Sejarah Agama Sikh di Medan

2.3.1 Sejarah Agama Sikh di Medan

Ajaran Sikh masuk ke Indonesia melalui pedagang India dan Gujarat. Namun menurut pengakuan dari salah seorang penganut agama Sikh bernama Baldev Singh 41 disamping masuk melalui jalur perdagangan namun ada juga beberapa yang dibonceng oleh tentara sekutu pada perang dunia kedua. Mereka dipekerjakan pada perkebunan-perkebunan milik pemerintah. Namun kurang begitu terekspos beritanya. Kemudian mereka mulai masuk ke Indonesia secara bertahap dan akhirnya menjadi berkembang. “ Pak tua saya dulu ikut menjadi pejuang kemerdekaan, beliau meninggal pada tahun 1975”, tutur Baldev . Di Indonesia umat Sikh sudah mencapai 80.000 Jiwa. Mereka hidup menyebar di seluruh pelosok tanah air seperti Jakarta, Medan, dan Palembang. Dan umat Sikh yang terbesar ada di wilayah Medan dan sekitarnya. Telah diketahui bahwa sejak perkebunan tembakau dibuka 1863 di Sumatera Utara oleh Jacobus Nienhys, buruh dari Cina, India, dan Pulau Jawa didatangkan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di berbagai wilayah di Sumatera Utara. Orang-orang Sikh yang bekerja di perkebunan pada umumnya bekerja sebagai pengawas dan pengantar surat di perkebunan, serta memelihara ternak sapi. Selain mereka yang didatangkan sebagai kuli, migran lain pun terus berdatangan untuk tujuan berdagang dan mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia Zulkifli Lubis 2005. Gelombang kedatangan buruh perkebunan inilah yang membawa masyarakat Sikh, agama dan kebudayaannya masuk ke kota Medan. Universitas Sumatera Utara Banyaknya umat Sikh yang ada di Medan, menyebabkan pembangunan rumah ibadah Sikh lebih banyak dari kota-kota lain di Sumatera Utara. Di Medan, ada 4 Gurdwararumah ibadah Sikh yaitu: Gurdwara Perbandak Committee Jalan Teuku Umar, Gurdwara Shree Guru Arjundev Ji Jalan Mawar Sari Rejo, Karang Sari, Polonia, Gurdwara Tegh Bahadur jalan Polonia, dan Gurdwara Nanak Dev Ji jalan Karya Murni.

2.3.2 Sistem Ibadah