sumberdaya dasar sumber makanan, serat, bahan-bahan bangunan, mineral, energi, dan bahan-bahan alamiah lain yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan hidupnya Winoto, 1997 Lahan bersama faktor produksi lainnya akan dijadikan dasar untuk menciptakan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh manusia, Dengan demikian lahan dapat diartikan sebagai sebidang tanah dalam penampakan fisik yang digunakan sebagai sumberdaya
ekonomi wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
2.1.7. Struktur Agraria
Seperti yang sebelumnya dinyatakan oleh Tjondronegoro dan Wiradi 2001 bahwa agraria mencakup semua sumberdaya dan manusia yang ada di atas
suatu wilayah. Unsur kekayaan alam dan kehidupan sosial mempunyai hubungan- hubungan yang saling berkaitan dalam pengelolaan agraria. Unsur pertama dalam
agraria adalah sumber agraria yang kemudian disebut sebagai objek agraria,
sedangkan manusia sebagai pengelola sumber agraria disebut sebagai subjek
agraria. Subjek agraria dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok sosial, yaitu 1
komunitas yang meliputi individu, keluarga kelompok; 2 pemerintah mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah desa; 3 pihak swasta
private sector , yang mencakup perusahaan kecil, sedang dan perusahaan besar. Dengan mengacu kepada pendapat Habermas
8
, Sitorus 2004 merumuskan dimensi kerja dan interaksi yang terdapat pada bidang keagrariaan.
Ketiga subjek agraria yang telah dijelaskan mempunyai hubungan satu sama lain
8
J. Habermas dalam tesisnya menuliskan tentang dua dimensi tindakan manusia, yaitu dimensi kerja yang merupakan tindakan teknis dan dimensi interaksi atau komunikasi yang merupakan
tindakan sosial.
yang disebut hubungan sosio agraria yang diwujudkan dalam interaksi antara ketiga subjek agraria dalam memanfaatkan objek agraria. Hubungan ini
menggambarkan hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak yang berkepentingan atas sumber
agraria ini bersifat dua arah. Hal yang mendasari timbulnya hubungan ini adalah hak yang dimiliki tiap subjek agraria atas pengelolaan sumber agraria. Pola
hubungan tersebut dapat terjadi antara subjek agraria dan intra subjek agraria. Hubungan antar subjek agraria tercemin dari hubungan antara pemerintah dengan
komunitas, pemerintah dengan swasta dan komunitas dengan swasta. Sedangkan hubungan intra subjek agraria digambarkan lewat hubungan antara kelompok
komunitas, contohnya adalah hubungan antara individu dengan keluarga; hubungan antar kelompok pemerintah yang tercermin antara pemerintah pusat
dengan daerah; dan antar swasta yaitu antara perusahaan nasional dan multinasional.
Hubungan teknis terjadi antara masing-masing subjek agraria dengan objek agraria yang diwujudkan dalam hubungan kerja yang berupa pengelolaan
dan penguasaan terhadap sumber agraria. Pola hubungan ini mencerminkan hubungan antara manusia dengan sumber agraria. Hubungan teknis bersifat searah
dan menunjukkan cara kerja subjek dalam mengelola sumber-sumber agraria untuk memenuhi kebutuhannya. Subjek agraria akan memanfaatkan sumber
agraria sesuai dengan kebutuhannya, karenanya cara-cara yang digunakan dalam mengelola sumberdaya agraria berbeda-beda sesuai dengan kepentingan. Dua cara
pengelolaan yang digunakan subjek agraria adalah dengan 1 konservatif, yang memperhatikan kelestarian sumberdaya dan 2 eksploitatif yang akan berdampak
pada degradasi lingkungan hidup yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar.
Perbedaan pola penguasaan antar subjek agraria komunitas, pemerintah dan pihak swasta direpresentasikan dengan suatu hubungan kelas-kelas sosial
seperti hubungan antara pemilik dengan pemilik, pemilik dengan penyewa dan lainnya. Sitorus 2004 menyebutkan bahwa hubungan antara kelas sosial dalam
penguasaan sumber agraria mengandung dimensi sosiologis, antropologis, ekonomi politik, budaya yang membentuk suatu tatanan sosial yang disebut
struktur sosial. Struktur agraria menunjukkan cara produksi dari subjek-subjek agraria yang juga sangat ditentukan oleh formasi sosial yang ada dalam
masyarakat. Terdapat lima tipe struktur agraria yang menunjukkan cara produksi baik
yang eksis maupun dominan diantaranya Jacoby, 1971; Wiradi, 2000 dalam: 1.
Tipe Naturalisme Komunitas lokal seperti komunitas adat menguasai sumber agraria secara
kolektif, atau dimiliki secara bersama-sama. 2.
Tipe Feodalisme Sumber agraria dikuasai oleh tuan tanah yang biasanya merupakan patron-
politik. 3.
Tipe Kapitalisme Sumber agraria dikuasai oleh perusahaan-perusahaan pemilik modal non-
penggarap atau perusahaan kapitalis. 4.
Tipe Sosialisme Sumber agraria dikuasai oleh negara atas nama kelompok pekerja.
5. Tipe Populisme Neo populisme Sumber agraria dikuasai oleh keluarga
rumah tangga pengguna. Dalam suatu masyarakat ditemukan setidaknya dua atau tiga jenis tipe
penguasaan agraria dan tidak ditemukan secara mutlak hanya satu tipologi saja. Kelima tipe tersebut menunjukkan struktur agraria dalam penguasaan sumber
agraria dimana satu tipe akan lebih dominan dalam masyarakat dibanding tipe lainnya. Misalkan dalam tipe kapitalis, hubungan yang akan terbentuk adalah
hubungan majikan-buruh, sedangkan untuk sosialis akan akan tercipta hubungan ketua-anggota antara pemerintah dengan komunitas. Hubungan teknis dan sosio
agraria yang tercipta dalam pola penguasaan agraria dapat digambarkan sebagai hubungan antara subjek dengan pusatnya yaitu objek agraria, yang dapat
ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1. Bagan Struktur Agraria
Keterangan:
→
: Hubungan teknis agraria
↔
: Hubungan sosio agraria
2.1.8. Pola Penguasaan dan Kepemilikan Lahan