Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap

25 bagi pelakunya. Hanafiah dan Saefuddin 1986 menyebutkan bahwa pemasaran merupakan arus pergerakan barang-barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen. Dalam sistem perikanan tangkap, produsen merupakan masyarakat nelayan yang menyiapkan hasil tangkap dengan kualitas tertentu dan konsumen merupakan pihak lain baik industri maupun perorangan yang membayar hasil tangkapan dengan harga tertentu.

2.8 Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap

2.8.1 Pengembangan sumberdaya manusia melalui kegiatan usaha ekonomi

Program pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat pesisir merupakan upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia perikanan tangkap dari aspek sosial ekonomi. Program pemberdayaan ini penting dalam rangka penanggulangan kemiskinan mencakup berbagai aspek kehidupan, sehingga pendekatannya harus bersifat holistik. Peningkatan akses dan pelibatan dalam ekonomi merupakan ujung tombak dari pendekatan holistik itu. Menurut Satria 2001, program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir bisa dilakukan untuk semua strata dan latar belakang usaha masyarakat pesisir, dan dalam pelaksanaanya harus memperhatikan dan menghargai posisi dan stratifikasi sosial yang ada. Terkait dengan ini, maka perluasan akses dan peningkatan partisipasi masyarakat pesisir dalam kegiatan ekonomi pesisir sangatlah penting memperhatikan latar belakang setiap masyarakat pesisir sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihakstrata tertentu. Untuk itu, maka program pemberdayaan harus dilakukan beriringan dengan perbaikan sistem pendukungnya yang mendorong peningkatan produksi dan pendapatan serta mempercepat proses penanggulangan kemiskinan masyarakat pesisir. Sumber daya manusia adalah komponen input dari setiap subsistem komponen. Produk barang dan jasa adalah output dari setiap subsistem. Interaksi antar sistem diwujudkan tidak hanya dalam bentuk aliran barang dan jasa, tetapi juga oleh respon pelaku internal. 26 Kebijakan yang dapat diambil berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir sebaiknya mencakup aspek usaha, SDM, dan lingkungan. Pemberdayaan usaha merupakan upaya peningkatan kualitas usaha perikanan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan aspek usaha ini, yaitu : a. Inovasi teknologi dalam peningkatan akses informasi, pasar, bantuan modal dan transfer pengetahuan yang dapat mendorong efisiensi produksi, efektifitas manajemen dan modernsisasi alat-alat maupun faktor produksi, menjadi tahapan yang harus ditempuh. b. Pengembangan asuransi perikanan tangkap. Pengembangan asuransi ini penting untuk mengurangi tingginya tingkat resiko kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan kecil. c. Program kemitraan yang diarahkan untuk menciptakan hubungan yang paling menguntungkan baik secara sosial maupun ekonomi antara kelompok pelaku usaha besar dengan nelayan kecil. Pengembangan SDM merupakan langkah peningkatan kualitas SDM baik dalam konteks pola sikap dan perilaku, keterampilan, kemampuan manajerial, maupun aspek gizi. Salah satu langkah yang perlu dikembangkan dan mesti diteruskan adalah pelatihan kredit mikro system grameen bank. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen organisasi masyarakat pesisir serta untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas nelayan kelompok dalam penyediaan modal usaha. Diharapkan terjadi peningkatan kualitas masyarakat pesisir dalam berorganisasi, mengakses modal usaha, dan pengelolaan modal dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan. Pengembangan lingkungan merupakan langkah penting dalam mencegah dan mengatasi terjadinya kemiskinan alamiah sekaligus merupakan pintu bagi terwujudnya perikanan yang berkelanjutan sustainable fisheries. Langkah pemberdayaan lingkungan tersebut mencakup peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat pesisir dalam konservasi sumberdaya perikanan tangkap. Konservasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat pesisir dapat berupa penebaran bibit ikan potensial, perlindungan kawasan terumbu karang dan rebosasi hutan mangrove. 27 Berbagai program penanggulangan kemiskinan baik yang dilakukan oleh DinasInstansi Pemerintah maupun oleh lembaga swadaya masyarakat LSM memiliki elemen-elemen pendekatan yang sama yaitu : a Pendekatan kelompok; b Pendekatan modaldana sebagai pemicu kegiatan ekonomi; c Pendampingan pada kelompok-kelompok masyarakat warga binaan; d Pendayagunaan sumber daya setempat. Secara kuantitatif program penanggulangan kemiskinan tersebut telah banyak memberikan kontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan absolute, dimana pada tahun 1972 jumlah penduduk miskin berjumlah 69 juta orang menjadi 22 juta orang atau 11,3 pada tahun 1997 BAPPENAS, 1998. Terlepas dari ini, ada kekhawatiran dan keraguan tentang efektifitas sumberdaya yang telah kita alokasikan pada program kemiskinan tersebut mengingat program tersebut terlalu berat bila harus dilakukan sendiri secara mandiri oleh masyarakat pesisir. Oleh karena itu, Pemerintah perlu mengarahkan, membina dan mengendalikan ke arah yang benar sehingga terwujud perubahan struktur masyarakat yang lebih mandiri. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa peran aparatur Negara harus bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan dan memberdayakan.

2.8.2 Pengembangan usaha perikanan tangkap secara terpadu

Usaha perikanan tangkap terbentuk dari keterkaitan antara faktor-faktor atau elemen-elemen yang bekerja dalam sebuah sistem yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Pengembangan usaha perikanan tangkap perlu diarahkan sehingga sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 31 Tahun 2004 tentang tujuan pembangunan perikanan. Tujuan pembangunan perikanan yang dimaksud dalam UU No. 31 Tahun 2004 adalah pengembangan teknologi perikanan tangkap yang dapat menyediakan kesempatan kerja, menjamin pendapatan nelayan, menjamin stok produksi, menghasilkan produk yang bermutu dan tidak merusak lingkungan khususnya sumberdaya ikan. Monintja 2001 menyatakan apabila pengembangan perikanan di suatu wilayah perairan ditekankan pada perluasan kesempatan kerja, maka teknologi yang perlu dikembangkan adalah jenis unit penangkapan ikan yang relatif dapat 28 menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan yang memadai. Modal yang dibutuhkan untuk pengembangan tersebut perlu disiapkan oleh Pemerintah melalui suatu anggaran khusus. Pengembangan perikanan tersebut harus dapat mensinkronkan kegiatan produksi dengan kesiapan sarana dan prasarana perikanan tangkap, penguasaan pasar yang baik, dan kestabilan harga yang diawasi oleh Pemerintah. Usaha perikanan tangkap perlu diupayakan sehingga menjadi suatu industri perikanan kompetitif. Usaha perikanan tangkap ini harus mempunyai karakter positif, yaitu punya jenis produk yang diunggulkan, kontinyu jumlahnya, punya grade kualitasmutu tertentu, selalu ada pada saat dibutuhkan tepat waktu, dan produknya tersedia pada berbagai tempat yang resmi tepat tempat Monintja, 2005.

2.9 Kerangka Analisis SWOT