Urutan Prioritas Opsi Strategi Penanganan Konflik Perikanan Tangkap

111 Sedangkan untuk interaksi antar konstruk, koefisien pengaruh konstruk Nelayan Y1, Pengelola PPI Lempasing Y3, PEMDA Y4, Petugas Kemanan Laut Y5, dan InvestorPengusaha dalam interaksinya dengan konstruk Kontribusi Stakeholders dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap KSdPPT berturut-turut 0,07; 0,07; 0,082; 0,07; dan 0,067. Dari lima interaksi tersebut, hanya interaksi KSdPPT dengan Petugas Keamanan Laut Y5 yang mempunyai p 0,05 Tabel 27. Tabel 27 Koefisien pengaruh dan significance of probability konstruk stakeholders yang berinteraksi dengan konstruk KSdPPT Konstruk Konstruk Koefisien Pengaruh P Pengaruh Kontribusi Stakeholders dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap KSdPPT Y1 nelayan 0,07 0,000 Signifikan Y3 pengelola PPI Lempasing 0,07 0,023 Signifikan Y4 PEMDA 0,082 0,002 Signifikan Y5 petugas keamanan laut 0,07 0,127 Tidak Signifikan Y7 investor pengusaha 0,067 0,009 Signifikan Keterangan : p = nilai significance of probability Bila nilai koefisien pengaruh dan significance of probability dari setiap interaksi yang ada diperbandingkan, maka setiap interaksi mempunyai nilai koefisien pengaruh dan significance of probability yang berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa setiap interaksi mempunyai pola dan dampak tersendiri dalam rangkah implemntasi strategi pengelolaan kegiatan perikanan tangkap yang ditawarkan.

4.6 Urutan Prioritas Opsi Strategi Penanganan Konflik Perikanan Tangkap

Tahapan ini merupakan analisis akhir interaksi stakeholders dalam pengelolaan perikanan tangkap. Analisis ini akan menentukan urutan prioritas opsi strategi penanganan konflik dengan AHP. Analisis ini, mempertimbangkan pengembangan unit penangkapan ikan untuk optimalisasi berbagai sasaran 112 pengelolaan hasil analisis LGP dan interaksi stakeholders yang berpengaruh secara signifikan dalam pengelolaan konflik perikanan tangkap hasil analisis SEM. Gambar 16 Struktur hierarki interaksi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung Struktur hierarki AHP pengelolaan perikanan tangkap yang dikembangkan disajikan pada Gambar 16. Level I adalah goal atau tujuan yang diharapkan yaitu interaksi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung yang dapat mengeliminir konflik. Level II adalah stakeholders yang memiliki keterkaitanpengaruh signifikan dengan konflik dan pengelolaan perikanan tangkap secara umum di Teluk Lampung hasil analisis SEM. Mereka adalah nelayan di Teluk Lampung NELAYAN, pengelolaan PPI Lempasing di Teluk Lampung PENG PPI, Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Propinsi Lampung PEMDA, Petugas Keamanan Laut di Teluk Lampung KMN LAUT dan investorpengusaha perikanan tangkap di Teluk Lampung INVESTOR. Level III adalah unit penangkapan ikan yang dapat dikembangkan Hasil analisis SWOT dan Linear Goal Programming untuk mendukung optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung. Jenis-jenis tersebut adalah unit penangkapan sero SERO, unit penangkapan jaring insang hanyut JIH, unit penangkapan payang PAYANG, unit penangkapan bagan perahu BGN In ter ak si p en g el o la an pe rika na n t angka p di T el uk L am p ung Nelayan Pengelola PPI PEMDA Petugas Kemanan Laut Investor Sero Jaring Insang Hanyut Payang Bagan Perahu Pengaturan Unit Penangkapan Pembakuan Batas Kewenangan Pengaturan Fishing ground Tindakan Hukum yang Tegas Level I Level II Level III Level IV 113 PERAHU. Level IV adalah opsi strategi pengelolaan perikanan tangkap yang mengeliminir konflik dengan tetap mendukung optimalisasi pengelolaan dan mengakomodir interaksi stakeholders yang ada. Opsi-opsi strategi tersebut adalah : 1 Pengaturan jenis dan jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi UNIT TKP 2 Pembakuan batas kewenangan PEMDA kota dan PEMDA Propinsi WEWENANG 3 Pengaturan fishing ground bagi setiap unit penangkapan ikan F. GROUND 4 Tindakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang terjadi HUKUM Gambar 17 Hasil analisis prioritas strategi pengelolaan perikanan tangkap yang mengeliminir konflik di Teluk Lampung inconsistency 0,07 Penentuan urutan prioritas opsi strategi pengelolaan perikanan tangkap yang mengeliminir konflik dilakukan dengan kombinasi pertimbangan kepentingan lima stakeholders terkait dan empat jenis unit penangkapan ikan yang mendukung pengelolaan perikanan optimal di Teluk Lampung. Dalam analisis ini, ada lima stakeholders dan empat jenis unit penangkapan ikan yang dikembangkan sehingga setiap alternatif strategi pengelolaan dianalisis akan melewati 20 kombinasi pertimbangan sebelum ditetapkan prioritasnya Gambar 16. Hasil analisis ini disajikan pada Gambar 17, sedangkan output kompetensi disajikan pada Lampiran 11 – 36. 114 Tabel 28 Hasil uji sensitivitas terhadap strategi pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung No. Aspek Rasio Kepentingan RK Awal Hasil Uji Sensitifitas Strategi Pengelolaan ”HUKUM” Range RK Stabil Range RK Sensitif 1 Nelayan di Teluk Lampung NELAYAN 0,334 0 – 1 Tidak Ada 2 Pengelolaan PPI Lempasing di Teluk Lampung PENG PPI 0,144 0 - 0,503 0,503 – 1 3 Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Propinsi Lampung PEMDA 0,162 0 - 0,383 0,383 – 1 4 Petugas Kemanan Laut di Teluk Lampung KMN LAUT 0,123 0 - 0,272 0,272 – 1 5 Investorpengusaha perikanan tangkap di Teluk Lampung INVESTOR 0,237 0,084 – 1 0 - 0,084 Keterangan : Nilai RK aspek lainnya berubah secara proporsional dari nilai atau rasio awal Analisis ini menyimpulkan bahwa tindakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang terjadi HUKUM merupakan opsi strategi dengan prioritas pertama untuk mendukung pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung Gambar 17 dan Tabel 28. Sedangkan opsi prioritas kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut adalah opsi strategi pengaturan fishing ground bagi setiap unit penangkapan ikan F. GROUND, opsi strategi pembakuan batas kewenangan PEMDA kota dan PEMDA Propinsi WEWENANG, dan opsi strategi pengaturan jenis dan jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi UNIT TKP. 115 5 PEMBAHASAN Pembahasan akan difokuskan pada penanganan konflik pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung, pengembangan faktor internal-eksternal menjadi sasaran pengelolaan perikanan tangkap, pengelolaan optimal sumber daya perikanan tangkap di Teluk Lampung, interaksi efisiensi stakeholders dalam pengelolaan perikanan tangkap dan strategi prioritas dalam pengelolaan perikanan tangkap.

5.1 Penanganan Konflik Pengelolaan Perikanan Tangkap Di Teluk