105
masyarakat sekitar perkebunan. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain merehabilitasi fasilitas kesehatan, pendidikan, tempat ibadah dan
infrastruktur.
4.2. Sifat Fisik dan Degradasi Lahan
Bentuk wilayah lokasi perkebunan kelapa sawit di lokasi penelitian umumnya datar dengan kemiringan 0-3 dan hanya sebagian kecil saja wilayah
berombak dengan kemiringan 3-5. Vegetasi yang menutupi permukaan tanah di seluruh areal perkebunan sangat baik yang dilihat dari jenis tumbuhan di
lapangan yaitu rumput-rumputan alami, pakis resam, lumut-lumutan dan tumbuhan perdu pendek lainnnya. Di antara dua barisan pohon kelapa sawit,
berselang setiap dua barisan pohon terdapat tumpukan pelepah dahan dan daun kelapa sawit hasil pangkasan, memanjang sejajar barisan pohon kelapa sawit
yang sengaja ditempatkan oleh petani gawangan mati. Tumpukan material ini dapat berfungsi sebagai penyangga atau penghalang hanyutnya tanah oleh
aliran permukaan dan juga sebagai mulsa untuk mencegah gulma, menjaga suhu tanah dan lain-lain.
Kombinasi dari sifat vegetasi penutupan tanah coverage, peranan gawangan mati, topografi wilayah yang datar dan penutupan tanah yang baik
rapat oleh tajuk kelapa sawit sendiri yang berumur 15-22 tahun maka kemungkinan terjadinya erosi tanah oleh hujan dan aliran permukaan sangat
kecil atau bahkan tidak ada. Berdasarkan data yang diperoleh, erosivitas hujan R untuk lokasi perkebunan Sei Pagar diperkirakan sebesar 1.750, dengan
erodibilitas tanah K berkisar antara 0,265-0,345 dan nilai faktor penutupan tanaman dan konservasi tanah CP diasumsikan sebesar 0,01. Prediksi erosi
pada ke dua bentuk wilayah di lahan perkebunan tersebut disajikan dalam Tabel 22.
Tabel 22. Faktor-Faktor Erosi dan Besarnya Erosi Di Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007
Bentuk wilayah R
K LS
CP Erosi
1
tonhatahun Datar 1.750
0,265 0,285
0,01 1,322
Berombak 1.750 0,345
0,567 0,01
3,423
1
Perhitungan erosi menggunakan Universal Soil Loss Equation Wischmeier dan Smith, 1978.
Hasil prediksi erosi menunjukkan bahwa besarnya erosi umumnya masih jauh di bawah erosi yang masih dapat diabaikan tolerable soil loss, TSL. Nilai
106
TSL untuk tanah di lokasi perkebunan ini sekitar 15 tonhatahun. Sangat rendahnya tingkat erosi tanah terlihat dari hasil analisa kimia contoh air sungai di
lokasi penelitian dimana kadar lumpur air rendah sekitar 41 – 83 mgltr dengan warna air tergolong jernih.
Rendahnya tingkat bahaya erosi menyebabkan rendahnya degradasi lahan, yang tercermin dari sifat-sifat físika tanah yang mampu menunjang
pertumbuhan kelapa sawit dengan kategori baik Tabel 23. Berat isi tanah di lapisan atas berkisar antara 0,3 – 1,2 gram cm
-3
dan lapisan bawah antara 0,3 – 1,4 gram cm
-3
. Nilai ini menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian didominasi oleh tanah gambut yang mempunyai struktur gembur dan baik untuk
perkembangan akar tanaman. Pori aerasi atau pori drainase cepat tanah tergolong sangat tinggi baik lapisan atas maupun lapisan bawah, kecuali pada
areal tanah mineral dengan berat isi 1,2 - 1,4 gram cm
-3
. Pori air tersedia juga tergolong tinggi untuk lapisan atas maupun lapisan bawah. Permeabilitas tanah
lapisan atas termasuk sedang sampai cepat 20,6 – 41,5 volume maupun lapisan bawah 17,6 – 36,2 volume.
Tabel 23. Sifat-Sifat Fisika Tanah Di Kebun Kelapa Sawit Plasma Sei Pagar, 2007
Ruang pori Total
Pori aerasi
Air tersedia Nomor
Contoh Kedala-
man cm
Berat isi
grm cm
............
volume
.............
Permeabilitas Cmjam
PW-1 PW-2
PW-3 PW-4
0 – 20 20 -40
0 – 20 20 – 40
0 – 20 20 – 40
0 – 20 20 -40
0.7 0.9
1.2 1.4
0.3 0.4
0.3 0.3
67.9 59.0
47.5 42.8
85.2 75.5
84.2 80.9
21.2 18.1
9.2 8.6
24.4 25.9
32.9 22.5
21.8 17.6
20.6 17.8
41.5 26.0
29.7 36.2
8.87 16.31
4.82 6.23
7.98 1.34
14.55 11.37
Berdasarkan interpretasi sifat fisika tersebut dan kondisi visual lapangan, secara fisik kondisi tanah lokasi penelitian cukup baik untuk kelapa sawit. Hal
yang perlu diperhatikan adalah rendahnya berat isi tanah pada lapisan atas dan lapisan bawah pada tanah gambut, tingginya porositas, kondisi air permukaan
tanah dan tingkat kesuburan tanah. Hal senada dikemukakan oleh Winarna 2007 yang menyatakan bahwa tanah gambut mempunyai kejelekan jika
digunakan untuk kelapa sawit yaitu rendahnya berat isi, porositas tinggi, pH
107
sangat masam, ketersediaan unsur hara makro maupun mikro rendah serta rentan terhadap kekeringan berlebihan yang merusak koloid gambut.
Hal yang menarik di lapangan adalah kondisi kelapa sawit yang dikhawatirkan sebagian besar akan roboh miring berkaitan dengan rendahnya
berat isi gambut, ternyata hanya sedikit tanaman yang miring dan sebagian besar tegak lurus. Kondisi ini dimungkinkan oleh adanya pengkayaan fraksi liat
oleh Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan karena lokasi penelitian terletak di daerah aliran sungai dari kedua sungai tersebut. Pada waktu musim
penghujan, air sungai tersebut banjir dan mengendapkan lumpur di sepanjang areal bantaran sungai termasuk lokasi penelitian. Dampak lainnya dari
mekanisme ini adalah kondisi struktur gambut menjadi lebih padat sehingga penurunan permukaan tanah subsidence juga rendah. Pengamatan terhadap
perakaran tanaman keras rambutan, palem, mangga yang tumbuh di pekarangan dan juga pondasi rumah transmigran menunjukkan adanya
penurunan permukaan tanah sekitar 15 cm -20 cm relatif rendah dalam kurun waktu 17 tahun. Angka ini masih jauh dibawah standar kondisi kritis
pemanfaatan lahan gambut untuk usaha pertanian yaitu tingkat subsidence melebihi 35 Cm dalam waktu 5 tahun Winarna, 2007.
4.3. Kesesuaian Lahan untuk Kelapa Sawit