Kerangka Analisis SWOT Model pengelolaan perikanan tangkap di teluk lampung dalam perspektif efisiensi interaksi antar stakeholder

28 menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan yang memadai. Modal yang dibutuhkan untuk pengembangan tersebut perlu disiapkan oleh Pemerintah melalui suatu anggaran khusus. Pengembangan perikanan tersebut harus dapat mensinkronkan kegiatan produksi dengan kesiapan sarana dan prasarana perikanan tangkap, penguasaan pasar yang baik, dan kestabilan harga yang diawasi oleh Pemerintah. Usaha perikanan tangkap perlu diupayakan sehingga menjadi suatu industri perikanan kompetitif. Usaha perikanan tangkap ini harus mempunyai karakter positif, yaitu punya jenis produk yang diunggulkan, kontinyu jumlahnya, punya grade kualitasmutu tertentu, selalu ada pada saat dibutuhkan tepat waktu, dan produknya tersedia pada berbagai tempat yang resmi tepat tempat Monintja, 2005.

2.9 Kerangka Analisis SWOT

Menurut Rangkuti 2004, proses analisis dan pemilihan strategi dalam analisis SWOT terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Tahap pengumpulan data merupakan kegiatan pra-analisis karena bersifat pengklasifikasian. Berdasarkan kepentingan analisis, data yang dikumpulkan ada dua jenis, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal adalah data yang berasal dari luar lingkungan obyek yang dikaji, namun mempengaruhi obyek yang dikaji. Sedangkan data internal adalah data yang berasal dari dalam lingkungan dan mempengaruhi obyek yang dikaji. Dalam analisis SWOT juga digunakan tiga jenis matriks, yaitu matiks faktor strategi eksternal, matriks faktor strategi internal, dan matriks profil kompetitif. Matriks faktor strategi eksternal atau yang lebih dikenal dengan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS merupakan matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategi eksternal berupa peluang dan ancaman suatu obyek yang dikaji untuk dikembangkan. Dalam matriks ini, peluang dan ancaman tersebut kemudian ditentukan bobot, rating, dan skornya Czepiel, 1992. 29 Matriks faktor strategi internal atau yang lebih dikenal dengan Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS merupakan matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategi internal berupa kekuatan dan kelemahan suatu obyek yang dikaji untuk dikembangkan. Dalam matriks ini, kekuatan dan kelemahan tersebut juga kemudian ditentukan bobot, rating, dan skornya. Matriks profil kompetetif merupakan matriks yang digunakan untuk mengetahui posisi relatif obyek yang dikaji dibandingkan dengan obyek sejenis lainnya. Dalam matriks profil kompetitif ini juga ditentukan bobot, rating, dan skor, namun tidak hanya untuk obyek yang dikaji, tetapi juga untuk beberapa obyek sejenis lainnya yang menjadi pembanding Capricorn Indonesia Consultant, 1993. Tahap analisis merupakan tahap untuk mensintesis semua informasi yang ada dan disajikan dalam matriks sebelumnya. Matriks-matriks yang biasanya digunakan dalam analisis ini diantaranya matriks SWOT, matriks Boston Consulting Group BCG, dan matriks internal-eksternal. Matriks SWOT merupakan matriks yang menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh suatu obyek yang dikaji dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahannya. Matriks ini menghasilkan empat macam kemungkinan startegi alternatif, yaitu strategi SO strengths and opportunities, strategi ST strengths and threats, strategi WO weaknesses and opportunities, dan strategi WT weaknesses and threats Czepiel, 1992. Strategi SO merupakan strategi yang diambil dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk mendapatkan sebesar-besarnya peluang yang ada. Strategi ST merupakan strategi yang diambil dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk segala ancaman yang ada. Strategi WO merupakan strategi yang diambil untuk mendapatkan sebesar-besarnya peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT merupakan strategi yang diambil untuk mengawasimenghindari segala ancaman yang timbul dengan meminimalkan kelemahan yang ada Chaffee, 1985. Menurut Roger 1990 dan Capricorn Indonesia Consultant 1993, matriks BCG merupakan matriks yang banyak digunakan untuk analisis korporat. Matriks BCG biasanya digunakan untuk tujuan : a mengembangkan startegi 30 pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan karakteristik cash flownya; b mengembangkan portofolio produk sehingga jelas kekuatan dan kelemahannya; c memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak menguntungkan; d mengalokasikan anggaran pemasaran produk guna memaksimalkan cash flow jangka panjang. Matriks Internal Eksternal merupakan matriks yang dikembangkan dari GE-Model. Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal obyek kajian dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan dari matriks strategi ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Dalam penggunaan matriks ini dikenal sembilan selkolom strategi, namun pada prinsipnya kesembilan selkolom strategi tersebut dapat dikelompokkkan ke dalam tiga strategi utama Roger, 1990, yaitu : a. Growth strategy merupakan pertumbuhan obyek kajian itu sendiri. b. Stability strategy merupakan strategi yang ditetapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. c. Retrenchment strategy merupakan usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan.

2.10 Analisis Keputusan Menggunakan Analytical Hierarchy Process