Sejarah Berdirinya Kebun Wisata Pasirmukti KWP

BAB V GAMBARAN UMUM KEBUN WISATA PASIRMUKTI

5.1. Sejarah Berdirinya Kebun Wisata Pasirmukti KWP

Kebun Wisata Pasirmukti KWP merupakan kebun wisata agro pendatang baru yang resmi didirikan pada tanggal 2 April 2003 kemudian disahkan secara notaris pada Oktober 2003. Nama Pasirmukti diambil dari nama desa tempat KWP berada, sebenarnya KWP terletak di antara tiga desa, yaitu Tajur, Pasirmukti, dan Gunungsari. Dari ketiga desa ini, nama Pasirmukti yang dipilih karena dalam bahasa setempat Pasirmukti berarti tebing yang sejahtera. Pemantapan tekad untuk mewujudkan lahan berupa kebun buah rakyat dan tanah kosong menjadi obyek dan sarana wisata agro dimulai 28 tahun lalu oleh Emily Turangan-Senduk, diawali pada tahun 1979 melalui pengembangan kebun anggrek, tahun-tahun berikutnya mulai uji coba menanam aneka ragam tanaman pangan dan hortikultura. Penanaman pohon disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim di daerah tersebut yang berada pada ketinggian 150-200 meter di atas permukaan laut, dengan kualifikasi tanah berbatu, kesuburan tanah rendah dan masam, resapan air kurang dengan curah hujan tinggi. Pada tahun 1990 mulai menanam aneka jenis buah, karena tanahnya berbatu, pengembangan budi daya tanaman buah dilakukan di dalam pot tabulampot. Melalui perjalanan belasan tahun, secara bertahap dilakukan perluasan lahan, dibentuk menjadi area perkebunan. Keasrian kebun anggrek dan buah yang semula dimanfaatkan hanya sebagai tempat rekreasi dan berkumpul keluarga ini ternyata berubah menjadi wisata agro. Dua peristiwa yang mengubahnya menjadi wisata agro, yaitu terpuruknya ekonomi di Asia pada tahun 1998 dan fakta bahwa pertanian tidak menjadi tulang punggung perekonomian negara, padahal Indonesia adalah negara agraris. Selain itu, keasrian kebun anggrek dan buah ternyata menumbuhkan minat banyak kenalan untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman pangan dan hortikultura. Hal lain yang memantapkan areal perkebunan ini menjadi wisata agro adalah kegiatan berkebun ini menyerap banyak tenaga kerja yang direkrut dari masyarakat yang tinggal di sekitar areal perkebunan. Demikian pula pengadaan kebutuhan pupuk dan keperluan bahan bangunan dipasok dari usaha masyarakat setempat. Kebun ini pun dapat menjadi sarana yang baik untuk menularkan rasa cinta pada bidang pertanian, terutama pada generasi muda. Kehadiran kebun ini diyakini dapat memberikan manfaat dan berdampak positif baik secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup di kecamatan Citeureup. Khusus mengenai lingkungan hidup, selain memperbaiki struktur tanah yang kurang subur, KWP dapat berfungsi sebagai paru-paru bagi kecamatan Citeureup. Agar manfaat tersebut dapat dirasakan sepenuhnya, maka pada tahun 1998 mulai menjadikan kebun sebagai wisata agro.

5.2. Profil Kebun Wisata Pasirmukti KWP