Kondisi Umum Perikanan Tangkap Teluk Lampung

67 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Perikanan Tangkap Teluk Lampung

Kondisi perikanan tangkap di Teluk Lampung dalam tujuh tahun terakhir sejak tahun 2000 cukup menggembirakan, yaitu terjadi peningkatan produksi secara kontinyu dari tahun ke tahun Tabel 5. Produksi perikanan tangkap atau jumlah ikan yang didaratkan di Teluk Lampung pada tahun 2000 mencapai 17.472,8 ton. Peningkatan yang rendah hanya terjadi sebanyak 24,8 ton pada tahun 2002 menjadi 22.436 ton pada tahun 2003. Seperti volume produksi yang dinyatakan dalam satuan berat, yaitu ton, nilai produksi secara umum juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penurunan hanya pernah terjadi pada tahun 2002 karena jatuhnya harga ikan di pasar dunia akibat beberapa kasus pencemaran yang terjadi di perairan, seperti di Hongkong dan Taiwan. Nilai produksi perikanan tangkap di Teluk Lampung yang cenderung naik terus ini menggembirakan berbagai stakeholders, terutama pelaku langsung kegiatan penangkapan ikan. Tabel 5 Jumlah produksi, nilai produksi dan jumlah rumah tangga perikanan RTP dari sub-sektor perikanan tangkap di Teluk Lampung Tahun Produksi ton Nilai Produksi Rp RTP unit 2000 17.472,8 74.849.250 1.145 2001 21.586,2 165.721.179 1.487 2002 22.409,2 108.398.230 1.584 2003 22.436,0 130.027.280 1.562 2004 25.867,6 152.577.124 1.587 2005 27.236,3 180.517.600 1.619 2006 29.285,8 216.897.450 1.786 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2006 dan Hasil Survei Lapang 2007 Jumlah RTP yang beraktivitas secara tetap di bidang perikanan tangkap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bila pada tahun 2000 jumlah RTP di Teluk Lampung sekitar 1.145 RTP maka pada tahun 2006 mencapai 1.786 RTP Tabel 5. Hal ini memberikan indikasi bahwa kegiatan perikanan tangkap di Teluk 68 Lampung masih cukup menjanjikan. Nelayan yang beroperasi di Teluk Lampung umumnya berasal dari kelompok etnis Melayu, Jawa, Batak, dan Bugis, sedangkan pengolah dan pedagang berasal dari kelompok etnis Melayu dan Jawa. Nelayan, pengolah, dan pedagang ini merupakan rumah tangga perikanan RTP utama di Teluk Lampung. Sejalan dengan peningkatan jumlah pelaku perikanan tangkap, interaksi yang terjadi di antara para stakeholders juga semakin intensif sehingga perlu diatur dengan cermat agar beban sosial tidak meningkat sementara sebagian konflik yang pernah terjadi di antara para stakeholders masih ada yang berlanjut. Dari jumlah RTP 1.786 tersebut, ada juga anggota di dalam RTP terutama anaknya yang membantu orang tuanya beraktivitas di bidang perikanan tangkap. Di samping itu, beberapa orang yang bukan dari latar belakang keluarga ikut menjadi nelayan meskipun hanya sebagai nelayan sampingan karena terbatasnya kesempatan yang ada. Berdasarkan survei yang dilakukan, jumlah penduduk yang bekerja di bidang perikanan tangkap baik sebagai nelayan tetap maupun sampingan mencapai 8.500 orang. Jumlah penduduk sebanyak 8.500 orang itu adalah sekitar 7,4 dari jumlah penduduk Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan yang pada tahun 2006 mencapai 115.569 jiwa Tabel 6. Tabel 6 Perkembangan jumlah penduduk Kotamadya Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2000-2006 Tahun Jumlah Penduduk jiwa Kota Bandar Lampung Kab. Lampung Selatan Total 2000 58.394 35.091 93.485 2001 62.010 35.294 97.304 2002 64.392 35.790 100.182 2003 68.403 33.991 102.394 2004 75.349 34.200 109.549 2005 78.302 36.152 114.454 2006 79.236 36.333 115.569 Sumber: BPS 2007 Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah lemuru, kembung, teri, tenggiri, dan tongkol Tabel 7. Hasil produksi kelima jenis ikan tersebut meningkat dari tahun ke tahun. 69 Tabel 7 Perkembangan produksi perikanan tangkap di perairan Teluk Lampung menurut jenis ikan hasil tangkapan Jenis Ikan Tahun ton 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Lemuru 206,3 530,6 569,2 1.132,2 2.087,8 2.005,6 2.059,0 Kembung 1.256,3 1.764,5 2.894,8 2.685,5 3.505,5 2.907,0 3.012,0 Teri 1.233,5 3.855,5 1.597,1 1.583,3 2.596,6 3.324,6 3.568,0 Tenggiri 506,2 132,2 286,2 498,6 817,4 920,7 1.023,0 Tongkol 996,4 1.252,7 1.000,8 677,9 781,6 876,1 987,4 Sumber : DinasKelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2007 dengan unit penangkapan utama sero, jaring insang hanyut, payang, dan bagan perahu Jumlah kapal penangkapan ikan menunjukkan kecenderungan kenaikan sejak tahun 2002. Pada tahun 2006, komposisi armada penangkapan ikan Lampung terdiri dari 256 unit perahu bermotor tempel, 223 unit kapal bermotor yang berukuran 30GT, dan 14 unit kapal bermotor yang berukuran lebih dari 30 GT Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan penggunaan motor penggerak pada perahu nelayan di Teluk Lampung Tahun Jenis Perahu Motor Ukuran Jumlah 2002 - Perahu dengan motor tempel 196 - Dengan kapal motor - 5 GT 122 - 5-15 GT 78 - 15-30 GT 35 2003 - Perahu dengan motor tempel 199 - Dengan kapal motor - 5 GT 105 - 5-15 GT 63 - 15-30 GT 38 2004 - Perahu dengan motor tempel 201 - Dengan kapal motor - 5 GT 92 - 5-15 GT 66 - 15-30 GT 41 2005 - Perahu dengan motor tempel 248 - Dengan kapal motor - 5 GT 96 - 5-15 GT 62 - 15-30 GT 40 - 30 GT 9 2006 - Perahu dengan motor tempel 256 - Dengan kapal motor - 5 GT 103 - 5-15 GT 77 - 15-30 GT 43 - 30 GT 14 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2006 dan Hasil Survei Lapang 2007 70 Urutan delapan unit penangkapan ikan yang utama menurut produksinya di Teluk Lampung adalah bagan perahu, payang, handline, sero, bagan apung, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, dan bubu. Produksi ikan dari kedelapan jenis unit penangkapan ikan tersebut cenderung meningkat dari tahun 2000 hingga tahun 2005 Tabel 9. Payang dan bagan perahu merupakan dua unit pennagkapan ikan dengan jumlah produksi paling tinggi di Teluk Lampung. Tabel 9 Produksi perikanan tangkap menurut jenis alat tangkap utama di Teluk Lampung Tahun Produksi per Jenis Alat Tangkap Ton Payang Sero Bubu JIH JIT Bagan Perahu Bagan Apung Hand Line 2000 1.230,0 478,1 63,0 2.659,8 540,0 2.649,9 1.188,5 745,5 2001 3.382,8 334,2 21,2 1.143,5 1.015 2.691,7 2.895,7 218,3 2002 4.231,6 49,5 69,4 1.106,8 719,2 3.262,9 2.658,3 331,1 2003 4.246,7 1.353,9 367,2 1.679,8 1.510,2 2.188,5 2.872,3 1.729,0 2004 4.305,1 2.533,6 370,5 2.808,9 1.956,7 4.162,2 3.654,5 2.511 2005 4.859,4 2.943,4 459,7 2.120,8 1.660,7 5.822,5 2.609,8 3.696 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2006 dan Hasil Survei Lapang 2007 Produksi yang meningkat tersebut didukung oleh jumlah unit penangkapan ikan yang dioperasikan meningkat dalam periode 5 tahun sejak tahun 2000, kecuali bagan perahu Tabel 10. Bagan perahu pernah mempunyai populasi yang tinggi pada tahun 2000, namun pada tahun 2001 dikurangi secara drastis karena dianggap dapat memicu konflik fishing ground dengan nelayan kecil. Setelah pengurangan drastis tersebut, bagan perahu tetap mengalami perkembangan pada tahun-tahun berikutnya didukung oleh produksinya yang meningkat dan dominan dari tahun ke tahun. 71 Tabel 10 Komposisi unit penangkapan ikan di perairan Teluk Lampung Unit Penangkapan Ikan Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Payang 105 140 209 211 216 250 Sero 85 102 82 98 90 165 Bubu 24 46 76 142 131 320 JIH 120 190 154 238 230 336 Bagan Perahu 438 115 122 115 138 243 Pukat Udang 10 17 16 21 20 25 Pukat Pantai 56 93 108 25 95 130 Serok 52 726 876 864 867 55 Jermal 22 28 27 31 32 28 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2006 dan Hasil Survei Lapang 2007 Sementara itu, jumlah trip operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh setiap jenis unit penangkapan ikan juga meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah unit penangkapan ikan. Saat ini, payang, sero, jaring insang hanyut JIH, dan bagan perahu merupakan empat unit penangkapan dominan dan diandalkan di Teluk Lampung. Keempat unit penangkapan ikan tersebut sangat sering dioperasikan di Teluk Lampung dibanding unit penangkapan ikan lainnya. Tabel 11 menyajikan jumlah trip operasi payang, sero, jaring insang hanyut JIH dan bagan perahu di Teluk Lampung. Tabel 11 Jumlah trip operasi perikanan tangkap dari 4 jenis unit penangkapan ikan di Teluk Lampung Tahun Jenis Alat Tangkap Trip Payang Sero JIH Bagan Perahu 2000 12400 13600 14800 18600 2001 14700 12240 24700 18750 2002 15025 4620 18460 35420 2003 22535 41328 31515 19445 2004 17280 14400 18400 22080 2005 20000 26400 36360 48600 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung 2006 dan Hasil Survei Lapang 2007 72 Untuk mendukung optimalisasi pengelolaaan sumberdaya perikanan tangkap dan membantu mengelimir konflik yang terjadi, maka keempat unit penangkapan ikan tersebut dapat menjadi perhatian pengembangan. Berlangsungnya kegiatan penangkapan ikan di Teluk Lampung mendapat dukungan dari infrastruktur seperti penyalur bahan bakar SPBU dan penyalur eceran, instalasi air tawar PDAM, dan pabrik es. Saat penelitian dilakukan, di tepian Teluk Lampung terdapat 8 unit SPBU dan 80 unit penyalur BBM eceran Tabel 12. Secara keseluruhan, infrastruktur bahan bakar ini mempunyai daya tampung bahan bakar minyak sebanyak 93.280 liter yang disuplai setiap 2 hari. Sedangkan kapasitas instalasi yang tersedia di PPI Lempasing adalah 30.000 liter per hari atau 10.950.000 liter per tahun. Tabel 12 Kapasitas penyimpanan bahan bakar minyak BBM di SPBU dan Eceran di tepian Teluk Lampung Sumber : Hasil Survei Lapang 2007 Unit penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut tergolong sebagai alat tangkap yang paling produktif 44,5 tonunittahun dibandingkan dengan tiga jenis unit penangkapan ikan lainnya Tabel 13. Di posisi kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut adalah bagan perahu 25 tonunittahun, payang 14,5 tonunittahun dan sero 13,9 tonunittahun. Data tentang lama trip operasi penangkapan ikan, jumlah nelayan, penggunaan bahan bakar minyak, es dan air tawar untuk setiap dari keempat jenis unit penangkapan ikan disajikan pada Lampiran 3,4, 5 dan 6. Lokasi Jumlah SPBU unit Kap. SPBU liter Total Kap. SPBU liter Lempasing 1 8.000 8.000 Teluk Betung 1 12.000 12.000 1 18.000 18.000 Kota 1 8.000 8.000 1 12.000 12.000 Sepanjang Pesisir 1 18.000 18.000 2 8.000 16.000 Eceran dan lainnya 80 16 1.280 Total 93.280 73 Tabel 13 Produktivitas empat jenis unit penangkapan ikan di Lampung No. Jumlah Hasil Tangkap kgtahun Sero JIH Payang Bagan Perahu 1 16.300 39.250 12.650 21.700 2 9.100 46.215 13.710 11.800 3 20.275 22.700 15.520 37.670 4 11.520 56.720 9.660 21.600 5 12.700 42.650 9.200 11.835 6 18.425 41.225 9.700 33.660 7 11.225 33.550 9.225 22.650 8 37.575 47.650 14.700 26.630 9 4.650 43.700 17.300 46.340 10 8.765 62.700 33.715 32.115 11 12.800 44.650 9.510 56.325 12 19.200 42.700 17.070 17.045 13 11.150 38.700 6.490 40.600 14 13.225 54.700 14.800 16.230 15 10.400 44.700 14.715 37.810 16 11.700 31.150 26.600 21.825 17 16.700 60.170 8.770 9.710 18 27.170 33.950 32.150 11.170 19 9.100 47.250 12.250 12.015 20 5.160 50.945 9.210 26.725 21 4.760 49.225 8.600 12.700 Total 291.900 934.500 305.545 528.155 Rata-rata kgunittahun 13.900 44.500 14.550 25.150 Rata-rata tonunittahun 13,9 44,5 14,5 25,2 Sero adalah alat penangkapan ikan yang dioperasikan secara statis, tidak berpindah tempat. Satu trip operasi dari unit penangkapan ikan ini dianggap 2 hari. Jumlah nelayan yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan minimum 4 orang dan paling banyak 7 orang dengan rata-rata 5 orang per trip. Jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan sero berkisar dari 25-50 litertrip dengan rata-rata 38 litertrip atau 19 literhari. Jumlah es yang diperlukan untuk mempertahankan kesegaran ikan berkisar dari 7-20 baloktrip dengan rata-rata 11 baloktrip atau 6 balokhari . Jumlah air tawar yang dibawa paling sedikit 10 liter dan paling banyak 20 litertrip dengan rata-rata 12,5 literhari atau 7 literhari. 74 Operasi penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut berlangsung selama 2 hari per trip. Operasi penangkapan ikan ini melibatkan 8-14 orang nelayan dengan rata-rata 10 orang per trip. Jumlah bahan bakar yang digunakan berkisar antara 52- 115 litertrip dengan rata-rata 82 litertrip atau 41 literhari. Jumlah es yang dibawa untuk mempertahankan kesegaran ikan berkisar dari 14-35 baloktrip dengan rata- rata 23 baloktrip atau 12 balokhari. Jumlah air tawar yang dibawa berkisar dari 15- 40 litertrip dengan rata-rata 26 litertrip atau 13 literhari. Payang dioperasikan secara aktif mengejar kawanan ikan permukaan. Satu trip operasi penangkapan ikan berlangsung selama 1-3 hari, namun umumnya hanya 1 hari. Jumlah nelayan yang diperlukan untuk mengoperasikan alat ini berkisar dari 8 hingga 14 orang dengan rata-rata 11 orang. Jumlah bahan bakar yang diperlukan minimum 80 liter dan maksimum 135 litertrip dengan rata-rata 113 litertrip. Jumlah es yang dibawa dalam satu trip mulai dari 16-60 baloktrip dengan rata-rata 35 baloktrip. Jumlah air tawar yang menjadi perbekalan mulai dari 60-125 litertrip dengan rata-rata 93 litertrip. Operasi penangkapan ikan dengan bagan perahu berlangsung selama 3 hari per trip, Operasi penangkapan ikan ini melibatkan 5-12 orang nelayan dengan rata- rata 7 orang per trip. Jumlah bahan bakar yang digunakan berkisar antara 65-160 litertrip dengan rata-rata adalah 97 litertrip atau 32 literhari. Jumlah es yang dibawa untuk mempertahankan kesegaran ini berkisar antara 18-50 baloktrip dengan rata-rata 33 baloktrip atau 11 balokhari. Jumlah air tawar yang dibawa berkisar antara 90-250 litertrip dengan rata-rata 145,5 litertrip atau 45 literhari.

4.2 Konflik Perikanan Tangkap