Strategi Pengelolaan Konflik oleh Pemerintah Daerah

154 perlu didukung, namun pada waktu yang sama hak-hak nelayan kecil juga harus dilindungi, sehingga konflik perebutan fishing ground, tambat labuh dan lainnya yang melibatkan nelayan besar lokal atau pendatang dengan nelayan keciltradisional tidak berkembang. Bila hal ini dapat dilakukan, maka setiap konflik selalu dapat dieliminir, interaksi stakeholders menjadi lebih berguna dan efisien, pengembangan kegiatan perikanan tangkap dapat terus dilakukan.

5.6. Strategi Pengelolaan Konflik oleh Pemerintah Daerah

Sesuai dengan letak geografisnya, Teluk Lampung memiliki keragaman potensi sumberdaya pesisir dan laut. Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pendayagunaannya maka perlu ada satu keterpaduan pengelolaan yaitu keterpaduan kebijakan konsistensi program daerah dan pusat. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren. Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah adalah urusan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional, yustisi, dan agama. Urusan pemerintahan yang dapat dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren adalah urusan-urusan pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah. 155 Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan danatau susunan pemerintahan terdiri atas 31 tiga puluh satu bidang urusan pemerintahan meliputi: 1. pendidikan; 2. kesehatan; 3. pekerjaan umum; 4. pekerjaan umum; 5. perumahan; 6. penataan ruang; 7. perencanaan pembangunan; 8. perhubungan; 9. lingkungan hidup; 10. pertanahan; 11. kependudukan dan catatan sipil; 12. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 13. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 14. sosial; 15. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; 16. koperasi dan usaha kecil dan menengah; 17. penanaman modal; 18. kebudayaan dan pariwisata; 19. kepemudaan dan olah raga; 20. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 21. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 22. pemberdayaan masyarakat dan desa; 23. statistik; 24. kearsipan; 25. perpustakaan; 26. komunikasi dan informatika; 27. kehutanan 28. energi dan sumber daya mineral; 29. kelautan dan perikanan; 30. perdagangan; dan 31. perindustrian. Dengan demikian dalam setiap bidang urusan pemerintahan yang bersifat konkuren senantiasa terdapat bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupatenkota. Untuk mewujudkan pembagian urusan pemerintahan yang bersifat konkuren tersebut secara proporsional antara Pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupatenkota maka ditetapkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang meliputi eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi. Penggunaan ketiga kriteria tersebut diterapkan secara kumulatif sebagai satu kesatuan dengan mempertimbangkan keserasian dan keadilan hubungan antar tingkatan dan susunan pemerintahan. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mencapai sasaran prioritas dan fokus dari masing-masing sasaran prioritas pembangunan nasional, diperlukan adanya sinkronisasi program dan kegiatan pemerintah dengan kebijakan pemerintah daerah yang diformulasikan dalam rancangan Kebijakan Umum APBD KUA, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS untuk dibahas 156 dan disepakati bersama antara pemerintah daerah dengan DPRD sebagai landasan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Dalam melakukan sinkronisasi program dan kegiatan, perlu adanya keterkaitan antara sasaran program dan kegiatan pemerintah dengan pemerintah provinsi kabupatenkota serta program dan kegiatan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupatenkota untuk mencapai sinergitas sesuai dengan kewenangan provinsi dan kabupatenkota. Untuk efektivitas dan efisiensi anggaran daerah, supaya dihindari adanya tumpang tindih pendanaan antara urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah provinsikabupatenkota. Mengingat kondisi dan karakteristik daerah yang bervariasi, maka program dan kegiatan yang tercantum dalam Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah tersebut merupakan dasar penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Program dan kegiatan yang ada pada dasarnya dimungkinkan untuk dikembangkan atau dilakukan penambahan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah. Pemberian judul dan pengkodean program dan kegiatan akibat pengembangan atau penambahan yang dilakukan pada setiap urusan pemerintahan daerah, hendaknya tetap menjaga konsistensi dan harmonisasi serta sinkronisasi dengan prioritas nasional dan fokus dari masing- masing prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah. Berbagai kondisi obyektif bangsa dan aspirasi yang berkembang di seluruh tanah air telah melahirkan beberapa agenda kunci pembangunan nasional yang tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional perlu mendapatkan dukungan semua pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, perumusan arah dan kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD agar tetap difokuskan pada pencapaian tujuan agenda pembangunan nasional yaitu, mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan pencapaian kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kembali itikad dan semangat yang positif, mewujudkan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada 157 pemerintah, menetapkan spirit yang sama serta pemahaman kembali terhadap peran dan fungsi jajaran pemerintahan daerah dalam mengemban amanat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat. Selain dari pada itu arah dan kebijakan umum juga menjadi instrumen untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah secara rasional, obyektif, dan adil. Untuk itu, penyusunan arah dan kebijakan umum APBD secara tepat merupakan langkah strategis mengatasi berbagai persoalan yang terjadi dewasa ini maupun tantangan yang mungkin akan timbul dimasa mendatang. Berbagai isu strategis yang sedang kita dihadapi, antara lain: 1 Jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan yang rentan untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan masih sangat besar. 2 Masih adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah. 3 Tingkat pengangguran terbuka masih tinggi. 4 Tingkat kesejahteraan sebagian besar tenaga kerja masih rendah. 5 Penduduk Indonesia masih menghadapi kesulitan untuk mengakses layanan pendidikan dan kesehatan serta kualitas pelayanan publik masih rendah . 6 Kondisi dan struktur perekonomian yang ada tidak cukup untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 7 Masyarakat diberbagai wilayah Indonesia masih diliputi oleh rasa tidak aman akibat tindak kriminalitas, kejahatan, dan kekerasan. 8 Masyarakat masih menghadapi ketidakpastian hukum serta praktek-praktek kehidupan yang diskriminatif, termasuk dalam pengarusutamaan jender. 9 Proses desentralisasi masih belum berjalan sepenuhnya. 10 Kondisi perekonomian global saat ini jauh berbeda dibanding dekade sebelumnya. 11 Terbatasnya sumber dana dalam negeri dan menurunnya ketersediaan sumber daya alam nasional. 158 Berdasarkan isu strategis sebagaimana tersebut di atas, maka arah dan kebijakan umum APBD supaya berlandaskan pada prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah mencakup: 1 Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan. 2 Peningkatan kesempatan kerja, investasi dan ekspor. 3 Revitalisasi pertanian dan perdesaan. 4 Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan. 5 Penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi. 6 Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan, dan ketertiban serta mencegah munculnya konflik vertikal maupun horisontal. 7 Merehabilitasi dan merekonstruksi daerah yang terkena bencana alam. Dalam perumusan arah dan kebijakan umum APBD, prioritas pembangunan tersebut diatas agar disinkronkan dengan penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam perspektif ini, pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota harus mampu menjawab secara konkrit tuntutan masyarakat terhadap prioritas pembangunan sebagaimana dikemukakan tersebut diatas melalui berbagai program dan kegiatan dalam APBD. Perkembangan perekonomian dunia diharapkan akan mendorong ekspor dan investasi baru serta mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Akan tetapi mencermati ketidakpastian harga minyak dunia akhir-akhir ini yang cenderung sangat tinggi, akan berdampak terhadap perubahan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang pada akhirnya berpengaruh baik terhadap penerimaan negara maupun pendapatan daerah. Sehubungan dengan hal itu, pemerintah daerah harus melakukan efisiensi pengeluaran dan sudah saatnya secara bertahap mengurangi ketergantungan pendapatan berasal dari APBN dengan cara menggali sumber- sumber pendapatan daerah yang potensial, sepanjang tidak menghambat kemajuan dunia usaha dan berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat. 159 Dengan mengacu pada penyusunan arah dan kebijakan umum sebagaimana tersebut di atas, diharapkan Pemerintah Provinsi Lampung, khususnya Pemerintah Kota Bandar Lampung supaya mengelola segala sumber daya dan kemampuan yang ada, kususnya Pengelolaan Sumber daya perikanan dan kelautan secara efisien dan efektif agar capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang dirumuskan dalam arah dan kebijakan umum serta strategi dan prioritas APBD hasilnya benar-benar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. 160 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan