Sistem Perikanan Tangkap Model pengelolaan perikanan tangkap di teluk lampung dalam perspektif efisiensi interaksi antar stakeholder

22 Kebijakan yang berkaitan dengan penutupan area dapat berupa penghentian kegiatan penangkapan ikan secara resmi oleh pemerintah di suatu perairan. Kebijakan ini dapat berlaku permanen atau dapat juga berlaku untuk waktu tertentu. Pada beberapa negara, kebijakan seperti ini juga diberlakukan secara khusus terhadap beberapa kapal ikan dengan jenis dan ukuran alat tangkap tertentu. Pembatasan ukuran ikan yang didaratkan juga merupakan bentuk kebijakan yang bisa diambil dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap yang berkelanjutan. Pembatasan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada ikan yang masih muda untuk tumbuh dan berkembang hingga ukuran tertentu yang mempunyai nilai jual. Kebijakan pembatasan ukuran ikan yang didaratkan ini sangat bermanfaat terhadap pengontrolan komposisi dan ukuran individu ikan hasil tangkapan.

2.7 Sistem Perikanan Tangkap

Sistem perikanan tangkap merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kerja yang saling berkaitan atau berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan sama lainnya. Menurut Kesteven 1973 dimodifikasi oleh Monintja 2001, komponen kerja sistem perikanan tangkap terdiri dari 1 sumberdaya manusia; 2 proses produksi; 3 sarana produksi; 4 prasarana pelabuhan; 5 unit pengolahan; 6 unit pemasaran; dan 7 ekspor. Dalam membangun dan mengembangkan usaha perikanan tangkap sangat dibutuhkan sumberdaya manusia yang cukup tangguh, handal dan profesional. Untuk memperoleh tenaga-tenaga yang trampil dan mempunyai skill, maka sangat dibutuhkan pembinaan terhadap sumberdaya manusia tersebut. Pembinaan merupakan modal dasar dalam mencetak sumberdaya manusia yang siap pakai dalam pelaksanaan kegiatan operasi penangkapan secara optimal. 23 SDM Masyarakat Konsumen Modal EKSPOR Teknologi Transportasi Pembinaan Devisa Domestik Dijual SARANA PRODUKSI UNIT PEMASARAN Galangan Kapal Membayar Distribusi Pabrik Alat Penjualan Diklat Tenaga Kerja Segmen Pasar PROSES PRODUKSI UNIT PENANGKAPAN Produk Kapal PRASARANA Dijual Alat PELABUHAN Nelayan Diolah UNIT PENGOLAHAN ASPEK LEGAL Menangkap Handling Sistem Informasi Processing Packaging UNIT SUMBERDAYA Spesies Habitat Hasil Tangkapan MusimLingkungan Fisik Didaratkan Usaha penangkapan atau proses produksi perikanan tangkap merupakan komponen sistem perikanan tangkap yang menginteraksikan berbagai sub komponen di dalamnya menjadi suatu kegiatan yang teratur untuk menghasilkan Membangun Membuat Menyelenggarakan Gambar 2 Interaksi komponen kerja sistem perikanan tangkap Kesteven, 1973 dimodifikasi oleh Monintja, 2001. Regulator 24 suatu paket output berupa hasil tangkap. Sub komponen yang termasuk dalam usaha penangkapan ini adalah kapal, alat tangkap, nelayan, aspek legal yang meliputi sistem informasi dan unit sumberdaya spesies, habitat dan lingkungan fisik. Menurut Kesteven 1973, sarana produksi merupakan indikator utama penunjang ke arah berkembangnya usaha perikanan tangkap. Sarana produksi tersebut antara lain penyediaan alat tangkap, pabrik es, galangan kapal, instalasi air tawar dan listrik serta pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1994, pelabuhan perikanan adalah pusat pengembangan ekonomi ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran. Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil perikanan, pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan, pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data. Keputusan bersama Mentan dan Menhub Pasal 1 No. 493KPTSIK.410796 dan No. SK.2AL.106PNB-96 menyatakan bahwa pelabuhan perikanan sebagai prasarana perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya, untuk digunakan sebagai pangkalan operasional, tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Unit pengolahan bertujuan untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan dengan melakukan penanganan yang tepat dan mengutamakan produksi selalu dalam keadaan higenis dan terhindar dari sanitasi. Unit pengolahan ini terdiri dari handling atau penanganan, processing dan packaging. Pada masyarakat nelayan, unit pengeolahan ini sederhana dan masih bersifat tradisional yang kegiatannya meliputi penggaraman, pendinginan, pengeringan dan pengasapan Moeljanto, 1996. Sedangkan unit pemasaran merupakan komponen kerja terakhir sekaligus tujuan sistem perikanan tangkap karena dari unit pemasaran ini dihasilkan transaksi yang dapat menutupi biaya kerja sistem dan memberikan keuantungan 25 bagi pelakunya. Hanafiah dan Saefuddin 1986 menyebutkan bahwa pemasaran merupakan arus pergerakan barang-barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen. Dalam sistem perikanan tangkap, produsen merupakan masyarakat nelayan yang menyiapkan hasil tangkap dengan kualitas tertentu dan konsumen merupakan pihak lain baik industri maupun perorangan yang membayar hasil tangkapan dengan harga tertentu.

2.8 Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap