Berdasarkan hasil survei, jumlah mahasiswa Batak Toba Angkatan 2005 yang aktif sampai semester VI mencapai 140 orang yang tersebar di sembilan
Fakultas. Para mahasiswa Batak di IPB yang berasal dari daerah Tapanuli maupun luar Tapanuli sebagian besar cenderung mengikuti organisasi untuk mencari
teman sedaerah bahkan mencari tempat tinggal yang sama.
4.1.1 Karakteristik Individu Responden
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Angkatan 42 tahun ajaran 20052006. Dari 106 responden ternyata perempuan sebesar 63,21 persen
sedangkan laki-laki hanya 36,79 persen. Hal ini mencerminkan bahwa perempuan Batak Toba mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang
tinggi layaknya seperti laki-laki yang selama ini dipandang lebih diutamakan untuk mengikuti pendidikan setinggi-tingginya.
Dari hasil diskusi kelompok, diperoleh pernyataan dari seorang responden yang berjenis kelamin perempuan dengan posisi sebagai anak tengah yaitu :
“di keluarga saya, sangat disarankan untuk kuliah, seperti ucapan bapak saya ‘kalau kamu punya otak mampu mengikuti
pendidikan, bapak rela untuk mengutang untuk membiayai kuliah asalkan kamu kuliah yang benar’. Jadi dalam keluarga
saya tidak ada perbedaan laki-laki atau perempuan”.
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh para responden. Namun
kesimpulan di atas disampaikan oleh responden yang berasal dari keluarga cukup sejahtera. Dikatakan sejahtera menimbang mereka berani mengambil resiko untuk
melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi yang tentunya akan mengeluarkan biaya yang besar. Bagi keluarga Batak yang digolongkan sejahtera,
budaya partrineal tidak menjadi pendorong untuk membedakan perlakuan
terhadap perempuan dan laki-laki. Orangtua saat ini lebih cenderung mengarahkan saja namun tidak menjadi penentu masa depan anak-anaknya. Gambaran singkat
dan jelas mengenai jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Karakteristiknya, 2008 Karakteristik Jumlah
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
39 67
36,79 63,21
Posisi Anak Anak Tunggal
Anak Sulung Anak Bungsu
Anak Tengah 7
34 25
40 6,60
32,08 23,58
37,74
Fakultas Pertanian
Kedokteran Hewan Perikanan dan Kelautan
Peternakan Kehutanan
Teknologi Pertanian Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Ekonomi Manajemen
Ekologi Manusia 12
2 12
7 18
11 18
21
5 11,32
1,89 11,32
6,60 16,98
10,38 16,98
19,81 4,72
Bila ditinjau dari posisi anak, ternyata anak tunggal berjumlah 6,60 persen anak sulung sebesar 32,08 persen, anak bungsu 23,58 persen, dan anak yang
berstatus anak tengah yang merupakan anak yang tidak tergolong dalam ketiga kategori sebelumnya sebesar 37,74 persen. Ternyata ada kecenderungan
masyarakat Batak Toba tidak melihat posisi anak dalam melanjutkan pendidikan. Namun, hal ini belum tentu berlaku untuk menggambarkan keseluruhan
masyarakat Batak Toba. Hasil survei memperoleh informasi bahwa responden berasal dari keluarga sejahtera sehingga bagi mereka siapapun yang ingin
melanjutkan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi tidak menjadi masalah.
Hal ini dikarenakan mereka memiliki modal berupa biaya dan akademis dan alasan lain adalah dari kakak beradik tidak semuanya menyukai untuk kuliah atau
bahkan tidak memiliki kemampuan akademis dan masih banyak pertimbangan lainnya. Responden lebih banyak berada di Fakultas Ekonomi Manajemen, yaitu
19,81 persen. Sebagian besar dari responden menyatakan bahwa pemilihan Fakultas ini sebenarnya bukan dari diri sendiri melainkan dari IPB terkait sistem
mayor-minor sehingga responden yang terpilih di Fakultas Pertanian tidak seluruhnya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk belajar bertani atau karena
pertanian dianggap sebagai bidang yang menarik.
4.1.2 Aktivitas Sosial Individu Responden