Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap di Perairan Pantai dan Teluk Konflik Perikanan Tangkap

14 kemudahan alat tangkap tesebut disediakan oleh masyarakat, dan memberikan keuntungan dalam penggunaannya.

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap di Perairan Pantai dan Teluk

Kawasan pantai sebagai daerah interaksiekotone antara perairan laut dengan daratan secara ekologis memiliki peran yang strategis sebagai lahan basah dari pantai ke arah daratan. Kawasan ini bila terdapat di teluk meliputi bagian laut yang menyempit dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan masih dipengaruhi oleh proses alami yang berlangsung di darat seperti distribusi hara, sedimentasi, dan aliran sungai. Lebih lanjut dinyatakan bahwa aktualisasi terhadap penekanan pembangunan nasional tidak akan mampu hanya dengan dukungan sumberdaya dari daratan saja, mengingat luas daratan Indonesia hanya 30 dari luas Indonesia keseluruhan, sedangkan luas perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 Untuk mendukung pembangunan perikanan pantai berkelanjutan berdasarkan pokok pikiran pengelolaan perikanan berwawasan lingkungan, dilakukan dengan cara menyusun konsepsi sistem tata ruang dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan. 70. Dari luasan perairan tersebut jelas merupakan suatu potensi sumberdaya dan modal dasar pembangunan nasional yang memegang peranan penting baik secara nasional berupa peningkatan pendapatan masyarakatpengusaha swasembada pangan, penciptaan lapangan kerja yang produktif, maupun internasional, terutama sebagai sumber devisa negara dari non-migas melalui peningkatan ekspor. Perikanan tangkap yang tepat di peraiaran pantai dan teluk dalam mengantisipasi kondisi tersebut adalah: 1 profil perikanan pantai yang dapat mendorong pelestarian usaha perikanan dengan menciptakan teknologi tepat guna sesuai daya dukung lingkungan, 2 profil perikanan pantai yang memiliki daya saing komoditi tinggi melalui penekanan biaya produksi serta menjaga mutu produk. Pengembangan perikanan pantai berwawasan industri agribisnis selalu mengandalkan peningkatan mutu berkelanjutan. 15

2.3 Konflik Perikanan Tangkap

Pengelolaan konflik conflict management biasanya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan sumberdaya termasuk perikanan tangkap. Dalam pengelolaan perikanan tangkap, pemanfaatan yang tanpa batas tersebut sering diterapkan dan lebih berorientasi pada keuntungan ekonomi. Namun demikian, pada kondisi tertentu, strategi yang tanpa batas tersebut terkadang memperburuk kelangsungan suatu sumberdaya karena agregat dari strategi yang besar dan melampaui daya dukung kelangsungan sumberdaya tersebut. Terkait hal ini, partisipasi masyarakat pesisir menjadi hal penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa aksi strategi yang tanpa batas banyak terjadi pada kegiatan eksploitasi sumberdaya perikanan tangkap yang selain menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies ikan juga menyebabkan degradasi lingkungan pada daerah pesisir, masalah sosial, ekonomi, dan politik. Terkait dengan ini, maka perhatian konflik yang terjadi pada perikanan tangkap perlu ditujukan pada masalah konservasi sumberdaya perikanan tangkap dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Pomeroy 2004 menyatakan bahwa pelaku konflik adalah manusia itu sendiri, maka faktor manusia berbagai stakeholders terkait perlu diberi perhatian khusus dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, bukan pada faktor sumberdaya ikannya. Dalam kaitan dengan konflik berbagai stakeholders terkait, pengelolaan konflik selama ini cenderung tidak memberikan hasil yang memuaskan karena ego masing-masing. Menurut Cochrane 2002, ada dua faktor utama yang menyebabkan pengelolaan konflik belum memberikan hasil yang memuaskan, yaitu: 1 Belum diketahuinya jenistipe konflik dengan benar, maka seseorang akan sulit mengelola suatu konflik apalagi pada bidang yang kompleks seperti perikanan tangkap memahami terlebih dahulu jenistipe konflik yang akan diselesaikan. 16 2 Bila teknik pengelolaan yang efektif tidak diketahui, maka secara otomatis tentu akan sulit didapat hasil penyelesaian konflik yang lebih baik dan tuntas.

2.4 Kemiskinan sebagai Sumber Konflik Perikanan Tangkap