klasifikasi. Dasar klasifikasinya adalah ukuran, elevasi, keterjalan, proses pembentukan, genesis, perubahan muka laut, kestabilan elevasi, kondisi, litologi, tutupan biota, pengaruh manusia, bentuk, geomorfologi, aksesibilitas, keberadaan penduduk, kepadatan penduduk, keaslian, pemanfaatan, keadaan politik, kesuburan, kepemilikan, kondisi khusus, dan lain-lain. 16 Bentuk lain klasifikasi pulau adalah berdasarkan kriteria fisik yang mengelompokkan pulau menjadi pulau berbukit dan pulau datar Hehanusa,1998; Kantor Mentri Negara LH, 1996; dan Sugandhy, 1998. Pembagian ini berdasarkan pada morfologi dengan pembagian selengkapnya adalah: 1 Pulau Berbukit: 1 Pulau Vulkanik. Pulau ini terbentuk oleh bahan piroklastik, lava maupun ignimbrit hasil kegiatan gunungapi, misalnya Pulau-pulau Krakatau, Banda, Gunungapi, dan Adonara. 2 Pulau Tektonik. Pulau yang pembentukannya berkaitan dengan proses tektonik, terutama pada zona tumbukan antar lempeng, misalnya Pulau- pulau Nias, Siberut, dan Enggano. 3 Pulau Teras Terangkat. Pulau yang pembentukannya sama dengan pulau tektonik, namun pada saat pengangkatan disertai dengan pembentukan teras koral, maka dihasilkan pulau yang terdiri atas undakan atau teras. Pulau ini banyak terdapat di Indonesia bagian Timur, misalnya Pulau Ambon dan Pulau Biak 4 Pulau Petabah monadnock. Pulau ini terbentuk di daerah yang stabil secara tektonik, antara lain dijumpai di Paparan Sunda. Litologi pembentukan pulau ini sering terdiri atas batuan-batuan ubahan metamorf, terobosanintrusi, dan sedimen yang terlipat dan berumur tua, misalnya Pulau-pulau Batam, Bintan, dan Belitung. 5 Pulau Gabungan. Pulau yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih tipe pulau di atas misalnya Pulau-pulau Haruku, Nusa Laut, Kisar, dan Rote. 2 Pulau Datar: Pulau datar adalah pulau yang secara topografi tidak memperlihatkan tonjolan morfologi yang berarti. Pulau jenis ini pada umumnya memiliki batuan yang secara geologis berumur muda, yang terdiri atas endapan klastik jenis fluviatil dengan dasar yang terdiri atas pelapisan endapan masif dangkal atau pecahan koral. 1 Pulau Aluvial. Pulau ini biasanya terbentuk di depan muara-muara sungai besar, dimana laju pengendapan lebih tinggi dibandingkan intensitas erosi oleh arus dan gelombang laut, misalnya pulau-pulau di pantai Timur Sumatra dan Delta Mahakam di Kalimantan. 17 2 Pulau Koral. Pulau yang terbentuk oleh sedimen klastik berumur kuarter. Di Indonesia banyak pulau yang memiliki ekosistem terumbu karang, misalnya pulau-pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta. 3 Pulau Atol. Pulau ini memiliki luas daratan lebih kecil daripada 50 km 2 , misalnya pulau-pulau di Kepulauan Takabonerate. Banyak yang lebarnya kurang dari 150 m dengan panjang antara 1.000 m hingga 2.000 m. Sementara itu DKP 2004 membagi tipe pulau menjadi lima yaitu pulau benuakontinen, pulau vulkanik, pulau koral timbul, pulau daratan rendah, dan pulau atol. Pulau Benua Continental Islands, Pulau ini terbentuk sebagai bagian dari benua dan setelah itu terpisah dari daratan utama. Jenis batuan dari pulau benua adalah batuan yang kaya dengan silika. Biota yang terdapat di pulau-pulau tipe ini sama dengan yang terdapat di daratan utama. Contoh dari pulau tipe ini adalah Madagaskar dari Afrika, Caledonia Baru dari Australia, Selandia Baru dari Antartika, Seychelles dari Afrika. Ada pula pulau benua bersatu dengan benua pada zaman Plistosen, kemudian berpisah pada zaman Holosen ketika muka laut meninggi. Contoh dari pulau tipe ini adalah Kepulauan Inggris, Srilangka, Fauklands, Jepang, Tanah Hijau, Filipina, Taiwan, dan Tasmania. Di Indonesia, pulau tipe ini adalah Kepulauan Sunda Besar Sumatra, Jawa, dan Kalimantan dan Pulau Papua. Pulau Vulkanik Volcanic Islands, Pulau ini sepenuhnya terbentuk dari kegiatan gunungapi yang timbul secara perlahan-lahan dari dasar laut ke permukaan. Pulau tipe ini tidak pernah merupakan bagian dari daratan benua, dan terbentuk di sepanjang pertemuan lempeng-lempeng tektonik, dimana lempeng- lempeng tersebut saling menjauh atau bertumburan. Jenis batuan dari pulau tipe ini adalah basalt dan silika kadar rendah. Contoh pulau vulkanik yang terdapat di daerah pertemuan lempeng benua adalah Kepulauan Sunda Kecil Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores, Wetar, dan Timor. Ada pula pulau vulkanik yang membentuk untaian pulau-pulau dan titik gunungapi hot spots yang terdapat di bagian tengah lempeng benua continental plate. Contoh dari pulau tipe ini adalah Kepulauan Austral-Cook, Galapagos, Hawai, Marquesas, Aleutian, Antiles Kecil, Solomon, dan Tonga. Pulau Koral Timbul Raised Coral Islands, Pulau ini terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat ke atas permukaan laut karena adanya gerakan ke atas uplift dan gerakan ke bawah subsidence dari dasar laut karena proses geologi. 18 Pada saat dasar laut berada di dekat permukaan laut kurang dari 40 m, terumbu karang mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di dasar laut yang naik tersebut. Setelah berada di atas permukaan laut, terumbu karang akan mati dan menyisakan rumahnya dan membentuk pulau koral. Jika proses ini berlangsung terus, maka akan terbentuk pulau koral timbul. Pada umumnya, koral yang timbul ke permukaan laut berbentuk teras-teras seperti sawah di pegunungan. Proses ini dapat terjadi pada pulau-pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau koral timbul ini banyak ditemui di perairan timur Indonesia, seperti di Laut Seram, Sulu, Banda, Kepulauan Sangihe, Solor, Alor, Lembata, atau Adonara. Pulau Daratan Rendah Low Islands, Pulau dimana ketinggian daratannya dari muka laut tidak besar. Pulau tipe ini dapat berasal dari pulau-pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau-pulau dari tipe ini paling rawan terhadap bencana alam, seperti topan atau tsunami. Oleh karena pulau tipe ini relatif datar dan rendah, maka massa air dari bencana alam yang datang ke pulau akan masuk jauh ke tengah pulau. Contoh pulau daratan rendah adalah Kepulauan Seribu di utara Teluk Jakarta. Pulau Atol Atolls, Pulau Atol adalah pulau pulau koral yang berbentuk cincin. Pada umumnya pulau atol ini adalah pulau vulkanik yang ditumbuhi oleh terumbu karang membentuk terumbu tepi fringing reef kemudian berubah menjadi terumbu penghalang barrier reef dan akhirnya berubah menjadi pulau atol. Proses pembentukannya disebabkan oleh adanya gerakan ke bawah subsidence dari pulau vulkanik semula dan oleh pertumbuhan vertikal dari terumbu karang. Contoh pulau atol di Indonesia adalah Pulau-pulau Tukang Besi.

2.2 Ekosistem Laut