4.4.2 Nada Dasar Pitch Centre
Nada dasar adalah nada pertama yang dijadikan dasar untuk menentukan susunan nada dalam sebuah tangga nada. Karena dalam ketiga ayat ini
menggunakan tangga nada D minor, makanya nada dasar yang digunakan pada ketiga ayat ialah nada D Re.
4.4.3 Wilayah Nada Range
Wilayah nada adalah jarak antara nada yang terendah dengan nada yang tertinggi.
4.4.3.1 Wilayah Nada Asa Di Waar ayat ke-10
Wilayah nada Asa Di Waar ayat ke-10 yang diurutkan dari nada terendah sampai tertinggi adalah:
4.4.3.2 Wilayah Nada Asa Di Waar ayat ke-12
Wilayah nada Asa Di Waar ayat ke-12 yang diurutkan dari nada terendah sampai tertinggi adalah:
Universitas Sumatera Utara
4.4.3.3 Wilayah Nada Asa Di Waar ayat ke-17
Wilayah nada Asa Di Waar ayat ke-17 yang diurutkan dari nada terendah sampai tertinggi adalah:
4.4.4 Jumlah Pemakaian Nada Frequency of Note
Jumlah nada adalah banyaknya nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyanyian.
4.4.4.1 Jumlah Pemakaian Nada Asa Di Waar ayat ke-10
Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam Asa Di Waar ayat ke-10 dapat dilihat dari garis paranada di bawah ini:
Bb C C D E F 41 76 1 181 90 32
Dari gambaran di atas terlihat bahwa nada Bb dengan jumlah n41 buah nada, nada C dengan jumlah 76 buah nada, nada C dengan jumlah 1 buah nada,
nada D dengan jumlah 181 buah nada, nada E dengan jumlah 90 buah nada, dan nada F dengan jumlah 32 buah nada.
4.4.4.2 Jumlah Pemakaian Nada Asa Di Waar ayat ke-12
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam Asa Di Waar ayat ke-12 dapat dilihat dari garis paranada di bawah ini:
B C C D E F G A B’ 16 33 16 77 119 41 3 6 2
Dari gambaran di atas terlihat bahwa nada B dengan jumlah 16 buah nada, nada C dengan jumlah 33 buah nada, nada C dengan jumlah 16 buah nada, nada
D dengan jumlah 16 buah nada, nada E dengan jumlah 119 buah nada, nada F dengan jumlah 41 buah nada, nada G dengan jumlah 3 buah nada, nada A dengan
jumlah 6 buah nada, dan nada B’ dengan jumlah 2 buah nada.
4.4.4.3 Jumlah Pemakaian Nada Asa Di Waar ayat ke-17
Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam Asa Di Waar ayat ke-17 dapat dilihat dari garis paranada di bawah ini:
A B C C D E F G A’ 1 4 6 2 78 61 48 2 4
Dari gambaran di atas terlihat bahwa nada A dengan jumlah 1 buah nada, nada B dengan jumlah 4 buah nada, nada C dengan jumlah 6 buah nada, nada C
dengan jumlah 2 buah nada, nada D dengan jumlah 78 buah nada, nada E dengan
Universitas Sumatera Utara
jumlah 61 buah nada, nada F dengan jumlah 48 buah nada, nada G dengan jumlah 2 buah nada, dan nada A’ dengan jumlah 4 buah nada.
4.4.5 Jumlah Interval
Jumlah interval adalah banyaknya interval yang dipakai dalam suatu musik atau nyanyian .
4.4.5.1 Jumlah Interval Asa Di Waar ayat ke-10
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari Asa di waar ayat ke-
10 :
Interval Posisi Jumlah Total
1P -
132 132
2M ↑
111 260
↓ 149
2m ↑
1 2
↓ 1
3M ↑
20 20
↓ -
3m ↑
- 1
↓ 1
4P ↑
1 1
↓ -
4 Aug ↑
1 1
↓ -
Tabel 4.1 Interval Asa Di Waar ayat ke-10 Dari tabel di atas dapat diketahui interval yang paling sering muncul
adalah interval Prime Murni 1P, yang muncul sebanyak 132 kali, diikuti dengan
Universitas Sumatera Utara
interval 2M sebanyak 260 kali, interval 2m sebanyak 2 kali, interval 3M sebanyak 20 kali, 3m sebanyak 1 kali, 4P sebanyak 1 kali, dan 4Aug sebanyak 1 kali.
Dari analisis interval Asa Di Waar ayat ke-10 dapat dilihat bahwa penggunaan interval yang paling banyak digunakan iyalah 2M Major second.
4.4.5.2 Jumlah Interval Asa Di Waar ayat ke-12
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari Asa di waar ayat ke-
12 :
Interval Posisi Jumlah Total
1P -
136 136
2M ↑
73 170
↓ 97
2m ↑
33 73
↓ 40
3M ↑
18 23
↓ 5
3m ↑
9 14
↓ 5
5P ↑
- ↓
1 1
Tabel 4.2 Interval Asa Di Waar ayat ke-12 Dari tabel di atas dapat diketahui interval yang paling sering muncul
adalah interval Prime Murni 1P, yang muncul sebanyak 136 kali, diikuti dengan interval 2M sebanyak 17-0 kali, interval 2m sebanyak 73 kali, interval 3M
sebanyak 23 kali, interval 3m sebanyak 14 kali, dan interval 5P sebanyak 1 kali. Dari analisis interval Asa Di Waar ke-12 dapat dilihat bahwa penggunaan
interval berangsur-angsur semakin sedikit pemakaiannya mulai dari interval yang
Universitas Sumatera Utara
berjarak terkecil ke interval yang berjarak terbesar. Walaupun dalam pemakaiannya interval 2M lebih banyak dipakai dari 1P Prime murni.
4.4.5.3 Jumlah Interval Asa Di Waar ayat ke-17
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari Asa di waar ayat ke-
17 :
Interval Posisi Jumlah Total
1P -
88 88
2M ↑
23 53
↓ 30
2m ↑
43 68
↓ 25
3M ↑
3 4
↓ 1
3m ↑
5 9
↓ 4
4Aug ↑
1 1
↓ -
Tabel 4.3 Interval Asa Di Waar ayat ke-17 Dari tabel di atas dapat diketahui interval yang paling sering muncul
adalah interval Prime Murni 1P, yang muncul sebanyak 88 kali, diikuti dengan interval 2M sebanyak 53 kali, interval 2m sebanyak 68 kali, interval 3M sebanyak
4 kali, 3m sebanyak 9 kali, dan 4Aug sebanyak 1 kali. Dari analisis interval Asa Di Waar ayat ke-17 dapat dilihat bahwa
penggunaan interval berangsSur-angsur semakin sedikit pemakaiannya mulai dari interval yang berjarak terkecil ke interval yang berjarak terbesar.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Pola Kadensa Cadence Patterns
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna
melodi tersebut atau setengah menutup sementara melodi tersebut.
4.4.6.1 Pola Kadensa Asa Di Waar ayat ke-10
A =
B =
C =
D =
E =
F =
4.4.6.2 Pola Kadensa Asa Di Waar ayat ke-12
A =
Universitas Sumatera Utara
B =
C =
D =
E =
F =
4.4.6.3 Pola Kadensa Asa Di Waar ayat ke-17
A =
B =
C =
D =
4.4.7 Formula Melodik Melody Formula
Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola
Universitas Sumatera Utara
melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Dan motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukkan melodi.
William P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu:
1. Repetitive yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang. 2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil
dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
3. Stropic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.
4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.
5. Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru.
Melihat kepada apa yang dikemukakan Malm mengenai bentuk nyanyian, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa melodi mengalami banyak Repetitive
pada ketiga ayat Asa Di Waar tersebut. Melodi Asa Di Waar dalam tulisan ini bermeter 44. Untuk itu penulis
berpedoman dengan pendapat Nettle yang mengungkapkan: dalam menentukan bentuk dari suatu komposisi yang harus diperhatikan adalah pengulangan frasa,
tanda diam, pola ritem, transposisi dan kesatuan teks yang terdapat dalam musik vokal Nettle dalam Irawan Zulhidayat 1997: 76.
Universitas Sumatera Utara
4.4.7.1 Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-10
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar
ayat ke-10 adalah sebagai berikut: 1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat ke-10 memiliki 1 bentuk. Dimana 1 ayat
pada ayat ke-10 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan.
2. Pada Asa Di Waar ayat ke-10 terdapat delapan belas frasa. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
3. Motif pada nyanyian ini adalah:
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-10 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang
dan terjadi penyimpangan.
4.4.7.2 Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-12
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat ke-12 memiliki 1 bentuk. Dimana ayat ke- 12 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan.
2. Pada Asa Di Waar ayat ke-12 terdapat dua puluh frasa. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
3. Motif pada nyanyian ini adalah:
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-12 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang
dan terjadi penyimpangan.
4.4.7.3 Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-17
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar
ayat ke-17 adalah sebagai berikut: 1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat ke-17 memiliki 1 bentuk. Dimana ayat ke-
17 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan. 2. Pada Asa Di Waar ayat ke-17 terdapat tiga belas frasa. Untuk lebih jelas
lihat pada lampiran. 3. Motif pada nyanyian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-17 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang
dan terjadi penyimpangan.
4.4.8 Kontur Contour
Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm dalam Irawan 1997: 85 membedakan beberapa jenis kontur, yaitu:
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi
ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih
rendah ke nada yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor
maupun minor. 7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai
batas-batasan. Garis kontur yang terdapat pada ayat ketiga ayat ini pada umumnya adalah
ascending, descending, conjuct dan juga static.
4.4.8.1 Kontur Asa Di Waar ayat ke-10
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-10 adalah Ascending,
descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik
maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Conjuct
Universitas Sumatera Utara
Garis Kontur Static
4.4.8.2 Kontur Asa Di Waar ayat ke-12
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-12 adalah Ascending,
descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik
maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Conjuct
Garis Kontur Static
4.4.8.3 Kontur Asa Di Waar ayat ke-17
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-17 adalah Ascending,
descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik
Universitas Sumatera Utara
maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Conjuct
Garis Kontur Static
4.5 Analisis Teks
Dalam menganalisis makna teks Asa Di Waar, penulis mangambil 3 ayat dari 24 ayat yang ada di dalam Asa Di Waar. Alasan pemakaian 3 ayat ini telah
penulis paparkan pada bab 3 point 3.4 dalam penjelasan krolonologis pelaksanaa Asa Di Waar.
4.5.1 Isi teks Asa Di Waar ayat 10
Sach taa par jaaneeai jaa ridhai sachaa hoe Koor kee mal utarai tan kare hachaa dhoe
Sach taa par jaaneeai jaa sach dhare piaar Naao sun man rehaseeai taa paae mokh duaar
Universitas Sumatera Utara
Sach ta par jaaneeai jaa jugat jaanai jeeo Dharat kaaiaa saadh kai vich de-e kartaa beeo
Sach taa par janeeai jaa sikh sachee le-e Daiaa janai jia kee kichh pun daan kare-e
Sach taan par jaaneeai jaa aatam teerath kare nivaas Satguru no puchh kai beh rahai kare nivaas
Sach sabhanaa hoe daaroo paap kadhai dhoe Nanak vakhanaai bentee jin sach palai hoe
Daan menhdaa talee khaak je milai ta mastak laaeeai Kooraa laalach chhadeeai hoe ik man alakh dhiaaeeai
Phal teveho paaeeai jevehee kaar kamaaeeai Je hovai poorab likhiaa taa dhoor tinaa dee paaeeai
Mat thoree sev gavaaeeai
Terjemahan dalam Bahasa Inggris ayat ke-10 :
Such a man should be known true, if in his heart he bears truth. His impurity of falsehood is washed and he washes his body clean.
Such a man should be known as true, if he devoted in love to the true one. When a person feels happy on hearing to the divine name then he attains the door or
salvation. Such a man should be known as true, if he knowns the device of Union with God.
He prepares the body field and sows into the seed of the creator’s name. Such a man should be known as true, if he receives truthful instructions.
He should be comppassionated to the living creatures and must place of his heart. He seeks the Guru’s guidance and abides there according to His will.
Truth is the universal remedy and it removes and washes away the sins. Nanak makes supplication unto those who carry truth in their lap.
Universitas Sumatera Utara
I seek the dust og the feet of true saints so that i may apply it to my forehead. We must discard false, greed adn with one mind should meditate on inaccessible Lord.
We obtain the fruit according to our deeds we perform in this world. If it is written in primal time then we obtain the dust of the feet of holy saints.
But following our little minds, we waste the merit of the service.
Makna teks Asa Di Waar ayat ke-10
Secara keseluruhan ayat ini bermakna tentang apa yang ada dalam diri sendiri. Di dalam ayat ini disebutkan bahwa apabila kita ingin mencari
kebenaran, maka kebenaran tersebut harus kita mulai dari di kita sendiri. Membersihkan diri dalam arti yang sebenarnya tidak hanya dengan cara
bersih dari luar tapi juga dari dalam. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan cara sembahyang. Dalam wawancara, informan
mengatakan bahwa dengan bersembahyang kaum Sikh dapat membersihkan diri mereka. Makna lainnya juga yang terdapat dalam ayat
ke-10 ini iyalah tentang dimana tubuh manusia di ibaratkan seperti tanah. Dimana apabila kita menanam bibit yang baik, kita akan menghasilkan
bibit yang baik juga. Dan sebaliknya, apabila kita menanam bibit yang tidak baik, maka kita akan menghasilkan bibit yang tidak baik.
4.5.2 Isi teks Asa Di Waar ayat ke-12