Pengelompokan pulau kecil berdasarkan tektonogenesis

analisis spasial. Fungsi-fungsi ini menggunakan atribut-atribut spasial dan non- spasial dalam database untuk menjadi pernyataan-pernyataan tentang dunia nyata.

2.5.2 Pengelompokan pulau kecil berdasarkan tektonogenesis

Atlas Pengelompokan Pulau Kecil Berdasarkan Tektonogenesis untuk Perencanaan Tata Ruang Darat, Laut, dan Dirgantara Nasional dibuat berdasarkan genesis dan kedudukan terhadap tataan tektonik regional pulau-pulau dan gugusan pulau di Indonesia saat ini PSG, 2006. Pengelompokan ini membagi menjadi empat yaitu: 1 Kelompok pulau yang terbentuk di luar busur magmatik, disebut kelompok pulau busur muka, 2 Kelompok pulau yang terbentuk pada busur magmatk, disebut kelompok pulau busur magmatik, 3 Kelompok pulau yang terbentuk pada paparan benua dan busur belakang, disebut kelompok pulau paparan benua dan busur belakang, 4 Kelompok pulau yang terbentuk sebagai benua renik, disebut kelompok pulau benua renik Gambar 6. Tektonogenesis digunakan sebagai dasar pengelompokan karena konsep tektonik lempeng terbukti memiliki kelebihan dan jauh lebih lengkap dibandingkan dengan teori–teori yang telah dikenal sebelumnya. Dasar pemikiran teori tektonik lempeng adalah bahwa bumi ini dianggap sebagai suatu benda yang dinamis yang sedang mengalami pendinginan secara konvektif dan di permukaan tampak gerakan-gerakan mendatar dengan kecepatan berkisar antara 1 hingga 13 cm per tahun. Tektonogenesis memberikan ciri khas bagi pulau kecil atau gugusan pulau yang memperlihatkan adanya keteraturan berdasarkan sifat-sifat geologinya. Tataan geologi wilayah Indonesia yang dikenal rumit, terjadi sebagai akibat interaksi 3 lempeng utama dunia, yaitu lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, lempeng Samudera Hindia-Benua Australia Indo-Australia yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun. Pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya berbasis geomorfologi adalah cara pengelompokan lebih rinci dan lebih detail dibandingkan cara yang berbasis tektonogenesis. Teknik pengolahan citra penginderaan jauh satelit dikaji sebagai 47 salah satu data untuk mengenali karakteristik pulau kecil dan ekosistemnya. Pengelompokan pulau kecil dan ekosistemnya ini dibangun untuk pengelolaan daerah penangkapan ikan dengan mengkaji kondisi perikanan pantai. 48 Gambar 5 Pengelompokan pulau kecil berdasarkan tektonogenesis. Sumber: Pusat Survei Geologi Bandung 2006. 49 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian