2.3.2.1 Gurdwara Perbandak Committee Teuku Umar Medan
Gurdwara Teuku Umar didirikan pada tahun 1953. Pada saat itu bangunan
Gurdwara masih dalam keadaan yang sederhana dan kecil yaitu hanya dilapisi
dengan atap tepas dan berdindingkan papan. Dan ini didirikan oleh Banta Singh Fatupila, Chanan Singh Kour arka, Shinggara Singh Chabal, Djagat Singh Chabal,
Harnam Singh Kairon, masyarakat suku Punjabi yang lainnya dan juga masyarakat setempat. Pertambahan penduduk suku bangsa Punjabi yang semakin
banyak saat itu, menjadi awal dari perubahan luas bangunan untuk lebih mendirikan sebuah Gurdwara yang cukup besar dan nyaman. Dan Gurdwara ini
dinamakan dengan Gurdwara Perbandak Committee.
Gambar 2.8 Tampak depan Gurdwara Perbandak Committee Tengku Umar
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Pintu masuk Gurdwara dari bagian sisi belakang Beberapa hal yang terlihat pada Gurdwara ini ialah terlihat dari
bangunannya yang cukup besar dan banyak dilapisi dengan warna emas pada setiap bangunan dan pada kubah yang ada. Bentuk bangunan ini mengikuti bentuk
Gurdwara di India sebagai identitas ajaran Sikh itu sendiri. Terdapat beberapa
unit kipas angin yang menandakan adanya kesejukan pada tempat ibadah serta di tengahnya terdapat kubah kecil, yang dihiasi dengan kain rumalla guna
menutupi kitab suci agar terhindar dari serangga-serangga kecil untuk tempat sang Pendeta dalam membacakan Guru Granth Sahib, terdapat kamar khusus Guru
Granth Sahib kitab suci.
Sementara pada bagian kanan altar terdapat tempat pemain musik level dalam mengiring acara ibadah dan pada bagian kiri terdapat tempat penyimpanan
manisan atau manisan berkah yang akan diberikan usai acara ibadah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10 Sisi kanan kitab suci, tempat pemain musik level
Gambar 2.11 Sisi kiri kitab suci tempat manisan yang dibagikan usai ibadah Guru Granth Sahib
adalah kitab suci pada ajaran Sikh. Setiap Sikh menganggap kitab ini sebuah kitab yang menyimpan berbagai ajaran-ajaran suci
yang akan menuntun orang Sikh ke jalan Tuhan. Keberadaan Guru Granth Sahib ini menjadi hal yang terpenting dan bersifat sakral.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 Kitab Sri Guru Granth Sahib
Hal ini terlihat dari cara ajaran Sikh dalam menjaga kitab suci tersebut dengan menyediakan kamar khusus yang dilengkapi dengan tempat tidur serta selimut guna
menutupi kitab suci ini. Ruangan tersebut juga diberi Air Conditioner AC untuk memberi kenyamanan kepada kitab Sri Guru Granth Sahib. Pada malam hari, lampu di
dalam ruangan tersebut dimatikan dan lampu tidur dinyalakan. Semua perlakuan- perlakuan ini mereka lakukan karena bagi ajaran Sikh, Guru Granth Sahib dianggap
nyata dan hidup sehingga semua ajaran Sikh memperlakukan dengan sangat teliti.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Kamar Khusus Sri Guru Granth Sahib Didepan pintu masuk Gurdwara dan setiap sudut bangunan juga terdapat
simbol-simbol Sikh yaitu ik kiwangkar, khenda kerpan perisai. Dan pada bagian depan altar terdapat tempat peletakkan sumbangan dan ini digunakan untuk
membiayai segala keperluan Gurdwara serta jemaat. Lalu bunga dan dupa juga diletakkan di depan kitab suci untuk memperindah dan untuk menghormati kitab
suci ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Khenda kerpan perisai diletakkan diatas pintu masuk Gurdwara
Hal lain yang ada pada Gurdwara ialah terdapat dapur umum langgar yang dibuat guna untuk memberikan makanan pada semua umat Sikh serta orang-
orang yang datang ke Gurdwara. Siapa saja boleh masuk dan makan di langgar ini. Dalam dapur umum ini terdapat berbagai jenis makanan seperti roti chane
yang terbuat dari tepung roti dan kacang hijau dan sayur-sayuran terkecuali telur dan daging karena suku bangsa Punjabi yang menganut ajaran Sikh, tidak
mengkonsumsi daging karena bagi mereka hewan itu adalah makhluk hidup yang memiliki nyawa sama halnya seperti manusia Wawancara, 08 Juli 2012.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15 Langgar Gurdwara Perbandak Committee Teuku Umar
Gambar 2.16 Kacang hijau dan sayur-sayuran yang disajikan di langgar
Dalam memasuki wilayah Gurdwara ada aturan-aturan khusus yaitu tidak boleh membawa rokok di area Gurdwara apalagi menghisap rokok. Diharuskan
memakai penutup kepala atau sorban, menanggalkan alas kaki dan disimpan pada
Universitas Sumatera Utara
tempat yang telah disediakan, lalu mencuci kaki ditempat yang telah disediakan. Beberapa aturan ini dilakukan untuk lebih menghargai tempat ibadah karena
tempat ibadah adalah tempat yang suci, bersih dan saat melakukan ibadah pun dapat lebih tenang Wawancara, 19 April 2012.
Berbeda dengan tiga Gurdwara lain yang ada di kota Medan, dulunya Gurdwara
ini memiliki yayasan perguruan. Masyakarat Sikh di kota Medan sering menyebutnya dengan sekolah Khalsa. Walaupun saat ini yayasan tersebut
sudah tidak beroperasional lagi, namun bangunan yayasan masih utuh hingga saat ini.
Gambar 2.17 Yayasan Guru Nanak Sikh Educational Board
Gambar 2.18 Bangunan lama Yayasan Guru Nanak Sikh Educational Board
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Sistem Bahasa