Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata

2.4. Agrowisata 2.4.1. Definisi Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Dilihat dari asal katanya, agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata atau kepariwisataan. Agrowisata atau wisata pertanian merupakan penggabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Tirtawinata dan Fachrudin 1996 mengemukakan agrowisata adalah suatu upaya dalam rangka menciptakan produk wisata baru diversifikasi. Definisi agrowisata secara resmi dapat diambil dari definisi yang diuraikan dalam SKB Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM. 47PW.DOWMPPT-89 dan No. 204KPTSHK05041989, bahwa agrowisata adalah sesuatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan usaha di bidang agro.

2.4.2. Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata

Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek- objek pertanian. Secara umum ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat dikembangkan sebagai berikut Tirtawinata dan Fachrudin, 1996: 1. Kebun Raya Kebun raya menawarkan obyek wisata berupa kekayaan flora yang beragam spesiesnya bisa dinikmati oleh pengunjung. Daya tariknya terletak pada keragaman tanaman yang dipamerkan serta keindahan dan kenyamanan lingkungan yang memberi kepuasan. 2. Perkebunan Usaha perkebunan yang dijadikan obyek wisata meliputi perkebunan tanaman keras dan tanaman lainnya yang dikelola oleh perusahaan besar swasta nasional ataupun asing, BUMN dan perkebunan rakyat. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa pra produksi pembibitan, produksi, dan pasca produksi pengolahan dan pemasaran. 3. Tanaman Pangan dan Holtikultura Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi tanaman padi dan palawija serta holtikultura yakni bunga, buah, sayur dan jamu-jamuan. Kegiatan usaha yang dapat dijadikan obyek wisata beragam mulai pra panen, pasca panen berupa pengolahan hasil sampai kegiatan pemasarannya. 4. Perikanan Kegiatan wisata perikanan meliputi kegiatan budi daya perikanan sampai proses pasca panen. Daya tariknya antara lain pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lainnya seperti memancing. 5. Peternakan Daya tarik peternakan sebagai obyek wisata meliputi pola beternak, cara tradisional dalam beternak serta budi daya hewan ternak.

BAB III KERANGKA TEORITIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Public Relations PR adalah salah satu bagian dari suatu perusahaan yang mempunyai tugas memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu perusahaan yang digunakan sebagai masukan terhadap berbagai kebijakan agar tercipta keharmonisan antara suatu perusahaan dengan publiknya dengan tujuan akhir sebagaimana yang dikemukakan oleh Soemirat dan Ardianto 2005, yaitu mencapai good image citra yang baik, good will itikad baik, mutual understanding saling pengertian, mutual confidence saling mempercayai, mutual appreciation saling menghargai dan tolerance toleransi. Menghadapi persaingan bisnis perusahaan bidang PR semakin kuat berkembang, salah satu perusahaan yang berkembang saat ini adalah usaha di bidang agrowisata. Berkembangnya usaha agrowisata telah menuntut perusahaan untuk memperhatikan pentingnya peranan PR dalam perusahaan. Banyaknya pihak yang bergerak di bisnis agrowisata ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Tingginya persaingan yang terjadi di dalam industri agrowisata menyebabkan setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat dalam memasarkan produk atau jasanya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat merebut pangsa pasar pesaing dan menjaga eksistensi perusahaannya. Peranan utama seorang PR adalah sebagai komunikator, fasilitator, dan informator. Bertindak sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada perusahaan, yaitu penghubung antara perusahaan dengan publiknya. Sebagai