Definisi Operasional METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

78 bersamaan dengan keadaan 3 kebijakan pemerintah daerah mendukung kelembagaan sistem penguasaan lahan yang semakin baik dari faktor 3 kebijakan pemerintah daerah Tabel 9 Tahapan terakhir adalah membangun skenario strategis pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan. Skenario ini merupakan kombinasi dari beberapa keadaan variabel-variabel kunci yang mungkin terjadi di masa mendatang dikurangi dengan kombinasi keadaan yang tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Secara umum skenario yang dipilih tidak lebih dari 5 skenario atau ada upaya lainnya yaitu mengelompokkan skenario yang mirip ke dalam satu cluster skenario misalnya: berdasarkan peluang terjadinya keadaan di masa mendatang, skenario dikelompokkan kedalam cluster skenario pesimis, cluster skenario medium dan cluster skenario optimis. Tabel 9. Keragaan Variabel Kunci, Keadaan dan Identifikasi Ketidaksesuaian Pasangan Incompatibility Identification Keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang Variabel 1 2 3 4 Variabel-1 Variabel-2 Variabel-3 Variabel-4 Variabel-5 Variabel-6

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk memberikan gambaran komponen penelitian, instansi terkait serta batasan penelitian terkait dengan luasnya aspek yang diteliti. Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. BAPPEDA Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan institusi tingkat provinsikabupatenkota yang membidangi perencanaan dan pembangunan. 2. BAPEDALDA Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah merupakan institusi tingkat provinsikabupatenkota yang membidangi pengendalian dampak lingkungan akibat dari aktivitas pembangunan. 79 3. BOD Biochemical Oxigen Demand adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerobik untuk mendekomposir dan menstabilkan sejumlah bahan organik melalui proses oksidasi biologi aerobik. 4. BPS Badan Pusat Statistik merupakan institusi tingkat pusatprovinsikabupatenkota yang membidangi sumber data dan informasi. 5. CD Community Development merupakan pembangunan masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. 6. COD Chemical Oxygen Demand adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik dan organik sebagaimana pada BOD. 7. Daya Dukung Lingkungan adalah kemampuan lingkungan tanah, air, udara untuk berfungsi dalam berbagai interaksi dan batas ekosistem untuk mendukung produktivitas biologi, mempertahankan kualitas lingkungan serta meningkatkan kesehatan tanaman, hewan dan manusia. 8. Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan melalui proses fisik, kimia dan biologi yang sifatnya sementara maupun permanen. 9. Erosi adalah hilangnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain oleh suatu media alami air atau angin. 10. Fermentasi anaerob adalah perlakuan treatment terhadap limbah cair pabrik kelapa sawit PKS dengan memberikan mikroorganisme anaerob untuk memperbaiki kualitas lembah cair tersebut sebelum dilakukan fermentasi aerobik. 11. Fermentasi aerob adalah perlakuan terhadap limbah cair pabrik kelapa sawit PKS dengan memberikan mikroorganisme aerob untuk memperbaiki kualitas lembah cair tersebut sebelum dialirkan ke areal pertanaman kelapa sawit sebagi bahan pembaik tanah atau sebagai sumber pupuk organik. 12. FGD Focus Group Discussion adalah diskusi kelompok dari sejumlah individu yang memiliki status sosial dan pemahaman terhadap tema diskusi hampir sama dengan memfokuskan interaksi dalam kelompok berdasarkan pertanyaan yang dikemukakan oleh moderator dalam kelompok diskusi. 13. GAPOKTAN Gabungan Kelompok Tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. 80 14. Incompatibility Identification Identifikasi Ketidaksesuaian adalah identifikasi yang dilakukan dengan cara menghubungkan keadaan variabel-variabel di masa mendatang yang sangat kecil kemungkinannya atau tidak mungkin bisa terjadi pada saat yang bersamaan. Contohnya: jika di masa mendatang keadaan kualitas sumberdaya manusia menurun dan kurang terampil maka tidak mungkin kesesuaian lahan meningkat. 15. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan UU No. 262007 tentang Penataan Ruang. 16. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi UU No. 262007 tentang Penataan Ruang. 17. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan UU No. 262007 tentang Penataan Ruang. 18. Kebijakan adalah serangkaian keputusan yan diambil oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang berkaitan dengan seleksi tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dalam situasi tertentu, dimana keputusan tersebut berada dalam cakupan wewenang para pembuatnya. 19. Kebun plasma adalah areal wilayah plasma yang dibangun oleh perusahaan inti dengan tanaman perkebunan berpola PIR-BUN. 20. Kelembagaan atau pranata sosial merupakan sistem perilaku dan hubungan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat yang meliputi 3 komponen yaitu a organisasiwadah dari suatu lembaga, b fungsi kelembagaan dalam masyarakat dan c perangkat peraturan yang ditetapkan oleh sistem kelembagaan SK Menteri Kehutanan Tahun 2003 21. Kelompok Tani POKTAN adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya. 22. Komoditas andalan adalah komoditas potensial yang dipandang dapat dipersaingkan dengan produk sejenis di daerah lain, karena disamping 81 memiliki keunggulan komparatif juga memiliki efisiensi usaha yang tinggi. Efisiensi usaha itu dapat tercermin dari efisiensi produksi, produktivitas pekerja, profitabilitas dan lain-lain. 23. Konflik adalah pertentangan antar banyak kepentingan, nilai, tindakan atau arah yang terjadi dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pihak yang terlibat Mitchell et al., 2003. 24. Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. 25. Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. 26. Lag adalah beda waktu kala antara kebijakan yang diterapkan pemerintah dengan perilaku petani sebagai respon dari kebijakan tersebut. 27. Limbah pabrik kelapa sawit PKS adalah produk-produk hasil olahan PKS yang tidak diinginkan, terbentuk bersamaan dengan produk-produk yang dinginkan serta berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan jika tidak dikelola secara benar. 28. Lembaga Swadya Masyarakat LSM adalah salah bentuk organisasi Non Government Organization NGO’s yang sifatnya tidak mencari keuntungan nirlaba sebagai wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya alam 29. Modal adalah besarnya uang yang dikeluarkan untuk membiayai usahatani meliputi aspek sarana produksi, proses produksi dan pemasaran produk usahatani dan biaya-biaya lainnya. 30. Model adalah abstraksi atau penyederhanaan dari sistem yang sebenarnya Hall dan Day, 1977. 31. Partisipasi adalah kesediaan untuk membantu sesuai kemampuan setiap anggota masyarakat untuk keberhasilan setiap program yang diintroduksikan ke pedesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. 32. Pembangunan berkelanjutan dapat didefenisikan sebagai “upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke 82 dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan” UU No. 23, 1997. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya United Nation, 1948. 33. Pengembangan kelembagaan kelompok tani adalah upaya membangun dan memperkuat kelembagaan kelompok tani agar anggotanya mampu dan mandiri untuk melaksanakan pengelolaan usahataninya dengan ciri a ada aturan internal kelompok yang mengikat, b kejelasan dan tanggungjawab anggota, c pengakuan hak anggota, d aktivitas rutin kelompok berjalan lancar. 34. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang dilakukan secara terpadu oleh pemerintah atau pihak-pihak lainnya dengan prinsip dasar a penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki masyarakat, b memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat dan c melindungi masyarakat melalui pemihakan kepentingan masyarakat untuk meningkatkan daya saing. 35. Pendapatpersepsi petani adalah suatu penilaian atau pandangan petani melalui proses psikologi yang selektif terhadap suatu obyeksegala sesuatu yang ada di lingkungannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya, yang dipengaruhi oleh pendidikan, keadaan sosial, ekonomi dan budaya. 36. Pencemaran lingkungan adalah masuknya baha-bahan buangan kontaminan ke dalam komponen lingkungan air, tanah dan udara sampai pada suatu tingkatkeadaan tertentu dapat membahayakanmengganggu fungsi dari komponen lingkungan tersebut. 37. Perkebunan kelapa sawit plasma adalah perkebunan kelapa sawit rakyat yang pengembangannya dilakukan melalui program Perkebunan Inti Rakyat PIR bekerjasama dengan mitra berupa perusahaan perkebunan negara maupun swasta nasional. 38. Perkebunan berkelanjutan adalah kondisi perkebunan dengan pengelolaan sumberdaya yang ada mampu memenuhi aspek ekonomi dan sosial manusia yang berubah serta dapat mempertahankanmeningkatkan kualitas lingkungan, melestarikan sumber daya alam sehingga tidak mengurangi peluang pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. 83 39. Perkebunan Inti adalah perkebunan besar lengkap dengan fasilitas pengolahannya yang dibangun dan dimiliki oleh perusahaan inti dalam rangka pelaksanaan proyek PIR. 40. Perusahaan Inti adalah perusahaan perkebunan besar, baik milik swasta maupun milik negara yang ditetapkan sebagai pelaksana PIR. 41. Petani plasma adalah petani yang ditetapkan sebagai penerima pemilikan kebun plasma dan berdomisili di wilayah plasma. 42. Pola Perusahaan Inti Rakyat disebut pola PIR adalah pola pelaksanaan pengembangan perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing perkebunan rakyat di sekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama saling menguntungkan utuh dan berkesinambungan. 43. Sistem Aplikasi Lahan Land Aplication System adalah sistem yang memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit PKS sebagai bahan pembaik tanah atau sebagai sumber pupuk organik dengan cara mengalirkan limbah cair tersebut ke areal pertanaman. 44. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks Marimin, 2004. 45. SHE sibernetik, holistik, dan efektifitas. Sibernetik dapat diartikan bahwa dalam penyelesaian masalah tidak berorientasi pada permasalahan problem oriented tetapi lebih berorientasi pada tujuan goal oriented. Holistik lebih menekankan pada penyelesaian permasalahan secara utuh dan menyeluruh, sedangkan efektifitas berarti bahwa sistem yang telah dikembangkan tersebut harus dapat dioperasikan Hardjomidjojo, 2006. 46. Tanaman perkebunan adalah kelapa sawit, karet, teh, coklat dan tanaman keras lainnya yang ditetapkan oleh Mentri Pertanian sebagai tanaman yang dikembangkan dalam rangka proyek PIR. 47. Tanaman belum menghasilkan TBM adalah tanaman kelapa sawit muda yang berumur kurang dari tiga tahun sejak ditanam di lapangan dan belum memproduksi tandan buah segar TBS. 48. Tanaman menghasilkan TM adalah tanaman kelapa sawit yang berumur lebih dari tiga tahun sejak ditanam di lapangan dan sudah menghasilkan TBS 84 49. Tandan buah segar TBS adalah produksi tanaman kelapa sawit yang dijual ke pabrik kelapa sawit PKS sebagai material untuk membuat crude palm oil CPO dan minyak inti sawit. 50. Tindakan konservasi tanah adalah usaha untuk menempatkan tiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. 51. Uji sensitivitas numerik adalah intervensi yang dilakukan dengan cara mengubah nilai numerik input model yang dibangun yang tentunya akan menyebabkan perubahan pada nilai numerik output model. 52. Wilayah plasma adalah wilayah pemukiman dan usahatani yang dikembangkan oleh petani peserta dalam rangka pelaksanaan proyek PIR yang meliputi pekarangan, perumahan dan kebun plasma.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian diawali dengan pra survei, diikuti dengan survei utama dengan melakukan wawancara ke petani, ketua kelompok tani dan KUD, staf Manajer Inti dan Manajer Plasma P.T Perkebunan Nusantara V kebun Sei Pagar, staf Manajer Inti dan Manajer Plasma P.T Perkebunan Nusantara V Pusat di Pekanbaru, staf dan pekerja PKS Sei Pagar serta Instansi terkait lainnya. Bersamaan dengan itu, dilakukan pengamatan profil tanah untuk mengetahui sifat-sifat tanah yang bisa dilihat dengan observasi langsung di lapangan seperti: ketebalan lapisan tanah, sebaran perakaran, kedalaman air tanah, pH, kondisi batuan, struktur tanah, tekstur tanah dan lain-lain. Selain itu, dilakukan juga pengambilan contoh tanah, air, daun kelapa sawit dan limbah cair PKS yang diteruskan dengn analisis kimia, fisika dan biologi untuk mengetahui sifat-sifat tanah, air dan limbah cair PKS serta status unsur hara tanaman kelapa sawit. Kegiatan selanjutnya adalah editing data, entry dan tabulasi data serta analisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dapat dicapai melalui jalan antar kabupaten ke arah selatan sekitar 20 km dari ibu kota Provinsi Riau yaitu kota Pekanbaru, dengan kondisi infrastruktur terutama jalan sudah baik pengerasan dengan batu dan aspal sehingga dapat ditempuh sekitar 30 menit. Perjalanan diteruskan lagi melewati jalan desa ke arah barat sekitar 5 km dari simpang jalan antara kabupaten. Kondisi jalan desa relatif baik dengan pengerasan dan dilapisi batu dengan waktu tempuh sampai ke lokasi penelitian sekitar 20 menit. Secara administratif, lokasi penelitian mengalami pemekaran wilayah dimana sebelumnya ke empat desa termasuk kedalam satu kecamatan yaitu kecamatan Perhentian Raja, sekarang terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu: 1. Desa Hangtuah dan Desa Sialang Kubang termasuk wilayah Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar 2. Desa Sei Simpang Dua termasuk wilayah Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar 3. Desa Mayang Pongke termasuk wilayah Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada posisi 0 o 12 – 0 o 20 Lintang Utara dan 101º14 – 101º24 Bujur Timur, topografi datar-berombak

Dokumen yang terkait

Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

4 47 64

Analisis biaya dan penerimaan produksi CPO di PTPN V SEI Pagar Kabupaten Kampar Propinsi Riau

0 6 118

Perneliharaan Tanarnan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Menghasilkan di Kebun lnti dan Plasma PIR Trans Sei Tungkal PT Agrowiyana, Jambi

0 11 89

Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan (Studi Kasus PIR Perkebunan Plasma Sei Pagar, PTP Nusantara V Kabupaten Kampar Provinsi Riau)

0 3 1

Pengembangan Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan pada Lahan Kering Masam (Studi Kasus Kebun Plasma Sel Tapung PTPN V, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

1 14 40

Pengembangan Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan pada Lahan Kering Masam (Studi Kasus Kebun Plasma Sel Tepung PTPN V, Kabupaten Rokan Hulu, Riau)

0 11 40

Pengembangan Model Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Plasma Berkelanjutan pada Lahan Kering Masam (Studi Kasus Kebun Plasma Sei Tapung PTPN V, Kabupaten Rokan Hulu, Riau)

0 12 40

Aplikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit sebagai Pupuk Organik di Kebun Sei Batang Ulak Kabupaten Kampar Provinsi Riau

0 4 40

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Kebun Sei Batang Ulak Pt Ciliandra Perkasa, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

0 10 53

Desain Pengelolaan Kebun Plasma Kelapa Sawit Berkelanjutan : Studi Kasus pada PIR-Trans Kelapa Sawit P.T.P. Mitra Organ di Kabupaten Organ Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan.

0 91 604