11
terlibat dalam pengelolaan merasakan manfaat dari keberadaan kebun sawit tersebut, dan c bersifat fleksibel atau kondisi luwes yang menggambarkan
bahwa apa yang sudah dicapai tersebut tidak mudah goyah melainkan punya toleransi tinggi dan mampu bertahan terhadap perubahan kondisi, baik kondisi
eksternal maupun internal yang dinamis.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang terkait dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma
berkelanjutan antara lain: 1. Manfaat bagi petani dan pengusaha perkebunan:
Informasi model pengelolaan kebun sawit yang efektif dan efisien baik pada proses produksi maupun pengolahan pasca panen agar kebun kelapa sawit
tetap produktif dan berkelanjutan sehingga petani memperoleh keuntungan yang optimal.
2. Manfaat Bagi Pengambil Keputusan Policy Maker Model pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang tepat dan sesuai dengan
kondisi biofisik, ekonomi dan sosial sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan skenario strategis dalam pengelolaan kebun
sawit yang efektif dan efisien sehingga petani memperoleh nilai tambah dari kebijakan yang dirumuskan.
3. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian diharapkan bisa melengkapi dan memperkaya kaidah-kaidah
pengelolaan kebun sawit yang efektif dan efisien menuju ke arah kondisi perkebunan kelapa sawit yang produktif dan berkelanjutan.
1.6. Kebaruan Novelty Penelitian
Berkaitan dengan kebaruan dalam pengelolaan perkebunan sawit, ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Pertama, penelusuran
pustaka melalui hasil penelitian disertasi dan tesis, jurnal penelitian dalam dan luar negeri serta informasi teknologi media internet menunjukkan bahwa
penelitian pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan masih sangat sedikit. Selain terbatas, pendekatan yang dipakai masih terkesan parsial,
belum mengaitkan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan secara holistik.
12
Beberapa penelitian pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan dengan pendekatan parsial berfokus aspek fisik telah dilakukan
oleh Erningpraja dan Poeloengan 2000 berbasis pada optimalisasi pemupukan, Hasan 2003 berbasis penerapan dinamika iklim, Kurniawan 2004 berbasis
pada pengendalian limbah pabrik kelapa sawit, Lord dan Ross 2005 berbasis pada kualitas hasil olahan pabrik kelapa sawit, dan Fairhurst et al. 2006
berbasis pada efektivitas fisik sarana produksi terutama pupuk. Penelitian pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan berfokus aspek ekonomi telah dilakukan
oleh Dja’far dan Wahyono 2003 berbasis pada skala usaha ekonomi dan break even point, dan Iswati 2004 berbasis pada analisis kelayakan finansial.
Sementara itu, penelitian pengelolaan perkebunan kelapa sawit berfokus pada aspek sosial telah dilakukan oleh Hasbi 2001 berbasis pada kelembagaan dan
Wahyono 2003 berbasis pada pengelolaan konflik. Kedua,
berkaitan dengan sifat dari model perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang dinamis terutama dipengaruhi oleh perubahan kondisi
sumberdaya lahan, air dan udara; kualitas hidup manusia yang terus meningkat; dan baku mutu serta standar kerusakan lingkungan sebagai tolok ukur dalam
pengelolaan sumberdaya alam. Seperti disampaikan oleh Dja’far et al. 2005 bahwa untuk membangun perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang
memenuhi aspek fisik, sosial dan ekonomi, diperlukan model perkebunan berkelanjutan dengan konsep dan kriteria sesuai dengan isu-isu yang
berkembang saat ini yang tertuang dalam The Rountable on Sustainable Palm Oil RSPO. Hal senada juga dikemukakan oleh Ardiansyah 2006 bahwa untuk
masa mendatang, konsep dan kriteria perkebunan kelapa sawit berkelanjutan seyogyanya mengacu pada RSPO karena sudah mengakumulasi aspek fisik,
sosial dan ekonomi secara holistik. Dengan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian untuk
mencari model pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan dengan pendekatan yang berbeda dengan yang sudah dilakukan terdahulu. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan dengan orientasi tujuan goal oriented approach yang menyentuh seluruh aspek yang terlibat dalam pengelolaan kelapa sawit.
Pengelolaan sumberdaya lahan dengan pendekatan yang holistik menjadi semakin penting di masa-masa mendatang dengan pertimbangan antara lain a
eksploitasi sumberdaya lahan akan semakin meningkat dalam upaya memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat, b pengelolaan sumberdaya
13
lahan melibatkan banyak pemangku kepentingan dan c setiap wilayah memiliki karakteristik berbeda-beda yang memerlukan pendekatan holistik dan terpadu
sesuai dengan kondisi setiap daerah Mitchell et al., 2003. Sesuai dengan tujuan, penelitian menggunakan beberapa metode
analisis dan program perangkat lunak sebagai berikut: 1. Tingkat kesesuaian lahan dan produktivitas kebun plasma kelapa sawit
diestimasi melalui Metode Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian dengan mengintegrasikan karakteristik tanah dan iklim, persyaratan tumbuh
kelapa sawit, hasil potensial bibit dan pengelolaan tanaman. 2. Model fungsi produksi kebun plasma kelapa sawit diestimasi dengan Fungsi
Produksi Nerlove. 3. Peranan dan keterkaitan institusi yang terlibat menggunakan Analysis
Hierarchy Process AHP dengan perangkat lunak Criterium Decision Plus CDP.
4. Model pengelolaan kebun plasma kelapa sawit berkelanjutan diestimasi dengan pendekatan Sistem Dinamis menggunakan perangkat lunak program
Power Sim. 5. Implementasi dari model yang dibangun diestimasi dengan Analisis
Prospektif Prospective Analysis untuk memperoleh skenario strategis model pengelolaan kebun kelapa sawit plasma berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA