penghasilan dari apa yang mereka kerjakan, namun tetap berkontribusi dalam penghasilan keluarga dengan tenaganya yang menghemat tenaga upahan.
5.2. Karakteristik Rumahtangga
5.2.1. Kepemilikan Benda Berharga
Kepemilikan benda berharga merupakan karakteristik rumahtangga petani, dimana melalui kepemilikan benda-benda tersebut akan diperoleh
gambaran mengenai kondisi dari rumahtangga tersebut. Adapun kepemilikan benda berharga terdiri dari kepemilikan atas ternak dan kepemilikan rumahtangga
petani atas teknologi rumahtangga. Ditemukan hanya empat jenis ternak yang dimiliki oleh tiga kampung
kasus Desa Cipeuteuy, diantaranya kepemilikan ternak kambing, domba, ayam dan bebek. Pada tiga kampung tersebut tidak ditemukan ternak besar seperti
kerbau dan sapi. Dari Tabel 14 diketahui bahwa kepemilikan ternak kambing pada rumahtangga stratum atas menengah dan bawah memiliki persentase paling tinggi
dari ternak lainnya, sedangkan pada stratum tunakisma, persentase kepemilikan ternak tertinggi berada pada jenis ternak ayam.
Tabel 14. Kondisi Kepemilikan Ternak pada Tiga Kampung Kasus Menurut Tingkat Stratifikasi Tahun 2006 dalam persen
Kepemilikan Ternak
Stratum Atas
Stratum Menengah
Stratum Bawah
Tunakisma Total
Kambing 8,51
13,48 18,44
2,13 42,55
Domba 2,13
2,13 2,84
7,09 Ayam
7,09 11,35
17,73 4,96
41,13 Bebek
0,71 9,22
Total Persen 18,44
26,95 39,01
7,09 100,00
Total Jumlah 26
38 55
10 141
Sumber: Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei Tahun 2007
Dari data tersebut diketahui bahwa tingkat stratifikasi mempengaruhi kepemilikan ternak rumahtangga petani, terlihat dari kepemilikan ternak kembing
dan domba yang notabene bernilai jual tinggi lebih banyak dimiliki oleh RTP pada stratum tinggi, sedangkan kepemilikan ternak yang memiliki harga jual
rendah banyak dimiliki oleh RTP pada stratum yang rendah. Selanjutnya kepemilikan ternak bebek hanya dilakukan oleh stratum atas. Jika dilihat dari
urutan persentase kepemilikan ternaknya, kepemilikan ternak kambing, domba dan ayam mulai dari yang tertinggi dimiliki oleh RTP pada stratum bawah,
menengah dan atas. Diduga, kepemilikan sumberdaya agraria mempengaruhi kepemilikan RTP atas ternak. RTP pada stratum atas lebih menginvestasikan
kekayaannya pada kepemilikan sumberdaya agraria lahan sehingga persentase kepemilikan ternak lebih kecil dari stratum bawah yang lebih menginvestasikan
kekayaan kepada kepemilikan ternak dibandingkan pada kepemilikan sumberdaya agraria.
Secara umum dapat diketahui bahwa kepemilikan ternak di kalangan rumahtangga petani tiga kampung kasus tergolong cukup tinggi, dengan jumlah
kepemilikan sebesar 43 persen pada Kampung Sukagalih, 36 persen pada Kampung Cisalimar dan persentase kepemilikan tertinggi pada Kampung
Cisalimar. Berdasarkan jenis ternak, secara keseluruhan persentase kepemilikan kambing lebih banyak dilakukan pada Kampung Sukagalih sebanyak 76,67
persen, pun demikian dengan ternak ayam 63,33 persen. Sedangkan domba lebih banyak dikembangbiakkan di Kampung Pasir Masigit dan hanya Kampung
Cisalimar yang memelihara bebek, yakni sebanyak ±33,33 persen dari jumlah ruah tangga di Cisalimar.
Jika dilihat dari stratumnya, stratum B memiliki persentase kepemilikan ternak tertinggi dan dapat dipastikan bahwa penduduk yang tergolong tunakisma
stratum D memiliki persentase kepemilikan ternak terkecil. Berdasarkan stratumnya, terdapat kecenderungan dimana kepemilikan
ternak kambing lebih banyak dilakukan oleh petani pada stratum bawah di Kampung Sukagalih 21,95 persen dan Cisalimar 31,71 persen selanjutnya
dilakukan juga pada stratum B di Pasir Masigit 25 persen. Kepemilikan ternak ayam dengan persentase tertinggi dilakukan oleh petani pada stratum B di
Kampung Sukagalih dan Pasir Masigit dengan persentase kepemilikan masing- masing sebesar 29,17 persen dan 20, 83 persen kemudian petani pada stratum atas
di Cisalimar dan stratum menengah di Pasir Masigit lebih memilih memelihara domba. Pada tiga kampung kasus tidak ditemukan kepemilikan ternak besar
seperti sapi dan kerbau, hal ini dikarenakan tidak tersedianya lahan yang cukup luas untuk memelihara ternak tersebut.
Kepemilikan ternak pada tiga kampung kasus hanya ditujukan untuk investasi semata, sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat dikonsumsi ataupun
di jual. Pada tiga kampung kasus tidak ditemukan pengembangan ternak untuk usaha pupuk kandang atau peternakan padahal kepemilikan ternak dapat
membantu penyediaan saprodi untuk usahatani sekaligus menjaga pelestarian lahan kering Mugniesyah dan Mizuno, 2003
Selanjutnya kepemilikan rumahtangga petani akan teknologi rumahtangga dapat dilihat pada Tabel 15. Diketahui bahwa kepemilikan dengan
persentase tertingi ada pada kepemilikan atas lemari pakaian, yang disusul oleh radio, dan lemari pajangan, sedangkan kepemilikan dengan persentase terkecil ada
pada mobil. Menurut hasil wawancara mendalam, kepemilikan mobil dan motor ditujukan untuk mencari nafkah, yakni sebagai supir angkutan umum dan jasa
transportasi ojeg. Adapun kepemilikan lemari pajangan dan lemari pakaian diperoleh dengan cara membuat sendiri, jika lemari tersebut baru, maka yang
dapat memiliki hanya golongan dengan tingkat stratifikasi yang tinggi, selebihnya diperoleh dari pemberian anak atau orang tua.
Tabel 15 Kondisi Kepemilikan Benda Teknologi Rumahtangga pada Tiga Kampung Kasus Menurut Tingkat Stratifikasi Tahun 2006 dalam
persen Kepemilikan Teknologi
Rumahtangga Stratum
Atas Stratum
Menengah Stratum
Bawah Tunakisma
Total Motor
0,90 1,79
1,19 0,30
4,18 Sepeda
1,79 0,60
2,09 4,48
TV Berwarna 3,28
4,48 4,78
2,39 14,93
Radio 4,48
4,78 8,36
1,49 19,10
Mobil 0,30
0,30 Lemari Pajangan
3,88 3,28
5,97 0,90
14,03 Kursi Tamu
3,28 2,99
5,37 1,49
13,13 Lemari Pakaian
5,67 5,67
11,04 2,39
23,28 Perhiasan
0,90 2,09
2,99 0,60
6,57 Total Persen
24,18 25,67
41,49 9,55 100,00
Total Jumlah 81
86 139
32 335
Sumber: Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei Tahun 2007
Diketahui bahwa persentase kepemilikan teknologi rumahtangga tertinggi ada pada Kampung Cisalimar, benda-benda elektronik tersebut baru
mulai dimiliki oleh rumahtangga pada Kampung Sukagalih, Cisalimar dan Pasir Masigit pada tahun 2003, yakni bersamaan dengan mulai dioperasikannya
PLTMH sebagai sumber tenaga listrik di ketiga kampung tersebut. Meskipun jumlahnya kecil namun persentase kepemilikan benda-benda teknologi
rumahtangga paling tinggi sudah dapat dipastikan ada pada stratum atas.
Benda berharga dalam rumahtangga yang mempunyai persentase tertinggi dimiliki oleh rumahtangga petani pada Kampung Sukagalih sebanyak
86,67 persen, 79,49 persen pada Kampung Cisalimar dan dimiliki oleh rumahtangga pada Kampung Pasir Masigit sebanyak 67,74 persen selanjutnya
diikuti oleh kepemilikan radio yang masing-masing mempunyai persentase sebesar 66,67 persen pada Kampung Sukagalih, 64,10 persen pada Kampung
Cisalimar dan 61,29 persen pada Kampung Pasir Masigit. Mayoritas kepemilikan lemari pakaian diperoleh dengan cara membuat
sendiri atau memesan kepada orang lain untuk membuatkan. Akses untuk memiliki lemari dulunya sangat mudah karena kayu dapat diperoleh langsung dari
Hutan yang sekarang telah menjadi TNGHS, namun saat ini penduduk pun merasa kesulitan untuk memperbaiki lantai atau atap rumah nya yang terbuat dari kayu
karena masyarakat sudah tidak dapat lagi memanfaatkan kayu dalam hutan untuk kepentingan mereka.
Kepemilikan radio mempunyai persentase tertinggi kedua karena sebelum adanya PLTMH radio merupakan alat komunikasi paling efektif untuk
menyampaikan informasi dikarenakan radio dapat dioperasikan dengan menggunakan baterai.
Selanjutnya TV merupakan benda yang cukup populer yang dimiliki oleh rumahtangga petani stratum menengah sebanyak 25 persen pada Kampung
Sukagalih dan Cisalimar serta sebanyak 33,33 persen pada stratum tunakisma D di Kampung Pasir Masigit. Kepemilikan motor mayoritas dimiliki oleh stratum
menengah pada Kampung Cisalimar sebanyak 12,50 persen dan 8,33 persen pada Kampung Sukagalih sisanya lima persen pada Kampung Pasir Masigit ada satu
pada stratum atas. Kepemilikan motor sebagian besar digunakan untuk mata pencaharian dengan cara menyediakan jasa ojek. Mobil sebagai benda yang
tergolong ekslusif hanya dimilki oleh rumahtangga pada stratum bawah C di Kampung Cisalimar. Adapun kepemilikan mobil dimaksudkan untuk mencari
nafkah dengan menyediakan angkutan umum dengan jurusan Parung Kuda- Cipeuteuy.
5.2.2. Partisipasi Kelembagaan