45
3.2 Jenis Data yang Dikumpulkan
Dalam penelitian ini, berbagai jenis data dikumpulkan untuk mengetahui kondisi umum perikanan tangkap di Teluk Lampung, fenomena konflik yang
terjadi di antara para stakeholders perikanan tangkap yang berbasis di Lempasing, dan persepsi para stakeholders terhadap perikanan tangkap yang berlangsung,
khususnya faktor-faktor konflik dan solusi untuk menangani konflik perikanan tangkap. Menurut ketersediaannya, jenis data yang dikumpulkan secara umum
dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan langsung oleh peneliti di lapangan sedangkan data sekunder adalah
data yang sudah tersedia di lapangan, umumnya dalam bentuk dokumen, statistik, laporan atau catatan dari sejumlan institusi atau individu. Adapun jenis data yang
dikumpulkan, baik dari jenis data primer maupun data sekunder, adalah meliputi : 1 Potensi perikanan tangkap di Teluk Lampung yang mencakup potensi
sumber daya ikan, kapal perikanan, alat penangkapan ikan, daerah penangkapan ikan dan produksi ikan yang didaratkan serta kegiatan
pengelolaan sumber daya perikanan tangkap di Lampung. 2 Kondisi sosial ekonomi dan budaya, terutama yang berkaitan dengan
konflik-konflik pengelolaan perikanan tangkap di Teluk Lampung. Data ini mencakup kepentingan para stakeholders, kepentingan dan interaksi
stakeholders dalam hal pengembangan kawasan, penentuan harga ikan, dan penanganan berbagai kasus di lokasi illegal fishing, pemerasan, dan
lainnya, pengelolaan fishing ground, pengelolaan PPI, penanganan konflik- konflik pengelolaan, dan lain-lain.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Metode pengumpulan data primer
Data yang bersifat perspektif stakeholders diperoleh dari wawancara terhadap sejumlah responden 170 orang. Wawancara ini menggunakan daftar
pertanyaan agar terfokus pada jenis data yang akan dikumpulkan. Responden
46 dipilih berdasarkan kompetensinya sebagai stakeholders dari perikanan tangkap.
Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan kelompok sampel responden. Kelompok sampel ini adalah penangkap ikan nelayan,
pedagangpengolah ikan, masyarakat biasa, pengelola PPI Lempasing, personil Dinas Kelautan dan Perikanan, personil Pemerintah Daerah lainnya, dan
investorpengusaha perikanan. Kelompok sampel responden tersebut memiliki ciri-ciri diantaranya adalah terlibat atau mempunyai kaitan dengan kegiatan
perikanan tangkap di PPI Lempasing, baik secara langsung maupun tidak langsung, berinteraksi dengan kelompok pelaku kegiatan perikanan tangkap, baik
karena kegiatannya maupun karena lokasi kegiatannya. Responden dari kelompok sampel tersebut merupakan perwakilan
kelompok stakeholders yang terkait dengan kegiatan perikanan tangkap di PPI Lempasing, Teluk Lampung, mengetahui banyak hal termasuk konflik, mengikuti
perkembangan pembangunan perikanan tangkap setempat, dan hal-hal lain yang
relevan. Jumlah responden untuk kepentingan analisis Structural Equation
Modelling SEM mencapai 150 orang sedangkan untuk Analitycal Hierarchy
Process AHP mencapai 20 orang. Kedua jenis responden tersebut dipilih secara
purposive dengan memperhatikan posisi atau hubungan responden dengan kegiatan perikan tangkap, tingkat pendidikan, lama keterlibatan berinteraksi
dengan kegiatan perikanan tangkap dan skala usaha perikanan tangkap yang dikelola.
Pengumpulan data responden menggunakan teknik wawancara pada kondisi tertentu dapat dipadukan dengan teknik contingent value method CVM.
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi, baik yang tersedia ataupun yang tidak tersedia tetapi dapat dipahami oleh responden.
CVM dilakukan untuk mengumpulkan data penting terutama yang berkaitan dengan keuangan namun maksudnya sulit dipahami responden. CVM dilakukan
dengan menciptakan dan membahas kondisi pasar hipotesis dan penawaran menyatu.
3.3.2 Metode pengumpulan data sekunder
47 Data sekunder diperoleh dari dokumen tentang studi kasus dan literatur,
pendapat pakar, dan kombinasi ketiganya. Jenis dokumen untuk studi kasus dan literatur adalah laporan pengelolaan konflik di suatu lokasi, hasil studi
keterlibatan stakeholdersslembaga dalam pengelolaan perikanan rakyat, literatur interaksi sosial budaya, dan pengelolaan konflik, hasil studi pengelolaan
perikanan tangkap, dan lain-lain. Dokumen ini diperoleh dari Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung, Departemen Kelautan dan
Perikanan, Lembaga Penelitian dan sejenisnya, lembaga swadaya masyarakat LSM, Perpustakaan IPB, dan perorangan.
Pendapat pakar digunakan untuk mengumpulkan data yang tidak ditemukan atau kurang jelas dari hasil penelitian atau literatur. Termasuk dalam
kelompok pakar ini adalah birokrat, pengamat, maupun akademisi yang berkompeten di bidang perikanan tangkap khsususnya mengetahui banyak
penanganan konflik yang terjadi. Jumlah pakar dalam penelitian ini mencapai 7 orang, mereka berasal dari Pemerintah Daerah 2 orang, lembaga penelitian 2
orang, perguruan tinggi 2 orang dan lembaga swadaya masyarakat 1 orang. Data atau informasi yang dikumpulkan umumnya mengenai perkembangan dan
penanganan konflik, analisis prospek, dan masalah kebijakan yang berkaitan perikanan tangkap dan konflik yang terjadi di Lempasing, Lampung.
3.4 Metode Analisis