Konsep Pemodelan Menggunakan Structural Equation Modelling

32 terdapat penilaian kepentingan diantara variabel yang diperbandingkan. Penilaian ini biasanya menggunakan uji perbandingan berpasangan dengan nilai perbandingan berkisar antara 19 – 9.

2.11 Konsep Pemodelan Menggunakan Structural Equation Modelling

Menurut Ferdinand 2002, Structural Equation Modellling SEM merupakan sekumpulan teknik statistika yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian yang rumit secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun di antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberap variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor konstruk, yang dibangun dari beberapa variabel indikator. Pemodelan penelitian melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional penelitian yang mengukur apa dimensi dari suatu konsep. Pada saat seorang peneliti menghadapi pertanyaan, berupa identifikasi dimensi suatu konsep dan pada saat yang sama peneliti ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah diidentifikasi dimensi-dimensinya, maka SEM akan memberikan alternatif jawaban yang layak dipertimbangkan Solimun, 2002. Model deskriptif dalam analisis SEM merupakan model yang ditunjukkan dengan mendeskripsikan sebuah keadaan atau sebuah konsep atau sebuah faktor. Model deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan sebuah struktur dari suatu konsep, misalnya seorang peneliti ingin menggambarkan struktur loyalitas merek atau konsep suatu pemasaran Bacon, 1997. Model deskriptif dalam SEM sering disebut measurement model karena digunakan untuk mengukur kekuatan struktur dari dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor. Bentuk-bentuk measuremant model Hayduk, 1987 adalah sebagai berikut : a. Measurement model untuk variabel laten independen Peneliti dapat mengembangkan measurement model dengan teknik confirmatory factor analysis terhadap variabel-variabel yang direncanakan akan diperlakukan sebagai indikator dari variabel laten independen. Variabel observasi ini yang juga disebut variabel indikator harus dibangun berdasarkan 33 pijakan teoritis yang cukup, serta justifikasi teoritis sehingga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan sebagai variabel laten independen. b. Measurement model untuk variabel laten dependen Seperti halnya untuk variabel laten independen, measurement model untuk variabel laten dependen juga harus dilakukan berdasarkan justifikasi teoritis yang cukup. Justifikasi ini perlu untuk memberikan perlakukan atas sebuah variabel sehingga hubungan kausalitas dapat dianalisis dengan benar. c. Measurement model untuk beberapa variabel laten Confirmatory factory analysis dapat dikembangkan untuk analisis terhadap lebih dari satu variabelfaktor laten sekaligus. Analisis ini tidak hanya diperlukan untuk faktor-faktor yang diperlukan sebagai variabel laten independen maupun sebagai variabel laten dependen. d. Second-order confirmatory factor analysis Confirmatory factor analysis juga dapat dikembangkan untuk pengukuran berjenjang dua second-order confirmatory factory analysis. Measurement model seperti ini biasanya digunakan pada bidang manajemen sumberdaya manusia, dimana peneliti misalnya mengajukan model yang terdiri dari job satisfaction dan supervisor satisfaction yang kemudian dikombinasikan untuk mendefinisikan sebuah variabel laten jenjang dua atau second-order latent variable. Bacon 1997 menyatakan bahwa pemodelan SEM dapat dilakukan dengan pendekatan dua langkah two step modelling approach, yaitu dengan mengembangkan model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran penting untuk menghasilkan penilaian mengenai validitas konvergen convergent validity dan validitas diskriminan discriminat validity. Sedangkan model struktural penting untuk menyajikan penilaian mengenai validitas prediktif predictive validity. Terkait dengan ini, maka setiap faktor laten perlu dikonfirmasikan sehingga mendapatkan faktor yang benar-benar sesuai dengan apa yang dijelaskan. Bila setiap faktor sudah dianalisis dan sesuai dengan apa yang ingin diukur, maka dapat dikembangkan sebuah analisis lanjutan yang secara simultan dapat dianalisis dalam sebuah model struktural. 34 Bollen 1989 dan Ferdinand 2002 menyatakan bahwa kesesuaian dan kecukupan model adequacy of the model menjadi hal penting supaya model struktural dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk itu, dalam operasi SEM, parameter koefisien regresi, varians dan kovarians akan diestimasi sehingga menghasilkan estimated population covariance matrix. Bila model yang dikembangkan baik, maka parameter estimasi akan menghasilkan sebuah estimate cavariance matrix yang dekat dengan sample covariance matrix.

2.12 Sumberdaya Pengelolaan Perikanan Tangkap