Kota Batam Kabupaten Sikka

3.1.1 Kota Batam

KotaKabupaten Batam, Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0°55’ – 1°55’ Lintang Utara dan 103°45’ – 104°10’ Bujur Timur dengan pusat kota pada 1°07’ Lintang Utara dan 104°07’ Bujur Timur Gambar 6. Luas wilayah administrasi Kota Batam adalah 96.900 Ha. G Gambar 6 Citra KotaKabupaten Batam, Landsat RGB 543. 50 Secara administratif Kota Batam berbatasan langsung dengan Kabupaten Kepulauan Riau dan Kabupaten Karimun, yaitu: Sebelah Utara : Selat Singapura Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Utara dan Kecamatan Bintan Selatan, Kabupaten Kepulauan Riau Sebelah Selatan : Kecamatan Senayang, Kabupaten Kepulauan Riau Sebelah Barat : Kecamatan Moro dan Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun Kota Batam berada di Laut Cina Selatan dan secara geografis mempunyai posisi yang strategis karena berada pada jalur pelayaran internasional dan berjarak 12,5 mil laut dengan negara Singapura. Jumlah pulau yang bernama adalah 329 buah dan beberapa pulau belum diberi nama Lampiran 1. Pulau Nipa sebagai pulau terluar yang terancam lenyap oleh penggalian pasir dapat menimbulkan kekhawatiran menyangkut batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Luas pulau-pulau di Kota Batam adalah 100.453 Ha, luas perairan 144.619 Ha, dan luas total wilayahnya adalah 245.073 Ha. Artinya bahwa persentase luas perairan wilayah Kota Batam adalah sekitar 59. Sementara itu, panjang garis pantainya adalah 1.715 km. Menurut atlas pengelompokan pulau kecil berdasarkan tektonogenesis untuk perencanaan tata ruang darat, laut, dan dirgantara nasional; Kota Batam termasuk dalam kelompok paparan benua dan busur belakang.

3.1.2 Kabupaten Sikka

Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur berada di antara 8º05’ – 8º40’ Lintang Selatan dan 121º39’ – 122º39’ Bujur Timur. Daerah administrasi Kabupaten Sikka terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu daerah administrasi yang berada di pulau besar Flores dan daerah administrasi di pulau-pulau kecil Gambar 7. Kabupaten ini merupakan bagian timur sistem Gunungapi Sunda. Aktivitas vulkanis masih berlangsung intensif pada sistem ini. Aktivitas tersebut menghasilkan deretan pulau besar dan kecil yang banyak di antaranya merupakan pulau vulkanik Bemmelen, 1970. Menurut atlas pengelompokan pulau kecil berdasarkan tektonogenesis untuk perencanaan tata ruang darat, laut, dan dirgantara nasional; Kabupaten Sikka termasuk kelompok busur magmatik. Pulau-pulau kecil yang tercakup dalam kabupaten ini di antaranya adalah Pulau-pulau Besar, Pangabatang, Dambila, Babi, Pomana-besar, Pomana-kecil, 51 Sukun, Parumaan, Kondo, dan Palue. Di antara pulau-pulau kecil tersebut, pulau yang didiami adalah Pulau Palue 374,31 Ha, Pulau Parumaan 64,71 Ha, Pulau Pomana-Besar 50,9 Ha, dan Pulau Sukun 30,77 Ha. Pulau Babi 88,37 Ha tidak didiami lagi sejak dilanda bencana tsunami tahun 1992, dan kini penduduknya tinggal di Nangahale, Pulau Flores. Meskipun sebagian dari nelayan yang berasal dari Pulau Babi masih tetap mencari ikan dan hasil laut lain di perairan sekitar Pulau Babi Lampiran 2. Berdasarkan perhitungan dari citra Landsat, luas daratan Kabupaten Sikka adalah 285.622,894 Ha yang meliputi luas pulau kecil 28.407,475 Ha 9,9 dan luas wilayah di Pulau Flores adalah 257.215,419 Ha 90,1 . Luas lautan adalah 471.569,969 Ha yang diukur dengan batas 4 mil dari garis pantai pulau- pulau terluar. Dengan kata lain, wilayah lautan dua kali lebih luas dibandingkan luas daratannya. Panjang garis pantai di Kabupaten Sikka adalah 444.506,777 meter yang meliputi pantai di Pulau Flores bagian Utara adalah 205.659,01 meter 46,27, di Pulau Flores bagian Selatan adalah 156.872,168 meter 35,29, dan di pulau-pulau kecil Pulau-pulau Besar, Pangabatang, Dambila, Babi, Pomana-besar, Pomana-kecil, Sukun, Parumaan, Kondo, dan Palue adalah 81.975,599 meter 18,44.

3.1.3 Kabupaten Sitaro