belum bersekolah sebanyak 720 jiwa atau 11,34 persen dari total jumlah penduduk. Rendahnya partisipasi pendidikan tinggi ini diduga dikarenakan jarak
dari Desa menuju sekolahan cukup jauh. Desa Cipeuteuy tidak memiliki sekolah SLTP dan SMU, sehingga anak usia sekolah lanjutan pertama harus menempuh
jarak sejauh empat kilometer untuk bersekolah pada tingkat SLTP dan lima kilometer jauhnya untuk bersekolah di SMU. Tsanawiyah yang setingkat dengan
SLTP berada tiga kilometer jauhnya dari Balai Desa Cipeuteuy, sedangkan akses untuk bersekolah di Perguruan Tinggi hanya dapat diperoleh di Kota Bogor,
Sukabumi, Cianjur dan Jakarta.
Tabel 7. Jumlah Anggota Rumahtangga Desa Cipeuteuy Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2006
Tingkat Pendidikan Persen
Tamat SD 58,08
Tidak tamat SD 17,68
Belum sekolah 11,34
SLTA 4,16 SLTP 7,53
Tidak pernah sekolah 1,01
Diploma D2 0,09
S1 0,13 Total Persen
100,00 Total Jumlah
6.352
Sumber: Data Potensi Desa Cipeuteuy 2006
4.3. Kelembagaan
Kelembagaan yang terdapat di Desa Cipeuteuy meliputi kelembagaan formal dan informal yang beberapa diantaranya diprakarsai sendiri oleh penduduk
Desa. Adapun lembaga formal yang terdapat di Desa Cipeuteuy antara lain Pemerintahan Desa, Posyandu, Keluarga Berencana KB, POSYANDU, dan
lainnya. Meskipun sudah mengedepankan partisipasi dari masyarakat namun kelembagaan yang berkaitan dengan kepemerintahan desa masih ada campur
tangan pemerintah dalam kepengurusan. Kelembagaan keamanan didukung dengan adanya 50 orang hansip dan pos kamling sejumlah 24 unit. Secara umum
dalam kelembagaan tersebut dominasi laki-laki masih sangat kuat, karena tergolong dalam kategori lembaga politik menurut Mosher. Sedangkan lembaga
yang cenderung kepanjangan dari pekerjaan reproduktif perempuan lebih di dominasi oleh perempuan, seperti halnya Keluarga Berencana KB dan
POSYANDU. Kelembagaan desa juga meliputi jaring pengaman sosial dengan program
pelayanan kartu sehat dan beras murah raskin. Distribusi raskin mulai masuk ke Desa Cipeuteuy pada tahun 1997. Raskin didistribusikan masing-masing delapan
karung pada tiap RT dengan pembagian 4-5 liter tiap KK. Munculnya kelembagaan ini diduga merupakan dampak dari terjadinya krisis ekonomi.
Pendistribusian beras murah cenderung merata karena hampir seluruh penduduk yang termasuk dalam unit analisis penelitian ini memperoleh manfaat dari beras
murah. Sedangkan pelaksanaan kartu sehat mengalami hambatan karena tidak juga terlaksananya perpanjangan kartu sehat. Pada lembaga jaring pengaman
sosial ini, perempuan diduga lebih dominan dibanding laki-laki karena program ini didominasi oleh peran reproduktif.
Mengingat sebagian luas wilayah Desa Cipeuteuy merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, maka kelembagaan Taman Nasional
pun banyak dibentuk, diantaranya KOPEL Komunitas Peduli Lingkungan, JAMASKOR Jaringan Masyarakat Hutan Koridor, Taman Nasional dan Kader
Konservasi. Pemrakarsa lembaga-lembaga ini adalah lembaga atau institusi lain di luar Desa Cipeuteuy yang berkegiatan di wilayah Desa Cipeuteuy dan taman
Nasional Gunung Halimun-Salak, seperti lembaga-lembaga penelitian, konservasi dan lainnya. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk berdasarkan adanya kebutuhan
akan pemeliharaan dan pelestarian hutan dari masyarakat dan pihak-pihak yang berkegiatan di wilayah desa. Lembaga yang terbentuk mempunyai kontribusi yang
besar dalam pelestarian hutan. Selain lembaga tersebut, terdapat kelembagaan pertanian yang meliputi
kelompok tani dan koperasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa, terdapat 10 kelompok tani yang pernah dibentuk di Desa Cipeuteuy, namun
menurut hasil wawancara dan observasi, hanya tiga kelompok tani yang masih aktif dan satu kelompok tani yang berkembang pesat. Kelompok tani yang
terbentuk akan berjalan jika kelompok tersebut memiliki pemimpin front person dan insentif dari pihak luar. Ketika kelompok tersebut kehilangan figur pemimpin
dan tidak dapat menciptakan kader yang baik, maka kelompok tersebut akan “mati”, seperti halnya yang pernah terjadi pada Kelompok Tani Arum Jaya, Tunas
Sari di Dusun Cipeuteuy, dan Citra Tani di tingkat Desa Cipeuteuy. Kelompok Tani yang tergolong aktif meliputi Kekompok Tani Arum Bandung yang terletak
di Dusun Leuwiwaluh, Kelompok Tani Arum Mekar di Dusun Cisalimar yang juga memprakarsai koperasi Arum Bangun dan Kelompok Tani Selaras di
Kampung Sukagalih RT 25RW 05 yang hanya mencakup wilayah RT. Meskipun cakupannya hanya pada wilayah Kampung pada 1 RT, namun
Kelompok Tani Sukagalih memiliki prestasi yang sangat baik dan mampu melakukan pengembangan kelompok dengan luar biasa hingga membuat
Sukagalih menjadi Kampung percontohan. Kelompok Tani Arum Mekar dulu pernah menjadi kelompok tani yang lebih besar daripada Kelompok Tani Selaras
di Sukagalih pada saat ini. Kelompok tani ini akhirnya pecah, karena tidak dibangun dengan kebutuhan dan kesadaran masyarakat. Selain daripada itu,
banyaknya intervensi dari NGO-NGO yang membawa misinya tersendiri membuat pola pikir masyarakat bervariasi yang pada akhirnya membuat
masyarakat bingung akan program-program yang akan dilaksanakan. Hampir keseluruhan anggota Kelompok Tani Arum Bandung menggarap
lahan status quo Eks. Intan Hepta dan telah bertahun-tahun memperjuangkan hak garapnya. Kelompok tani yang masih aktif di Desa Cipeuteuy ternyata sangat
membantu anggota petani di dalamnya dalam proses produksi dan penjualan hasil pertanian. Kelompok Tani Selaras yang ada di Kampung Sukagalih, Dusun
Pandan Arum ini sudah 10 tahun didirikan, namun peresmian kelompok tani ini baru dilaksanakan selama dua tahun. Kelompok Tani Selaras hanya
beranggotakan laki-laki, namun kelompok tani ini sudah memiliki rencana untuk membentuk kelompok tani khusus perempuan. Kang Hendy, merupakan tokoh
masyarakat yang memajukan kelompok tani Selaras dan memotivasi para petani hingga mendapatkan Kalpataru dan mendapat perhatian dari Departemen
Pertanian. Kelompok Tani ini sangat mengedepankan konsep swadaya dalam program-program yang diselenggarakan. Modal sosial yang sangat kuat juga
menjadi salah satu penunjang keberhasilan Kelompok Tani Selaras. Saat ini kampung Sukagalih menjadi kampung percontohan dan mendapatkan perhatian
dari pihak luar, sehingga konsentrasi kegiatan pertanian hingga wisata camping ground terpusat pada Kampung Sukagalih.
Koperasi Arum Mekar terbentuk pada tahun 2003 sebagai solusi atas kebutuhan dalam pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Micro hydro PLTMH.
Koperasi ini mencakup wilayah Pandan Arum yang terdiri dari tujuh buah kampung. Koperasi Arum Mekar memiliki fungsi simpan pinjam untuk para
anggotanya dengan modal simpan pinjam anggota sebesar Rp12.542.000,-. Selain berfungsi sebagai simpan pinjam, koperasi Arum Mekar juga membiayai
perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Micro hydro PLTMH lewat iuran bulanan yang dibayarkan oleh setiap orang yang menggunakan listrik dari PLTMH.
Jumlah anggota koperasi Arum Mekar per 30 Desember 2005 adalah 247 orang dengan 107 orang anggota aktif dan 40 orang anggota tidak aktif. Simpanan
pokok anggota Koperasi Arum Mekar sebesar Rp25.000,- yang diperoleh dari uang muka listrik. Simpanan wajib koperasi sebesar Rp2.000,-bulan per anggota
dengan pinjaman anggota yang tidak boleh lebih dari Rp500.000,-. Jasa simpan pinjam sukarela koperasi sebesar satu persen tiap bulan dan bunga tiga persen
untuk tiap pinjaman anggota. Pada tahun 2005 pengurus telah menggulirkan pinjaman sebesar Rp 34.300.000,- dan piutang anggota sebesar Rp 13.906.000,-.
Adapun kelembagaan informal yang terdapat di Desa adalah kelembagaan keagamaan pengajian, keuangan arisan dan kelembagaan gotong
royong. Pengajian yang dilaksanakan di Desa Cipeuteuy biasanya dilaksanakan di tiap RT dengan tokoh agama sebagai penggiatnya. Pada beberapa wilayah,
pengajian yang dilaksanakan di setiap RT bergantung kepada pemuka agama daerah tersebut. Dalam kasus ini jika pemuka agama yang dimaksudkan pindah
atau meninggal dunia, maka pengajian rutin yang biasanya diselenggarakan akan terhambat dan tidak dapat terselenggara sampai ada pengganti tokoh agama
tersebut. Di Desa Cipeuteuy juga terdapat satu kepercayaan yang dianut oleh beberapa penduduk, khususnya di daerah Kampung Cilodor yang sering dijuluki
ASPEK
10
. Kelembagaan arisan hanya dapat ditemui di Dusun Cipeuteuy 1 RW 01,
Dusun Cipeuteuy 2 RW 02, dan Dusun Cisarua RW 03. Arisan yang diselenggarakan pada Dusun Cipeuteuy 1,2 dan Cisarua, merupakan arisan dalam
bentuk uang yang dipergilirkan sesuai dengan undian dan tidak hanya diperuntukkan pada perempuan, tapi juga laki-laki. Pada tahun 2004, penduduk
dusun Pandan Arum menyelenggarakan arisan yang lebih didominasi oleh laki- laki. Penduduk yang berpartisipasi dalam arisan ini membayar arisan tiap
bulannya menggunakan padi. Arisan ini disebut Arisan Padi atau dalam bahasa lokalnya disebut arisan pare. Sudah hampir dua tahun arisan ini tidak lagi
dijalankan. Padi hasil arisan yang terkumpul disimpan dalam suatu ruangan tempat penyimpanan yang hingga saat ini masih terjaga, namun sudah tidak
difungsikan. Kelembagaan gotong royong rempugan, babarengan, gorol di Desa
Cipeuteuy dilaksanakan di setiap RT dan Kampung. Gotong royong yang masih ada dewasa ini terutama berlangsung manakala ada kegiatan yang sifatnya
temporer, seperti pembangunan masjid, pembangunan jalan, perbaikan jalan hingga membantu pembangunan rumah penduduk. Namun beberapa kampung
memiliki jadwal gotong royong, yang umumnya dilaksanakan setiap hari jumat Jumsihjumat bersih dengan kegiatan gotong royong yang meliputi pembuatan
10
ASPEK merupakan kepanjangan dari Anti Speaker. Penduduk yang termasuk ASPEK, mempercayai bahwa speaker dan segala bunyi-bunyian yang keluar dari benda elektronik dan
tersiar kepada publik adalah sesuatu hal yang tidak baik. Masjid tempat ibadah penduduk yang mempercayai ASPEK tidak menggunakan speaker untuk menggaungkan Adzan dan lantunan ayat-
ayat Al-Quran.
rumah, perbaikan jalan, pembuatan irigasi, perawatan irigasi, dan hal lain yang tergolong public facilities. Gotong royong dalam pertanian atau yang sering
dijuluki dengan Liliuran masih terselenggara di Desa Cipeuteuy. Kampung Sukagalih merupakan kampung yang masih menyelenggarakan liliuran dengan
cara menggarap lahan anggota kelompok bersama-sama secara bergiliran dalam satu kelompok. Dilaksanakannya liliuran ini bertujuan untuk menghemat biaya
pengelolaan lahan pertanian yang dapat dikerjakan bersama-sama. Salah satu lembaga pemuda yang ada di Desa Cipeuteuy adalah Absolute
dan GARDECI Gabungan Remaja Desa Cipeuteuy. GARDECI merupakan Karang Taruna Desa Cipeuteuy yang terbentuk pada tahun 1990. Mayoritas
anggota GARDECI berkegiatan di bidang olah raga dan kegiatan Masjid IRMA- Ikatan Remaja Masjid. Sedangkan Absolute terbentuk tahun 2000, atas dasar
persamaan persepsi pemuda Desa Kabandungan dan Desa Cipeuteuy tentang konservasi hutan, pembangunan desa, juga etika pemuda dalam kehidupan
bermasyarkat. Pendiri Absolute berjumlah tujuh orang yang berbeda latar belakang pendidikan dan karakter. Anggota Absolute pada tahun 2000 berjumlah
23 orang yang terdiri dari pemuda pemudi Desa Kabandungan dan Cipeuteuy. Dalam perjalanannya, Absolute menjadi jembatan informasi antara masyarakat
dengan para pihak yang berkegiatan di wilayah Taman Nasional dan Desa Cipeuteuy. Mereka seringkali membantu kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Pemerintah serta LSM-LSM yang berkegiatan di Desa Cipeuteuy sehingga menelurkan beberapa divisi program,
diantaranya Ekowisata, Community Development, Litbang, dan Informasi publik.
Kelembagaan olah raga yang ada di Desa Cipeuteuy meliputi kelembagaan olah raga sepak bola, bulu tangkis, voli, sepak takrau, tenis meja dan
pencak silat. Kelompok olah raga berjumlah 12 kelompok yang terdiri dari Radeci, Boystay, Ligen, PSTL Persatuan Sepakbola Tanjakan Limus, Arendah,
Asten Asal Tendang, PERSIBA Persatuan Sepakbola Babakan, Elang Muda, PILIP, Perancis Peranakan Cisalimar, Garuda, Munding Laya yang seluruhnya
dibawah naungan karang taruna desaKONI Komite Olah Raga Nasional Indonesia
4.4. Sarana dan Prasarana