Nilai Kerja Pertanian TINJAUAN PUSTAKA

yang dianut sebagian besar masyarakat. Setiap komunitas memiliki budaya yang berbeda sehingga nilai kerja yang ada dalam komunitas pun akan berbeda-beda.

2.4 Konsep Generasi Muda

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia dari ketika dilahirkan sampai akhir hayatnya. George Ritzer dalam Soe’oed, 1999 membagi siklus kehidupan manusia dalam empat tahap yaitu tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap dewasa dan tahap orangtua. Setiap tahapan sosialisasi ini memiliki agen sosialisasi yang berbeda. 1. Tahap Kanak-kanak Menurut Soe’oed 1999, setiap orangtua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan pada anak-anaknya tentang kehidupan ini. Orangtua berkewajiban membentuk kepribadian anak-anaknya. Apa yang dilakukan orangtua pada anak di masa awal pertumbuhannya sangat menentukan kepribadian anak-anak tersebut. Misalnya, jika orangtua menginginkan anaknya bebas, maka ia harus mengajarkan tentang kebebasan. Sehingga pada tahap ini, keluarga dan orangtualah yang sangat berperan dalam sosialisasi. 2. Tahap Remaja Seorang anak yang memasuki masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Adanya perubahan biologis yang sering digambarkan sebagai masa puber seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Pada masa remaja ini merupakan suatu gejala yang disebut reverse socialization dimana orang yang lebih muda dapat menggunakan pengaruh mereka terhadap yang lebih tua. 3. Tahap Dewasa Sosialisasi pada orang dewasa merupakan suatu proses dimana individu dewasa mempelajari norma, nilai dan peranan yang baru dalam lingkungan sosial yang baru pula. Misal, peran sebagai pekerja dalam memasuki dunia kerja, peran sebagai suamiisteri dalam pernikahan, peran sebagai ayahibu ketika sudah mempunyai anak dan sebagainya. Umumnya orang dewasa menginginkan tiga hal yaitu bekerja, menikah dan memiliki anak dan tentu saja ini semua membutuhkan sosialisasi. 4. Tahap Tua Menurut Eitzen dalam Soe’oed 1999, orang lanjut usia sama seperti remaja yang mengalami masa transisi dalam kehidupan dari orang dewasa produktif ke masa menuju kematian. Ketika seseorang memasuki tahap ini, mereka harus bergantung kepada orang lain, belajar untuk tidak terlalu produktif dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk santai.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kerja Generasi Muda

Bila ditinjau berdasarkan generasi penerus, perubahan nilai terkait dengan proses sosialisasi nilai orangtua kepada anak. Pada penelitian perubahan nilai kerja pertanian pada pemuda tani, Tjakrawati 1988 mengemukakan bahwa adanya perubahan nilai kerja dipengaruhi oleh proses sosialisasi dalam keluarga dan pengaruh dari luar, yakni kaitan desa-kota, kaitan pertanian dan non- pertanian . Nilai kerja tersebut diukur melalui tujuh dimensi, yaitu dimensi lahan, dimensi tenaga kerja, dimensi modal, dimensi pasar, komoditi dan transportasi, dimensi pola pekerjaan dan pandangan terhadap kerja, dimensi hubungan dengan teman dan kerabat, dimensi harapan-harapan. Kristono 1994 juga menyebutkan bahwa perubahan nilai seseorang terhadap pekerjaan pertanian diakibatkan oleh proses migrasi dan perubahan jenis pekerjaan, hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada masalah pokok lain dari sistem budaya. Sunarto 1993 mendefinisikan sosialisasi sebagai keseluruhan kebiasaan yang dipunyai oleh manusia baik dalam bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama dan sebagainya yang harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat melalui suatu proses. Proses sosialisasi merupakan pembinaan dan pengembangan budaya berlangsung berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan generasi “muda” dalam rangkaian proses belajar dan penghayatan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat dengan ajaran, bimbingan, keteladanan dari generasi “orangtua” Sucipto, 1998. Dalam proses sosialisasi ini terdapat kemungkinan nilai diterima atau anak memberikan reaksi terhadap nilai orangtuanya sehingga ia memilih nilai sendiri karena dalam penerusan nilai secara vertikal bersamaan dengan penerusan nilai secara horizontal sebagai interferensi Noerhadi, dalam Tjakrawati,1988. Selain itu, Tjakrawati 1998 menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan nilai meskipun berlangsung dalam kurun waktu yang tidak cepat sehingga nilai ini tetap diajarkan ke generasi berikutnya. Soe’oed 1999 mengatakan bahwa orientasi nilai kerja bukanlah faktor keturunan melainkan hasil interaksi sosial dimana diperoleh cara berfikir. Namun dalam prosesnya, sosialisasi dapat dilakukan demi kepentingan orang yang