Ekosistem laut Teknik Pengolahan Data Pulau Kecil dan Ekosistemnya .1 Pulau Kecil

Tabel 29 Pengolahan citra menurut tipe pulau dan ekosistem laut Tipe pulau ekosistem laut Fusi multispektral Penajaman spektral Penajaman spasial filtering Fusi multispasial Tektonik 234 dan 345 Autoclip Highpass sharpen 2 4328 dan 5438 Vulkanik 245 Autoclip, Levelslice, equalizer Lowpass: average 3x3 dan diagonal serta highpass sharpen 2 5428 Terumbu 257 dan 235 Autoclip Highpass sharpen 2 7528 dan 5328 Mangrove 453 Autoclip Highpass sharpen 2 4538 Terumbu karang 421 Autoclip Highpass sharpen 2 - Lamun 421 Autoclip Highpass sharpen 2 - Teknik pengolahan data berupa fusi multispektral, penajaman spektral, penajaman spasial, dan fusi multispasial untuk pulau kecil dan ekosistemnya disajikan pada Tabel 29. Teknik ini bermanfaat untuk tujuan analisis visual, seperti analisis karakteristik biogeofisik dengan pendekatan geomorfologi. Berdasarkan hasil tampilan citra komposit terseleksi diketahui bahwa citra Landsat lebih jelas dan tajam atau mempunyai kemampuan relatif tinggi dibandingkan dengan citra QuickBird. Peranan kanal 5 dan 7 dari citra Landsat berfungsi secara baik untuk tampilan morfologi pulau kecil. Hal ini menunjukkan bahwa resolusi spektral lebih berperan dalam menampilkan morfologi pulau kecil dibandingkan dengan resolusi spasial.

5.1.2 Ekosistem laut

Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh di atas permukaan air. Di daerah penelitian, mangrove dijumpai di pulau kecil tipe tektonik dan vulkanik. Mangrove diidentifikasi dari warna yang spesifik dan lokasinya di pesisir. Fusi multispektral terseleksi dari citra Landsat adalah 345, dan citra komposit terseleksi untuk mangrove adalah RGB 453. Dari citra komposit RGB 453 mangrove berwarna merah bata, sedangkan dari RGB 543 berwarna hijau. RGB 453 dipilih karena tampilan warna merah lebih tegas untuk membedakan dengan vegetasi lain. Fusi multispasial sesuai untuk mempertajam obyek mangrove karena permukaannya sebagian besar berada di atas permukaan air laut. Penajaman yang sesuai adalah autoclip highpass sharpen 2. Teknik pengolahan 143 data untuk menampilkan mangrove ditunjukkan pada Gambar 48. Mangrove kemungkinan dapat dijumpai di pulau kecil tipe deltaaluvial, karena pulaunya tersusun oleh materi berlumpur atau berpasir hasil pengendapan proses fluvial. Terumbu karang dan lamun seluruh bagiannya berada di bawah permukaan air. Karakteristik ini berpengaruh pada pilihan kanal yang digunakan untuk membangun citra komposit. Terumbu karang diidentifikasi secara visual dan digital, sedangkan bentuklahan terumbu secara visual, tetapi sasaran obyeknya sama. Hasil perhitungan OIF tertinggi untuk terumbu karang dan lamun adalah kombinasi kanal 124 Tabel 20 dan sesuai ditampilkan dengan citra RGB 421. Kanal 1 dan 2 memiliki pantulan tertinggi untuk obyek-obyek di air. Penajaman yang sesuai adalah autoclip, highpass sharpen 2. Fusi multispasial akan menggaburkan obyek-obyek di bawah permukaan air, artinya terumbu karang dan lamun memerlukan kanal dengan panjang gelombang lebih spesifik. Selain itu, gradasi perbedaan antar obyek-obyek terumbu karang dan lamun relatif lebih kecil dan pola obyek kurang tegas dibandingkan dengan obyek-obyek di daratan, misalnya permukiman. Teknik pengolahan data penginderaan jauh untuk terumbu karang dan lamun ditunjukkan pada Gambar 49 dan 50. Komposit RGB 435 Penajaman: Autoclip, highpass sharpen 2 Fusi multispasial Warna merah bata, di pesisir? Identifikasi karakteristik biogeofisik Mangrove Tidak non-mangrove Ya Landsat citra sejenis Gambar 48 Teknik pengolahan data ekosistem mangrove. 144 Perbedaan karakteristik biogeofisik tipe pulau kecil memberikan perbedaan ketajaman tampilan terumbu karang pada citra. Pulau kecil tipe vulkanik dan tipe terumbu lebih tajam dibandingkan dengan pulau kecil tipe tektonik karena struktur batuannya lebih miskin akan sedimen halus. Di daerah penelitian, terumbu karang dijumpai di ketiga tipe pulau kecil, sedangkan lamun dijumpai di pulau kecil tipe tektonik dan vulkanik. Berdasarkan karakteristik fisik, terumbu karang kemungkinan dapat dijumpai di pulau-pulau kecil tipe stack, monadnock, hummock , dan atol karena pantainya berbatu dengan proses sedimentasi relatif rendah. Lamun diperkirakan dapat dijumpai di semua tipe pulau kecil jika ada bagian pulau yang terlindung dan terjadi proses fluvial atau marin yang membentuk substrat berlumpur. Aplikasi algoritma pada Gambar 45 sampai 50 bersifat umum dan merupakan tahap awal prosedur interpretasi, sehingga perlu memperhatikan karakteristik biogeofisik umum setiap tipe pulau kecil dan ekosistem laut seperti diuraiakan di atas. Anomali morfologi pulau kecil adalah salah satu contoh yang perlu dicermati. Komposit RGB 421 Penajaman: Autoclip, highpass sharpen 2 Warna biru terang kehijauan? Identifikasi karakteristik biogeofisik Tidak non-terumbu karang Ya Terumbu karang Landsat citra sejenis Gambar 49 Teknik pengolahan data ekosistem terumbu karang. 145 Komposit RGB 421 Penajaman: Autoclip, highpass sharpen 2 Daerah terlindung, warna kecoklatan Landsat Identifikasi karakteristik biogeofisik Lamun Ya Tidak Bukan lamun citra sejenis Gambar 50 Teknik pengolahan data ekosistem lamun.

5.2 Desain Klasifikasi Tipe Pulau Kecil