96 Hasil analisis terhadap rumusan formula linear goal programming untuk
optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung menggunakan program LINDO disajikan pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil tersebut, alokasi
optimal keempat unit penangkapan ikan yang mengoptimalkan tujuh sasaran pengelolaan perikanan tangkap tersebut didapatkan alokasi sero sekitar 397,519989
unit ~ 398 unit, jaring insang hanyut JIH sekitar 128,490082 unit ~ 129 unit, payang sekitar 43,963909 unit ~ 44 unit, dan bagan perahu sekitar 321,296570
unit. ~ 322 unit. Sedangkan total deviasi Z dapat diminimumkan sehingga menjadi 2494,820. Total deviasi ini merupakan penjumlahan dari deviasi fungsi
kendala ke-1 sampai ke-7. Bila mengacu kepada hal ini, maka total deviasi tersebut hanya merupakan kontribusi DB2 yang bernilai 2494,820, karena DA1, DA3, DA4,
DA5, DA6, dan DA7 masing-masing bernilai 0 nol Hendriwan, 2008.
4.5 Model Interaksi
Stakeholders dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap 4.5.1 Interaksi
stakeholders dalam penanganan konflik
Analisis interaksi ini dilakukan dalam rangka menyusun model interaksi stakeholders terkait dengan penanganan konflik pengelolaan perikanan tangkap
sehingga konflik yang ada dapat diminimalisir. Analisis ini dilakukan menggunakan SEM, dimana pengaruh setiap stakeholders dalam interaksi secara kompleks
dianalisis sehingga dapat diketahui sifat pengaruh tersebut dan signifikansinya. Konstruk utama dalam analisis harus berkaitan dengan konflik dan berkaitan dengan
stakeholders. Mengacu kepada rancangan path diagram yang dikembangkan, konstruk yang berkaitan dengan konflik disebut konstruk Penyebab Konflik PK
dan konstruk yang berkaitan dengan stakeholders disebut konstruk Keterkaitan Stakeholders dengan Konflik KSdK. Hasil kajian teoritis model teroritis dan
survei lapangan menunjukkan bahwa setiap konstruk tersebut dapat dipengaruhi oleh tujuh dimensi konstruk dalam interaksinya.
Dimensi konstruk terpilih yang berinteraksi dengan konstruk Penyebab Konflik PK adalah pemindahan PPI X1, relokasi perumahan X2, perselisihan
tambat labuh dan harga jual X3, penggunaan bom ikan X4, pungutan ilegal di laut X5, perebutan fishing ground X6, dan perebutan kendali pengelolaan
PPITPI X7. Sedangkan dimensi konstruk terpilih yang berinteraksi dengan
97 konstruk Keterkaitan Stakeholders dengan Konflik KSdK adalah nelayan Y1,
pengolahpedagang Y2, Pengelola PPI Lempasing Y3, PEMDA Y4, petugas keamanan laut Y5, konsumenmasyarakat Y6, dan investorpengusaha Y7.
Model interaksi stakeholders dalam kaitan dengan konflik perikanan tangkap di lokasi dapat dirumuskan seperti Gambar 12.
Pemindahan PPI X1 dijadikan salah satu dimensi konstruk untuk konstruk Penyebab Konflik PK karena selama ini telah menyebabkan korban jiwa 10 – 15
orang, luka-luka sekitar 215 orang dari pihak nelayanpengolah dan kerusakan harta benda ratusan juta rupiah. Secara teori, pemindahan PPI yang masih aktif dapat
menimbulkan keresahan dan konflik antar stakeholders di kawasan perikanan tangkap. Namun sifat pengaruh dan signifikansinya tetap dianalisis lanjut. Relokasi
perumahan X2 dijadikan dimensi konstruk untuk konstruk Penyebab Konflik PK karena menjadi penyebab penyakit malaria, anak-anak terbengkalai bersekolah, dan
kerugian material ratusan juta rupiah.
98 Gambar 12
Rumusan model interaksi stakeholders yang efisien dalam penanganan konflik perikanan tangkap path diagram dengan format
AMOS
Perselisihan tambat labuh dan harga jual X3 dijadikan salah satu dimensi konstruk untuk konstruk Penyebab Konflik PK karena hal ini dapat menyebabkan
perkelahiran yang cenderung massal sudah 5 kasus, keuntungan berkurang akibat harga jual yang anjlok, dan lain-lain. Penggunaan bom ikan X4 dijadikan dimensi
99 konstruk untuk konstruk Penyebab Konflik PK karena dapat merusak terumbu
karang dan sumberdaya ikan. Beberapa kasus yang terjadi ada yang menelan korban jiwa dan menimbulkan cacat yang permanen. Pungutan ilegal di laut X5,
perebutan fishing ground X6, dan perebutan kendali pengelolaan PPITPI X7 juag menjadi dimensi konstruk untuk konstruk Penyebab Konflik PK juga karena
dampaknya yang dapat menggangu kegiatan perikanan tangkap yang ada. Hasil survei lapang menunjukkan pungutan ilegal di laut telah menyebabkan kekerasan
fisik bagai nelayan, perebutan fishing ground menyebabkan disharmonisasi hubungan nelayan tradisional dengan nelayan pendatang, dan perebutan kendali
pengelolaan PPITPI Pemerintah Kota dengan Pemerintah Propinsi telah menyebabakan nelayan, pengolah, dan pedagang sebagai korban. Pemilihan jenis
konflik dengan pengaruh nyata ini penting supaya terjadi efisiensi dalam penanganan konflik pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung.
Dalam kaitan dengan konstruk keterkaitan stakeholders dengan konflik KSdK dipilih nelayan Y1, pengolahpedagang Y2, Pengelola PPI Lempasing
Y3, PEMDA Y4, petugas keamanan laut Y5, konsumenmasyarakat Y6, dan investorpengusaha Y7 sebagai dimensi konstruk karena berdasarkan hasil survei
lapang ketujuh stakeholders tersebut merupakan pihak-pihak yang berkonflik di kawasan. Disamping itu, secara teoritis, stekeholders tersebut memang mempunyai
kaitan dengan kegiatan perikanan tangkap termasuk konfliknya. Gambar 13 memperlihatkan hasil analisis SEM terkait interaksi stakeholders dengan
penanganan konflik perikanan tangkap.
100 Gambar 13 Hasil analisis SEM terkait interaksi stakeholders yang efisien dalam
penanganan konflik perikanan tangkap
PK
101 Berdasarkan hasil analisis SEM Gambar 4.5, koefisien pengaruh dimensi
konstruk pemindahan PPI X1, relokasi perumahan X2, perselisihan tambat labuh dan harga jual X3, penggunaan bom ikan X4, pungutan ilegal di laut X5,
perebutan fishing ground X6, dan perebutan kendali pengelolaan PPITPI X7 dalam interaksinya dengan konstruk Penyebab Konflik PK berturut-turut adalah
1,000; 0,084; 0,059; 0,037; 0,068; 0,051; dan 0,063. Sedangkan koefisien pengaruh konstruk Keterikatan Stakeholders dengan Konflik KSdK dalam interaksinya
dengan konstruk Penyebab Konflik PK adalah 0,065. Dari delapan interaksi tersebut, interaksi konstruk Penyebab Konflik PK dengan dimensi konstruk
pemindahan PPI X1, penggunaan bom ikan X4, pungutan ilegal di laut X5, perebutan fishing ground X6, perebutan kendali pengelolaan PPITPI X7, dan
konstruk Keterikatan Stakeholders dengan Konflik KSdK mempunyai significance of probability di bawah 0,05. Secara detail, nilai significance of probability
konstrukdimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk Penyebab Konflik PK ditunjukkan oleh Tabel 20.
102 Tabel 20
Koefisien pengaruh dan significance of probability konstrukdimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk Penyebab Konflik PK
Konstruk Konstruk Dimensi
Konstruk Koefisien
Pengaruh P
Pengaruh
Penyebab Konflik PK
X1 pemindahan PPI
1,000 0,000
Signifikan
X2 relokasi perumahan
0,084 0,121
Tidak Signifikan
X3 perselisihan tambat labuh
dan harga jual
0,059 0,078
Tidak Signifikan
X4 penggunaan bom ikan
0,037 0,034
Signifikan
X5 pungutan ilegal di laut
0,068 0,013
Signifikan
X6 perebutan fishing ground
0,051 0,017
Signifikan
X7 perebutan kendali
pengelolaan PPITPI
0,063 0,006
Signifikan
KSdK Keterkaitan Stakeholders
dengan Konflik
0,065 0,012
Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability
Untuk konstruk Keterikatan Stakeholders dengan Konflik KSdK, koefisien pengaruh dimensi konstruk yang berinteraksi menunjukkan nelayan Y1 0,015,
pengolahpedagang Y2 -0,28, Pengelola PPI Lempasing Y3 0,018, PEMDA Y4 0,069, petugas keamanan laut Y5 1,000, dan investorpengusaha Y7 0,02. Dari
tujuh interaksi tersebut, interaksi konstruk Keterikatan Stakeholders dengan dimensi konstruk pengolahpedagang Y2 dan dimensi konstruk konsumenmasyarakat Y6
mempunyai significance of probability di atas 0,05 Tabel 21.
103 Tabel 21
Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk Keterkaitan Stakeholders dengan
Konflik KSdK
Konstruk Dimensi Konstruk
Koefisien Pengaruh
P Pengaruh
Keterkaitan Stakeholders
dengan Konflik
KSdK
Y1 nelayan
0,015 0,023
Signifikan
Y2 pengolahpedagang
-0,028 0,405
Tidak Signifikan
Y3 Pengelola PPI Lempasing
0,018 0,007
Signifikan
Y4 PEMDA
0,069 0,004
Signifikan
Y5 petugas keamanan laut
1,000 0,042
Signifikan
Y6 konsumenmasyarakat
-0,055 0,103
Tidak Signifikan
Y7 investorpengusaha
0,020 0,018
Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability;
4.5.2 Interaksi stakeholders dalam pelaksanaan strategi pengelolaan
perikanan tangkap
Analisis interaksi ini dilakukan dalam rangka menyusun model interaksi stakeholders dalam pelaksanaan strategi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk
Lampung. Jenis strategi yang diterapkan sangat tergantung pada kepentingan stakeholders terkait di Teluk Lampung. Hasil analisis ini berupa jenis strategi yang
tepat untuk interaksi suatu stakeholders khususnya yang mempunyai pengaruh signifikan sehingga interaksi tersebut lebih efisien terutama menyangkut penanganan
konflik. Dalam kaitan ini, maka konstruk utama analisis interaksi ini merupakan stakeholders dengan pengaruh signifikan dalam interaksinya di PPI Lempasing
Teluk Lampung. Berdasarkan hasil analisis Bagian 4.5.1, ada lima stakeholders dengan
pengaruh signifikan significancy of probability dalam interaksinya yaitu nelayan Y1, Pengelola PPI Lempasing Y3, PEMDA Y4, petugas keamanan laut Y5,
dan investorpengusaha Y7. Disamping berinteraksi secara internal, setiap stakeholders juga berinteraksi secara eksternal dengan stakeholders lainnya. Untuk
104 maksud ini, maka dalam analisis juga dikenal konstruk Kontribusi Stakeholders
dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap KSdPPT. Dimensi konstruk berupa strategi pengelolaan perikanan tangkap yang
dirumuskan dengan mempertimbangkan jenis konflik perikanan tangkap dan penyelesaiannya yang ada dalam pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung
Bagian 4.2.3 dan Bagian 4.3. Berikut ini disajikan interaksi konflik yang ada dan rumusan diperlukan strategi :
a Konflik pemindahan PPI dan relokasi perumahan termasuk konflik yang sudah terselesaikan, namun tidak tertutup kemungkinan muncul kembali bila
aktivitas perikanan tangkap semain padat dan perumahan semakin sulit di sekitar PPI. Kondisi ini bisa terjadi bila unit penangkapan ikan yang menjadi
penggerak utama dan penarik minat orang beraktivitas pada bidang perikanan tangkap di lokasi tidak diatur. Dalam kaitan dengan sumberdaya
ikan SDI, unit penangkapan ikan yang berlebihan dapat menganggu kelestarian SDI, dan secara sosial menimbulkan banyak konflik termasuk
dapat memicu konflik perebutan fishing ground dan penggunaan tambat labuh, meskipun beberapa konflik tersebut ada yang belum signifikannya
pengaruhnya saat ini. Oleh karena itu, maka opsi pertama strategi penanganan konflik yang ditawarkan untuk pengelolaan yang lebih baik
adalah ”Pengaturan jenis dan jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi X11, X21, X31, X41, dan X51”.
b Konflik perebutan kendali PPITPI merupakan konflik yang sudah terselesaikan, namun tidak tertutup kemungkinan untuk muncul kembali bila
pucuk pimpinan di kota dan propinsi berganti dan mempunyai pemahanan yang berbeda pengelolaan PPITPI saat ini. Bila konflik ini muncul kembali,
maka tentu nelayan dan pelaku perikanan tangkap lainnya di lokasi akan menjadi korban, dan berdasarkan analisis sebelumnya pengaruh tersebut
sangat signifikan dan serius P0,05. Terkait dengan ini, maka penanganan konflik opsi kedua, yaitu ”Pembakuan batas kewenangan Pemerintah
Propinsi dengan Pemerintah Kota di PPI Lempasing X12, X22, X32, X42, dan X52”. Strategi ini dapat diaplikasikan dalam bentuk penerbitan
105 peraturan yang lebih tinggi dan permanen terkait pembagian kewenangan
pengelolaan asset perikanan tangkap daerah termasuk PPITPI, tidak sekedar berupa MoU seperti saat ini.
c Konflik perebutan fishing ground merupakan konflik yang belum terselasaikan sampai saat ini, dan pengaruhnya juga sangat signifikan di
lokasi P0,05. Konflik ini telah menimbulkan permusuhan di kalangan nelayan, terutama antara nelayan tradisional dengan nelayan besar. Konflik
ini sangat berbahaya terutama karena lokasinya yang jauh dari keramaian di perairan. Terkait dengan ini, maka dirasakan perlu untuk mengembangkan
penanganan konflik opsi ketiga, yaitu ” Pengaturan fishing ground bagi setiap jenis unit penangkapan ikan yang beroperasi X13, X23, X33, X43,
dan X53. d Konflik penggunanan bom ikan dan konflik pungutan illegal di laut
merupakan konflik yang terjadi akibat lemahnya penegakan hukum di lokasi. Kedua konflik tersebut belum terselesaikan hingga saat ini, meskipun
diantaranya ada yang sudah berkali-kali coba diselesaikan. Kedua konflik ini tidak boleh dibiarkan berlanjut karena mempunyai pengaruh yang serius dan
signifikan P0,05 dalam pengelolaan perikanan tangkap di lokasi. Terkait dengan ini, maka dirasakan perlu ditawarkan penanganan konflik opsi
keempat, yaitu ”Tindakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang terjadi X14, X24, X34, X44, dan X54”. Strategi ini juga dapat membantu
mengamankan hasil penyelesaian konflik lainnya yang ada di lokasi. Namun bila dikaitkan dengan peran apa yang bisa dilakukan oleh setiap
stakeholders, maka keempat strategi tersebut berpeluang untuk mengeliminir konflik manapun sesuai pola peran dan interaksi pengelolaan yang bisa dilakukan oleh
setiap stakeholders. Terkait dengan ini, maka diperlukan model yang mengakomodir interaksi stakeholders dalam pelaksanaan strategi pengelolaan
tersebut di Teluk Lampung. Gambar 14 menyajikan rumusan model tersebut, dan Gambar 15. memperlihatkan hasil analisis SEM terkait interaksi stakeholders dalam
pelaksanaan strategi pengelolaan kegiatan perikanan tangkap di PPI Lempasing.
106 Gambar 14 Rumusan model interaksi stakeholders dalam pelaksanaan strategi
pengelolaan kegiatan perikanan tangkap path diagram dengan format AMOS
107 Gambar 15
Hasil analisis SEM terkait interaksi stakeholders dalam pelaksanaan strategi pengelolaan kegiatan perikanan tangkap
108 Pada Gambar 15 terlihat bahwa, koefisien pengaruh dimensi konstruk
strategi 1 X11, strategi 2 X12, strategi 3 X13, dan strategi 4 X14 dalam interaksinya dengan konstruk Nelayan Y1 berturut-turut adalah 0,069; 0,102;
0,093; dan 1,000. Dari empat interaksi tersebut, hanya interaksi konstruk Nelayan Y1 dengan dimensi konstruk strategi 2 X12 yang tidak mempunyai significance
of probability di bawah 0,05 Tabel 22.
Tabel 22 Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk
yang berinteraksi dengan konstruk nelayan Y1
Konstruk Dimensi Konstruk
Koefisien Pengaruh
P
Pengaruh
Nelayan Y1 X11 Opsi Strategi 1
0,069 0,005
Signifikan X12 Opsi Strategi 2
0,102 0,064
Tidak Signifikan
X13 Opsi Strategi 3 0,093
0,000 Signifikan
X14 Opsi Strategi 4 1,000
0,037 Signifikan
Keterangan : p = nilai significance of probability
Koefisien pengaruh dimensi konstruk strategi 1 X21, strategi 2 X22, strategi 3 X23, strategi 4 X24 dalam interaksinya dengan konstruk Pengelola PPI
Lempasing Y3 berturut-turut adalah 0,117; 0,11; 0,103; dan 1,000. Dari empat interaksi tersebut, interaksi konstruk Pengelola PPI Lempasing Y30 dengan
Nelayan Y1 dengan dimensi konstruk strategi 1 X21, strategi 2 X22, dan strategi 4 X24 mempunyai significance of probability di bawah 0,05 Tabel 23.
109 Tabel 23
Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk Pengelola PPI Lempasing Y3
Konstruk Dimensi Konstruk
Koefisien Pengaruh
P Pengaruh
Pengelola PPI Lempasing
Y3 X21 Opsi Strategi 1
0,117 0,001
Signifikan X22 Opsi Strategi 2
0,110 0,012
Signifikan X23 Opsi Strategi 3
0,103 0,237
Tidak Signifikan
X24 Opsi Strategi 4 1,000
0,044 Signifikan
Keterangan : p = nilai significance of probability Dalam kaitan dengan interaksi konstruk PEMDA Y4 terhadap empat
dimensi konstruk yang dianalisis, koefisien pengaruhnya terhadap dimensi konstruk strategi 1 X31, strategi 2 X32, strategi 3 X33, dan strategi 4 X34 berturut-
turut adalah 0,117; 0,099; 0,084; dan 1,000. Semua interaksi tersebut mempunyai significance of probability di bawah 0,05. Hasil analisis SEM terhadap significance
of probability dari keempat interaksi tersebut beserta sifat pengaruhnya ditunjukkan oleh Tabel 24.
Tabel 24 Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk
yang berinteraksi dengan konstruk PEMDA Y4
Konstruk Dimensi Konstruk
Indikator Koefisien
Pengaruh P
Pengaruh
PEMDA Y4 X31 Opsi Strategi 1
0,117 0,017
Signifikan X32 Opsi Strategi 2
0,099 0,006
Signifikan X33 Opsi Strategi 3
0,084 0,045
Signifikan X34 Opsi Strategi 4
1,000 0,000
Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability
Koefisien pengaruh dimensi konstruk strategi 1 X41, strategi 2 X42, strategi 3 X43, dan strategi 4 X44 dalam interaksinya dengan konstruk Petugas
Keamanan Laut Y5 berturut-turut adalah 0,097; 0,069; 0,117; dan 1,000. Dalam interaksi ini, ada dua interaksi yang mempunyai significance of probability di bawah
110 0,05, yaitu interaksi konstruk Petugas Keamanan Laut Y5 dengan strategi 3 X43
dan strategi 4 X44 Tabel 25. Hasil analisis significance of probability ini memberi indikasi tidak begitu berpengaruhnya Petugas Keamanan Laut Y5
dibanding lima stakeholders lainnya yang terpilih dalam pelaksanaan strategi yang ditetapkan.
Tabel 25 Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk
yang berinteraksi dengan konstruk petugas keamanan laut Y5
Konstruk Dimensi Konstruk
Indikator Koefisien
Pengaruh P
Pengaruh
Petugas keamanan laut
Y5 X41 Opsi Strategi 1
0,097 0,169
Tidak Signifikan
X42 Opsi Strategi 2 0,069
0,076 Tidak
Signifikan X43 Opsi Strategi 3
0,117 0,001
Signifikan X44 Opsi Strategi 4
1,000 0,026
Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability
Untuk interaksi konstruk InvestorPengusaha Y7 terhadap empat dimensi konstruk yang dianalisis, koefisien pengaruhnya terhadap dimensi konstruk strategi
1 X51, strategi 2 X52, strategi 3 X53, dan strategi 4 X54 berturut-turut adalah 0,063; 0,106; 0,123; dan 1,000. Nilai significancy of probability interaksi konstruk
InvestorPengusaha Y7 dengan dimensi konstruk strategi 1 X51, strategi 2 X52, dan strategi 4 X54 di bawah 0,05, sedangkan dengan dimensi konstruk strategi 3
X53 di tas 0,05 Tabel 26. Tabel 26
Koefisien pengaruh dan significance of probability dimensi konstruk yang berinteraksi dengan konstruk investorpengusaha Y7
Konstruk Dimensi Konstruk
Indikator Koefisien
Pengaruh P
Pengaruh
Investorpengusaha Y7
X51 Opsi Strategi 1 0,063
0,048 Signifikan
X52 Opsi Strategi 2 0,106
0,031 Signifikan
X53 Opsi Strategi 3 0,123
0,201 Tidak
Signifikan X54 Opsi Strategi 4
1,000 0,011
Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability
111 Sedangkan untuk interaksi antar konstruk, koefisien pengaruh konstruk
Nelayan Y1, Pengelola PPI Lempasing Y3, PEMDA Y4, Petugas Kemanan Laut Y5, dan InvestorPengusaha dalam interaksinya dengan konstruk Kontribusi
Stakeholders dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap KSdPPT berturut-turut 0,07; 0,07; 0,082; 0,07; dan 0,067. Dari lima interaksi tersebut, hanya interaksi KSdPPT
dengan Petugas Keamanan Laut Y5 yang mempunyai p 0,05 Tabel 27. Tabel 27
Koefisien pengaruh dan significance of probability konstruk stakeholders yang berinteraksi dengan konstruk KSdPPT
Konstruk Konstruk
Koefisien Pengaruh
P Pengaruh
Kontribusi Stakeholders
dalam Pengelolaan
Perikanan Tangkap
KSdPPT Y1 nelayan
0,07 0,000
Signifikan Y3 pengelola PPI
Lempasing 0,07
0,023 Signifikan
Y4 PEMDA 0,082
0,002 Signifikan
Y5 petugas keamanan laut
0,07 0,127
Tidak Signifikan
Y7 investor pengusaha 0,067
0,009 Signifikan
Keterangan : p = nilai significance of probability
Bila nilai koefisien pengaruh dan significance of probability dari setiap interaksi yang ada diperbandingkan, maka setiap interaksi mempunyai nilai
koefisien pengaruh dan significance of probability yang berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa setiap interaksi mempunyai pola dan dampak tersendiri
dalam rangkah implemntasi strategi pengelolaan kegiatan perikanan tangkap yang ditawarkan.
4.6 Urutan Prioritas Opsi Strategi Penanganan Konflik Perikanan Tangkap