Kemiskinan sebagai Sumber Konflik Perikanan Tangkap

16 2 Bila teknik pengelolaan yang efektif tidak diketahui, maka secara otomatis tentu akan sulit didapat hasil penyelesaian konflik yang lebih baik dan tuntas.

2.4 Kemiskinan sebagai Sumber Konflik Perikanan Tangkap

Kemiskinan merupakan masalah dalam pengelolaan perikanan tangkap yang ditandai oleh pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja yang kemudian berimbas kepada ketimpangan secara masal. Masyarakat pesisir yang miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas akses pada kegiatan ekonomi produktif sehingga semakin tertinggal jauh dari masyarakat lainnya. Kemiskinan ini dapat dibedakan dalam beberapa pengertian, antara lain kemiskinan natural alamiah dan kemiskinan struktural, namun umumnya diukur berdasarkan tingkat pendapatan. Dalam makna yang luas, kemiskinan memberikan pengertian yang beragam, dimana masyarakat miskin tidak hanya miskin dari segi ekonomi tetapi juga miskin dari segi lainnya, pendidikan, miskin kesehatan sering sakit, dan miskin moral dimensi etika dan spiritual keagamaan. Untuk upaya menanggulanginya diperlukan pendekatan yang komprehensif, bukan hanya bersifat ekonomi saja melainkan juga aspek-aspek lainnya. Menurut Satria 2001, terkait dengan ini, maka program penanggulangan kemiskinan sering disebut dengan istilah “Human Development Investment”. Program penanggulangan kemiskinan harus diarahkan pada pengembangan manusia Human Development yang dilakukan sejak usia balita. Langkah pengembangan manusia harus diawali dengan penyadaran pengertian, keterampilan, pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sendiri, pengambilan keputusan, organisasi, manajemen, wirausaha, dan mengenalkan berbagai fasilitas pembangunan yang tersedia. Dengan langkah-langkah ini diharapkan masyarakat miskin dapat menjadi masyarakat yang bertanggung jawab dan dapat berpartisipasi secara penuh dalam proses pembangunan. Masyarakat ini ditandai oleh kumpulan manusia seutuhnya dan manusia yang berkualitas dengan ciri- cirinya iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, produktif, kreatif, disiplin dan mandiri. 17 Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 telah mengubah hasil kerja puluhan tahun yang seolah-olah kembali ke titik nol dan praktis menambah angka kemiskinan. Kontribusi krisis moneter ini bagi pendatang baru mungkin masih memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tetapi bagi yang miskin sejak dahulu seperti nelayan dan keluarganya, petani kecil di desa dan berbagai kalangan yang kehidupannya subsistem serupa akan semakin miskin terpuruk. Bila strategi dan arah kemandirian warga binaan menjadi fokus utama pemberdayaan usaha ekonomi, maka dampak krisis monoter dapat segera teratasi dan masyarakat pesisir akan lebih tahan terhadap berbagai gejolak dan konflik yang terjadi. Kemandirian harus dipahami sebagai kemampuan warga binaan untuk menjangkau fasilitas yang tersedia dan kemampuan mengambil keputusan sendiri untuk mencapai kesejahteraannya. Kemandirian ini harus menjadi cita-cita utama setiap program pemberdayaan yang dilakukan masyarakat pesisir. Menurut Satria 2001, program penanggulangan kemiskinan yang dewasa ini banyak dilakukan kurang memiliki pemahaman mendalam tentang hakekat kemiskinan, orang miskin dipandang sebagai orang tidak berupaya The Have Not bahkan dipandang sebagai beban pembangunan. Hal ini menyebabkan terjadinya salah tafsir dalam pengembangan sumberdaya manusia, dimana pengembangan masyarakat miskin telah dikacaukan menjadi Human DevelopmentHD pengembangan manusia bukan Human Resource Development, padahal Human Resource Development lebih diarahkan untuk mendidik tenaga terampil dan handal tanpa semata melihat manusia sebagai obyek.

2.5 Tipikal Kebijakan Perikanan Tangkap