Optimalisasi Armada Penangkapan Ikan Teluk Lampung

94

4.4 Optimalisasi Armada Penangkapan Ikan Teluk Lampung

Sumber daya ikan potensi Teluk Lampung adalah lemuru, kembung, teri, tongkol dan tenggiri ikan kembung, tongkol dan tenggiri. Ikan-ikan ini umumnya ditangkap dengan alat penangkapan ikan jenis sero, jaring insang hanyut JIH, payang, dan bagan perahu. Sementara itu, strategi yang perlu dilakukan dalam mewujudkan pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung yang efektif ada 10 buah. Lima di antaranya dapat dipecahkan dengan menentukan alokasi optimum komposisi unit penangkapan ikan dengan mempertimbangkan kendala yang ada. Dari aspek faktor input, maka optimalisasi perikaan tangkap dapat dilakukan dengan memperhatikan kendala input dan fungsi produksi : 1 mengoptimalkan produksi perikanan sesuai dengan potensi lestari sumberdaya ikan MSY, yaitu 20.000 ton per tahun 2 mengoptimalkan tenaga kerja perikanan tangkap yang tersedia, yaitu 8.500 orang 3 mengoptimalkan penggunaan BBM dari suplai yang tersedia, yaitu 30.000 liter per hari. 4 mengoptimalkan penggunaan es dari kapasitas yang tersedia, yaitu 9.000 balok per hari. 5 mengoptimalkan penggunaan air tawar dari kapasitas instalasi PDAM yang tersedia yaitu 23.000 liter per hari. 6 mengoptimalkan pemanfaatan luasan perairan yang layak untuk kegiatan penangkapan ikan, yaitu 6.413,72 mil 2 Hasil perumusan formula linear goal programming dari kegiatan optimalisasi untuk pencapaian keenam sasaran pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung, yaitu : Fungsi Tujuan : Z = min DA1 + DB2 + DA3 + DA4 + DA5 + DA6 + DA7 . 95 Fungsi Kendala : 1. Mengoptimalkan hasil tangkap total sesuai MSY DA1 + 13.9X1 + 44.5X2 + 14.55X3 + 25.15X4 = 20.000 2. Mengoptimalkan penyerapanan tenaga kerja DB2 + 5X1 + 10X2 + 11X3 + 7X4 = 8.500 3. Mengoptimalkan penggunaan BBM DA3 + 19X1 + 41X2 + 113X3 + 32X4 = 30.000 4. Mengoptimalkan penggunaan es DA4 + 6X1 + 12X2 + 35X3 + 11X4 = 9.000 5. Mengoptimalkan penggunaan air tawar DA5 + 7X1 + 13X2 + 93X3 + 45X4 = 23.000 6. Mengoptimalkan pemanfaatan luasan perairan yang layak untuk kegiatan penangkapan ikan DA7 + 0.25X1 = 99.38 DA6 + 0.25X2 + X3 + X4 = 6314.34 Pada rumus-rumus di atas, X1 adalah jumlah unit sero, X2 adalah unit jaring insang hanyut, X3 adalah unit payang, dan X4 adalah jumlah unit bagan perahu. Saat ini jumlah unit penangkapan sero, jaring insang hanyut JIH, payang, dan bagan perahu yang dioperasikan di Teluk Lampung saat ini berturut-turut adalah 165 unit, 336 unit, 250 unit, dan 243 unit. Untuk meminimalisir keresahan dan konflik yang ada, maka optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap idealnya tidak bersifat meniadakanmengurangi jenis armada tertentu yang sudah ada, tetapi bersifat mengatur komposisi yang tepat dan optimal serta membatasi jumlah unit penangkapan ikan yang jumlahnya dianggap sudah cukup dalam kegiatan perikanan tangkap di Teluk Lampung kendala ke-6. Namun demikian, upaya optimalisasi ideal tersebut tidaklah bersifat mutlak bila daya dukung di lokasi tidak memungkinkan. Daya dukung tersebut diilustrasikan oleh kombinasi nilai dari semua fungsi kendala yang disusun. 96 Hasil analisis terhadap rumusan formula linear goal programming untuk optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung menggunakan program LINDO disajikan pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil tersebut, alokasi optimal keempat unit penangkapan ikan yang mengoptimalkan tujuh sasaran pengelolaan perikanan tangkap tersebut didapatkan alokasi sero sekitar 397,519989 unit ~ 398 unit, jaring insang hanyut JIH sekitar 128,490082 unit ~ 129 unit, payang sekitar 43,963909 unit ~ 44 unit, dan bagan perahu sekitar 321,296570 unit. ~ 322 unit. Sedangkan total deviasi Z dapat diminimumkan sehingga menjadi 2494,820. Total deviasi ini merupakan penjumlahan dari deviasi fungsi kendala ke-1 sampai ke-7. Bila mengacu kepada hal ini, maka total deviasi tersebut hanya merupakan kontribusi DB2 yang bernilai 2494,820, karena DA1, DA3, DA4, DA5, DA6, dan DA7 masing-masing bernilai 0 nol Hendriwan, 2008.

4.5 Model Interaksi