Kerangka Teori Konsep dan Kerangka Teori

terikat untuk tujuan khusus; sekelompok orang-orang dalam satu negara yang modern, kaya dan berkuasa; tempat di mana tinggal dengan orang lain. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang-orang yang tergabung dalam satu komunitas yang mempunyai kebiasaan atau adat istiadat yang sama, norma-norma yang sama, kepentingan atau tujuan yang sama, dan banyak persamaan lain yang saling terikat satu dengan yang lain. Kata Sikh yang dalam bahasa Punjabi: ฀฀฀฀ , berasal dari bahasa Sansekerta yaitu śisya yang berarti “murid, mahasiswa” atau śiksa yang berarti “pelajaran”. Menurut pasal I dari “Rehat Maryada“ norma dan ketentuan tingkah laku dalam Sikh, seorang Sikh didefinisikan sebagai “setiap manusia yang setia percaya pada Yang Kekal; Kesepuluh Guru 5 , dari Sri Guru Nanak Dev sampai Sri Guru Gobind Singh ; Sri Guru Granth Sahib, ucapan-ucapan dan ajaran dari sepuluh Guru dan baptisan yang diwariskan oleh Guru kesepuluh, dan yang tidak berutang setia kepada agama lain” id.wikipedia.org.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, teori diartikan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa kejadian dan asas-asas, hukum-hukum yang dijadikan dasar sesuatu serta pendapat cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. 5 Ada sepuluh guru dalam ajaran Sikh, yaitu: 1 Sri Guru Nanak Dev Ji, 2 Sri Guru Anggad Dev Ji, 3 Sri Guru Amardas Ji, 4 Sri Guru Raamdas Ji, 5 Sri Guru Arjan Dev Ji, 6 Sri Guru Hargobind Sahib Ji, 7 Sri Guru Har Rai Ji, 8 Sri Guru Har Krishan Sahib Ji, 9 Sri Guru Tegh Bahadur Sahib Ji, 10 Sri Guru Gobind Singh Ji. Universitas Sumatera Utara Dalam bahasan yang lebih dalam, untuk menganalisis struktur musik dalam Asa Di Waar, penulis menggunakan teori weighted scale bobot tangga nada yang dikemukakan oleh William P. Malm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis melodi, yaitu 1 tangga nada scale, 2 nada dasar pitch centre , 3 wilayah nada range, 4 jumlah pemakaian nada frequency of not, 5 jumlah interval, 6 pola-pola kadensa, 7 formula melodi, dan 8 kontur. Kedelapan point ini akan dipakai dalam penganalisaan stuktur musik. Dalam menganalisa teks-teks yang terdapat dalam Asa Di Waar, penulis memperhatikan beberapa teori. Seperti teori yang dikemukakan oleh William P. Malm 1977:17-18 yang diterjemahkan oleh Rizaldi Siagian, yaitu bahwa dalam musik vokal, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan teksnya. Apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini disebut silabis. Sebaliknya apabila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada disebut melismatik. Studi tentang teks juga memberikan kesempatan untuk menemukan hubungan antara aksen dalam bahasa dengan aksen pada musik, serta sangat membantu melihat reaksi musikal bagi sebuah kata yang dianggap penting dan pewarnaan kata-kata dalam puisi. Tentang teks, dimana penulis ingin melihat makna dari Asa Di Waar itu sendiri, maka penulis juga memperhatikan pandangan yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam 1964 : 46 yang menyebutkan bahwa teks lagu mengungkapkan perilaku sastra yang dapat dianalisa melalui struktur dan konten atau isi. Berikutnya masih tentang makna, penulis juga memperhatikan pandangan Groce Kraft 1991 : 25 yang menyebutkan bahwa makna ialah sesuatu yang tersirat Universitas Sumatera Utara dibalik bentuk dan aspek isi dari suatu kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian yaitu makna konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif ialah makna kata yang terkandung arti tambahan, sedangkan makna denotatif adalah kata yang tidak mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna yang sebenarnya. Untuk mentranskripsikan melodi yang terdapat dalam Asa Di Waar, penulis menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Nettl yang menyatakan, ada 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan musik, yaitu : 1 Menganalisis dan mendeskripsikan apa yang didengar, 2 Mendeskripsikan dan menulis apa yang dilihat. Dalam mentranskripsi Asa Di Waar, penulis akan menggunakan kedua pendapat tersebut, karena dalam melakukan analisis nantinya penulis akan menganalisa musik dari apa yang dilihat dan data yang didapat di lapangan, dan juga dari apa yang didengar pada saat penelitian di lapangan. Menurut Nettl 1964:99, bahwa transkripsi adalah suatu proses menotasikan bunyi atau membuat menjadi sumber visual. Dan pengertian tersebut merupakan hal yang mendukung dari pembahasan skripsi ini. Untuk menotasikan Asa Di Waar , penulis juga menyatakan bahwa ada dua jenis notasi musik, yaitu : 1 Notasi Preskriptif, notasi yang bertujuan menyajikan sebuah komposisi dari musik yang di dengar, 2 Notasi Deskriptif, notasi yang bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca ciri-ciri atau detail-detail dari komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca. Dalam pembahasan ini lebih lanjut, penulis akan menggunakan notasi Deskriptif karena dalam penulisan ini akan Universitas Sumatera Utara memberikan informasi-informasi dan kajian detail yang terdapat dalam komposisi musik Asa Di Waar. Selaras dengan pengertian upacara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait pada aturan tertentu menurut adat atau agama, penulis mengkategorikan ibadah Sikh ke dalam bagian dari upacara. Asa Di Waar yang merupakan bagian dari ibadah Sikh memiliki komponen-komponen pada pelaksanaannya. Untuk menjelaskan tentang komponen-komponen tersebut, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat 1990 : 377 bahwa ada 4 komponen penting dalam upacara, yaitu 1 tempat upacara, 2 waktu upacara, 3 benda- benda dan alat-alat upacara, 4 pendukung dan pemimpin upacara.

1.5 Metode Penelitian