Peranan Public Relations terhadap Eksistensi Perusahaan

mengetahui kebutuhan publik. Menurut Rumanti 2005, PR dapat berkembang dalam organisasi karena: 1 perkembangan media massa pesat, sedangkan komunikasi berbentuk apa pun dalam organisasi tetap sentral dalam kegiatan PR. 2 adanya sikap dan perilaku yang jujur menuju adanya saling pengertian, saling menghormati, dan saling mempercayai. 3 adanya citra organisasi yang jelas, baik, dan benar yang perlu dikomunikasikan dengan tepat. 4 diperlukan pengetahuan jurnalistik, promosi, dan reklame yang profesional. Soemirat dan Ardianto 2005 mengatakan para profesional PR juga menjadi manajer sistem, memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan transaksi dengan menjalin berbagai hubungan yang bersifat kompleks rumit dan penting dalam organisasi perusahaan, yakni: 1 PR harus memikirkan hubungan perusahaan terhadap lingkungannya sendiri. 2 PR harus bekerja sesuai peraturan perusahaan untuk mengembangkan pemecahan yang inovatif terhadap berbagai permasalahan perusahaan. 3 PR harus berpikir strategis. Solusinya harus menjawab kebutuhan nyata perusahaan. 4 Para PR manajer harus memiliki kemampuan mengukur hasil yang sudah diperoleh.

2.3.2. Peranan Public Relations terhadap Eksistensi Perusahaan

Public Relations mempunyai peranan penting dalam menangani masalah krisis perusahaan mengingat masa krisis dapat berdampak negatif terhadap citra perusahaan. Menurut William P. Nickons yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto 2005 mengatakan pentingnya penjagaan citra organisasi menjadi tanggung jawab PR, pencitraan yang baik ini dapat memberikan dampak yang baik juga untuk keberlanjutan perusahaan. Aktivitas PR sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara perusahaan dengan pihak publik demi kemajuan perusahaan atau pembentukkan citra positif. Jadi, dapat dikatakan kegiatan PR tersebut erat hubungannya dengan pembentukkan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat. Menurut Ruslan 2005 dikatakan peranan utama seorang PR adalah: 1 sebagai komunikator atau penghubung antara perusahaan dengan publiknya. 2 membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya. 3 peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen perusahaan. 4 membentuk corporate image, artinya peranan PR berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Kusumastuti 2002 membedakan peranan PR menjadi dua, yaitu peranan mangerial dan peranan teknis. Peranan managerial dikenal dengan peranan di tingkat manajemen dapat diuraikan menjadi tiga peranan, yaitu expert preciber communication, problem solving process facilitator, dan communication facilitator. Peranan PR adalah: 1 Expert Preciber Communication Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan. 2 Problem Solving Process Facilitator Peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. PR melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen krisis. 3 Communication Facilitator Peranan PR sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan dengan publik, baik dengan publik internal maupun eksternal. 4 Technician Communication PR dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Lebih lanjut, Effendy 1998 seorang pakar komunikasi mengemukakan bahwa sebagai seoarng profesional PR harus memiliki kemampuan bertindak sebagai berikut: 1 Creator, orang yang memiliki kreatifitas dan pencipta ide atau gagasan cemerlang dalam berkomunikasi. 2 Conceptor, orang yang memiliki kemampuan atau konseptor dalam penyusunan program kerja PR, khususnya dalam berkampanye. 3 Problem solver, orang yang mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, dinamis, solutif dan proaktif dalam menjalankan peranan PR khususnya dalam mengantisipasi gangguan dalam melaksanakan peranannya. 2.4. Agrowisata 2.4.1. Definisi Agrowisata