10 Guru Har Krishan 7 Juli 1656
30 Maret 1664 11 Guru Tegh Bahadur
1 April 1621 11 November 1675
12 Guru Gobind Singh 22 Desember 1666 7 Oktober 1708
Tabel 3.1 Hari Besar Agama Sikh
Gambar 3.8 Kalender Sikh
3.4 Kronologi Pelaksanaan Asa Di Waar
Pelaksaan ibadah ini dimulai dari pukul sembilan pagi pada hari Minggu. Setiap jemaat dan siapa saja yang masuk ke dalam rumah ibadah diharuskan untuk
melepaskan alas kaki mereka dan mengenakan penutup kepala. Hal ini diwajibkan sebagai wujud rasa hormat mereka terhadap rumah ibadah mereka. Setelah itu,
mereka juga harus mencuci kaki dan tangan sebagai wujud pembersihan diri sebelum masuk ke dalam tempat ibadah.
Selanjutnya pada pukul sembilan pemusik dan beberapa jemaat yang sudah hadir mulai menyanyikan Asa Di Waar. Dalam penglihatan saya pada
Universitas Sumatera Utara
beberapa kali ibadah yang saya hadiri, tentang jumlah jemaat pada saat Asa Di Waar
dimulai, umat Sikh sendiri tidak terlalu mempersoalkan tentang hal tersebut. Dalam artian, meskipun pada pukul sembilan sebagai contoh hanya ada 4 sampai
6 orang yang hadir, Asa Di Waar akan teta berjalan. Berikutnya jemaat yang datang belakangan mengikuti sampai dimana pembacaan telah dilakukan.
Dari penelitian yang saya lakukan, konsep call respon dipakai oleh pemusik dan jemaat yang hadir. Pemimpin Asa Di Waar biasanya langsung
dipimpin oleh pemusik. Walaupun nantinya di tengah nyanyian akan ada pergantian, dalam artian, beberapa ayat juga akan terlebih dahulu dinyanyikan
oleh seorang pria lalu diikuti oleh jemaat yang lain. Berikutnya beberapa ayat lagi akan dinyanyikan oleh seorang wanita lalu diikuti oleh jemaat yang lainnya.
Demikian seterusnya sampai ayat ke-24 selesai mereka nyanyikan secara berulang-ulang. Kegiatan pembacaan Asa Di Waar ini berlangsung sekitar lebih
kurang satu setengah jam. Dari wawancara yang saya lakukan, sebenarnya kegiatan ini harus di pimpin langsung oleh pendeta. Tapi dimasa ini, dan dengan
kesibukan lainnya yang harus pendeta kerjakan sebelum memimpin Kirtan, pemusik pun dapat memimpin Asa Di Waar ini, dengan alasan, karena ini adalah
pembacaan ayat suci yang memang sudah tertulis secara detail di dalam kitab mereka, berbeda dengan Kirtan yang harus dipimpin oleh pendeta karena nanti di
dalam isinya, akan menyampaikan khotbah atau pesan untuk jemaat. Di bawah ini akan saya paparkan penggunaan konsep call and respon
dalam nyanyian Asa Di Waar tersebut. Dari ke-24 ayat saya akan menggambil contoh dari ayat ke-10, ke-12 dan ke-17. Ketiga ayat ini juga yang nantinya akan
Universitas Sumatera Utara
penulis pakai untuk meneliti makna serta analisis musikal. Alasan penulis ialah karena di dalam ke-24 ayat, menurut wawancara yang telah dilakukan, sebenarnya
semua memiliki makna yang mengajarkan tentang kebaikan. Hanya saja, dalam menjalankan agama dan kepercayaan yang mereka anut, kaum Sikh memiliki 3
pedoman dan dasar hidup, yaitu 1 Ketuhanan, 2 Berbagi, 3 Bekerja. Hal ini yang menjadi alasan penulis untuk mengambil ke-3 ayat yang dapat mewikili 3
dasar hidup kaum Sikh. Yang diambil ialah ayat ke-10, ke-12, dan ke-17. Dimana ayat 10 memunculkan makna tentang Ketuhanan, ayat 12 memunculkan makna
tentang berbagi, dan ayat ke-17 mempunyai makna tentang bekerja. Di bawah ini penulis memberi sample konsep call and respon yang di gunakan dalam
pembacaan nyanyian Asa Di Waar. Penulis mengambil ayat ketiga ayat tersebut sebagai sample.
Isi teks Asa Di Waar ayat 10
Pemimpin :
Sach taa par jaaneeai jaa ridhai sachaa hoe Koor kee mal utarai tan kare hachaa dhoe
Sach taa par jaaneeai jaa sach dhare piaar Naao sun man rehaseeai taa paae mokh duaar
Jemaat :
Sach taa par jaaneeai jaa ridhai sachaa hoe Koor kee mal utarai tan kare hachaa dhoe
Sach taa par jaaneeai jaa sach dhare piaar Naao sun man rehaseeai taa paae mokh duaar
Pemimpin :
Sach ta par jaaneeai jaa jugat jaanai jeeo Dharat kaaiaa saadh kai vich de-e kartaa beeo
Sach taa par janeeai jaa sikh sachee le-e
Universitas Sumatera Utara
Daiaa janai jia kee kichh pun daan kare-e
Jemaat :
Sach ta par jaaneeai jaa jugat jaanai jeeo Dharat kaaiaa saadh kai vich de-e kartaa beeo
Sach taa par janeeai jaa sikh sachee le-e Daiaa janai jia kee kichh pun daan kare-e
Pemimpin :
Sach taan par jaaneeai jaa aatam teerath kare nivaas Satguru no puchh kai beh rahai kare nivaas
Jemaat :
Sach sabhanaa hoe daaroo paap kadhai dhoe Nanak vakhanaai bentee jin sach palai hoe
Pemimpin :
Daan menhdaa talee khaak je milai ta mastak laaeeai Kooraa laalach chhadeeai hoe ik man alakh dhiaaeeai
Phal teveho paaeeai jevehee kaar kamaaeeai Je hovai poorab likhiaa taa dhoor tinaa dee paaeeai
Mat thoree sev gavaaeeai
Jemaat :
Daan menhdaa talee khaak je milai ta mastak laaeeai Kooraa laalach chhadeeai hoe ik man alakh dhiaaeeai
Phal teveho paaeeai jevehee kaar kamaaeeai Je hovai poorab likhiaa taa dhoor tinaa dee paaeeai
Mat thoree sev gavaaeeai
Pemimpin dan Jemaat :
Satena Sri Waheguru Satena Sri Waheguru
Isi teks Asa Di Waar ayat ke-12
Pemimpin :
Dukh Daaroo sukh rog bhaiaa sukh taam na hoee Toon karta karnaa mau naahee jaa hau karee na hoee
Universitas Sumatera Utara
Balhaaree kudrat vasiaa. Tera ant na jaa-ee lakhiaa
Jemaat :
Dukh Daaroo sukh rog bhaiaa sukh taam na hoee Toon karta karnaa mau naahee jaa hau karee na hoee
Balhaaree kudrat vasiaa. Tera ant na jaa-ee lakhiaa
Pemimpin :
Jaan meh jot, jot meh jaata akal kala bharpoor rehiaa Toon sacha sifit suaalio jin keetee so paar paiaa
Kauh nanak kerte keeaa baataa jo kichh karnaa su kar rehiaa
Jemaat :
Jaan meh jot, jot meh jaata akal kala bharpoor rehiaa Toon sacha sifit suaalio jin keetee so paar paiaa
Kauh nanak kerte keeaa baataa jo kichh karnaa su kar rehiaa
Pemimpin :
Jog subdang giaan sabdang bed sabdang brahmneh Khatree subdang soor sabdang soodar sabdang praakirte
Jemaat :
Sarab sabdang ek sabdang je ko janai bheo Nanak taa kaa daas hai so-ee Niranjan Deo
Pemimpin :
EK krisnang sarab devaa dev devaat aatmaa Aatmaa baasdevas je ko jaanai bheo
Nanak taakaa daasr hai so-ee Niranjan deo
Jemaat :
EK krisnang sarab devaa dev devaat aatmaa Aatmaa baasdevas je ko jaanai bheo
Nanak taakaa daasr hai so-ee Niranjan deo
Pemimpin :
Kumbhe badha jal rahai jal bin kunbh na hoe Giaan kaa badhaa man rahai gur bin giaan na hoe
Universitas Sumatera Utara
Pariaa hovai gunhgaar taa omee sadh na maareeai Jehaa ghaale ghaalnaa teve ho Naao pachaareeai
Jemaat :
Aisee kalaa na khedeeai jit dargeh gaiaa haareeai Pariaa atai omeeaa veehaar agai veechaarai
Muh chalai su agai maareeai
Pemimpin dan Jemaat :
Satena Sri Waheguru Satena Sri Waheguru
Isi teks Asa Di Waar ayat ke-17
Pemimpin :
Je mohaakaa ghar muhai ghar moh pitaree de-e Agai vasat sijhaaneeai pitree chor kare-e
Vadheeah hath dalaal ke musfee eh kare-e Nanak agai no milai ji khate ghaale de-e
Jemaat :
Je mohaakaa ghar muhai ghar moh pitaree de-e Agai vasat sijhaaneeai pitree chor kare-e
Vadheeah hath dalaal ke musfee eh kare-e Nanak agai no milai ji khate ghaale de-e
Pemimpin :
Jio joroo sirnavnee aavai varo vaar Joothe joothaa mukh vasai nit nit hoe khuaar
Sooche eh na aakeheeah behan ji pindaa dhoe Sooche se-ee Nankaa jin man vasiaa soe
Jemaat :
Jio joroo sirnavnee aavai varo vaar Joothe joothaa mukh vasai nit nit hoe khuaar
Sooche eh na aakeheeah behan ji pindaa dhoe
Universitas Sumatera Utara
Sooche se-ee Nankaa jin man vasiaa soe
Pemimpin :
Ture palaane paun veg har rangee harm savaariaa Kothe mandap maareeaa laae baithe kar paasaariaa
Jemaat :
Cheej karan man bhavade Har bujhan naahee hariaa Kar furmaais khaaiaa vekh mahlat maran visaariaa
Jar aaee joban haariaa
Pemimpin dan Jemaat :
Satena Sri Waheguru Satena Sri Waheguru
Ketiga sample di atas memperlihatkan bagaimana konsep call and respon di pakai dalam pembacaan Asa Di Waar. Pembacaan yang bergantian yang selalu
dimulai oleh pemimpin upacara dalam hal ini pemimpin upacara adalah pemusik atau pendeta. Jemaat ialah semua umat yang hadir dalam ibadah. Setiap akhir
ayat, ada kalimat yang bersama-sama dinyanyikan oleh pemimpin ibadah dan jemaat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.9 Pendeta memulai Asa Di Waar pada pukul 09.00
Gambar 3.10 Kitab dikipas dengan Chaur Shaib oleh salah seorang jemaat saat Asa Di Waar
berlangsung
Demikianlah kronologi dari kegiatan pembacaan Asa Di Waar. Walaupun setelah pembacaan Asa Di Waar ibadah Sikh belum selesai, penulis membatasi
penjelasan sesuai dengan topik penelitian penulis yaitu Asa Di Waar. Alasan lainnya kronologis ibadah Sikh secara keseluruahan tidak dibahas secara
Universitas Sumatera Utara
mendetail dikarena pada skripsi Andro Mahardika Hutabarat 2012, kronologi ibadah Sikh secara keseluruhan telah dibahas lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DISKUSI DAN ANALISIS MUSIKAL ASA DI WAAR
4.1 Musikal
Kata musikal dalam bab digunakan sebagai gabungan besar dari
pembagian diskusi secara melodis dan tekstual dari Asa Di Waar. Selanjutnya dalam diskusi tersebut, teknik pengerjaan yang dipakai ialah teknik transkripsi
dam teknik analisa akan sebagai cara untuk melihat secara tulisan melodi dan tekstual pada Asa Di Waar.
4.2 Teknik Transkripsi
Penulis akan memakai teknik pentranskripsian terhadap melodi untuk menganalisa bagaimana bentuk dari musik dan keterkaitannya kepada teks pada
Asa Di Waar . Transkripsi dilakukan untuk mengubah bunyi yang didengar
menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca secara jelas. Sebagai tahap awal dalam pentranskripsian ini adalah perekaman langsung
Asa di waar dalam ibadah minggu umat Sikh di Gurdwara Perbandak Committee
Teuku Umar dengan menggunakan kamera digital dan handycam sebagai media rekam. Adapun spesifikasi kamera digital yang digunakan adalah merk Canon
digital IXUS 80 IS, sedangkan spesifikasi handycam yang digunakan adalah merk Sony DCR-SR65.
Setelah hasil rekaman didapat, selanjutnya penulis mendengarkan melodi Asa Di Waar
. Selanjutnya adalah menentukan mana saja yang akan
Universitas Sumatera Utara