Kerangka Pemikiran Pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya berbasis geomorfologi di Indonesia

5 Menyediakan cara zonasi daerah perairan laut dengan batas menurut pilihan pengelompokan pulau kecil atau karakteristik biogeofisik untuk pengelolaan ekosistem daerah penangkapan ikan.

1.4 Hipotesis

Pulau kecil dan ekosistemnya merupakan suatu sistem yang kompleks dan saling terkait. Ekosistem-ekosistem ini berpengaruh pula pada perikanan pantai terutama sejauh perairan laut dangkal. Upaya untuk mendapatkan karakter biogeofisik pulau kecil dan ekosistemnya ini tidak dapat dilakukan secara parsial mengingat sifat antar ekosistem laut yang saling terkait. Pulau kecil yang berjumlah relatif banyak dapat dimanfaatkan dengan membatasi area pengelolaan ekosistem daerah penangkapan ikan melalui pengelompokan pulau. Pemanfaatan sumberdaya ikan yang bersifat akses terbuka Open Access Free EntryOAFE, yaitu melalui pengelompokan pulau kecil dapat dirubah menjadi akses terbatas License Access Limiting EntryLALE. Dalam hal ini, pengolahan citra penginderaan jauh satelit dapat memberikan pilihan yang optimal untuk identifikasi karakteristik biogeofisik pulau kecil dan ekosistemnya. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kerja yang digunakan adalah: 1 Proses geomorfologi pulau kecil dan ekosistemnya yang berbeda memiliki karakteristik spektral berbeda. 2 Terbentuknya pulau-pulau kecil melalui proses yang berbeda yang menjadi karakteristiknya 3 Ekosistem laut mempunyai nilai spektral yang spesifik sesuai karakteristik biogeofisiknya 4 Proses geomorfologi mempengaruhi pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Indonesia memiliki wilayah lautan 75 dan terdapat puluhan ribu pulau kecil. Pulau-pulau kecil ini memiliki bentuk beragam sebagai akibat adanya proses endogen seperti pergeseran lempeng tektonik dan aktivitas magmatik. Keragaman bentuk pulau-pulau kecil memiliki variasi sangat kompleks dan terkait dengan terbentuknya ekosistem laut di perairan laut dangkal sekitarnya. Lokasi pulau-pulau kecil sulit dijangkau dan distribusinya membentang di sekitar katulistiwa dari Sabang sampai Merauke. 9 Kondisi kepulauan Indonesia tersebut menimbulkan permasalahan dalam hal upaya menghimpun informasi karakteristik biogeofisik setiap pulau kecil. Kepentingan yang lebih utama adalah dalam hal pengelolaan pulau-pulau kecil karena jumlahnya banyak, sifatnya beragam, dan lokasinya berjauhan dan sulit dijangkau. Informasi karakteristik biogeofisik pulau-pulau kecil bagi negara kepulauan Indonesia adalah hal penting karena datanya menjadi dasar Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP- 3-K. Dalam Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tersurat bahwa Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil WP-3-K perlu dijaga kelestariannya dan perlu dikelola secara berkelanjutan. Dalam hal ini, upaya perolehan informasi karakteristik biogeofisik pulau-pulau kecil dan ekosistemnya adalah bagian dari WP-3-K. Kerangka pemikiran seperti diilustrasikan pada Gambar 3 menguraikan secara khusus empat permasalahan pokok pulau-pulau kecil terkait dengan cara perolehan informasi karakteristik biogeofisiknya menggunakan data penginderaan jauh satelit. Spesifikasi dan cara pengolahan data penginderaan jauh untuk pulau kecil dan ekosistemnya merupakan tahap awal kegiatan penelitian. Citra penginderaan jauh untuk model pulau-pulau kecil yang telah diolah digunakan sebagai salah satu data untuk mendapatkan informasi karakteristik biogeofisik pulau kecil dan ekosistemnya. Data lain yaitu Peta Geologi, Peta Rupabumi Indonesia, Peta Pelayaran, dan data survei lapangan juga digunakan untuk mengumpulkan informasi geomorfologis pulau kecil dan ekosistemnya. Agar dapat mewakili keragaman karakter pulau-pulau kecil di Indonesia, model pulau kecil dipilih untuk mewakili tiga tipe pulau dan tiga ekosistem laut utama yaitu mangrove, terumbu karang, dan lamun. Penelitian ini ditujukan untuk membangun pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya berbasis geomorfologi. Sebagai rangkaian penelitian, dibangun Klasifikasi tipe pulau kecil berbasis geomorfologi dan identifikasi ekosistem laut menurut tipe pulau. Rangkaian model ini dapat diaplikasikan secara langsung untuk menentukan zonasi daerah perairan laut dengan batas tertentu untuk pengelolaan perikanan. Pembatasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 Permasalahan mengenai peningkatan penggunaan citra satelit untuk pulau kecil dan ekosistemnya. 2 Permasalahan mengenai perolehan informasi biogeofisik secara efisien dan efektif 10 3 Permasalahan mengenai pengelompokan pulau kecil berdasarkan karakteristik biogeofisik. sarkan karakteristik biogeofisik. Gambar 3 Diagram alir kerangka pemikiran. Gambar 3 Diagram alir kerangka pemikiran. 1 Pengolahan data terseleksi 2 Klasifikasi tipe pulau kecil 3 Identifikasi ekosistem laut 4 Pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya Analisis 1 Pengumpulan data inderaja 2 Teknik pengolahan data inderaja 3 Geomorfologi pulau kecil 4 Geomorfologi ekosistem laut Pengelolaan pulau kecil dan ekosistemnya kurang sesuai Informasi karakteristik biogeofisik pulau kecil dan ekosistemnya sulit diperoleh Diperlukan data dan cara analisis pulau kecil dan ekosistemnya Permasalahan: 1 Teknik pengolahan citra satelit untuk pulau kecil dan ekosistemnya belum terseleksi 2 Klasifikasi tipe pulau tidak mencerminkan karakternya 3 Identifikasi pulau kecil dan ekosistemnya belum tepat 4 Belum ada pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya berbasis karakteristik biogeofisik Jumlah pulau kecil mencapai puluhan ribu Karakteristik biogeofisik pulau kecil beragam 11 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau Kecil 2.1.1 Definisi pulau kecil