Masyarakat Batak Toba TINJAUAN PUSTAKA
Selain itu, Kristono 1999 menyatakan bahwa pola tindakan manusia dipengaruhi oleh sikap dan nilai budaya baik secara langsung maupun melalui
pola-pola cara berpikir. Sistem nilai budaya itu sendiri merupakan suatu rangkaian dari konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian
masyarakat mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga dan mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.
Mengutip pendapat para ahli, Tjakrawati 1988 dalam tesisnya menyimpulkan bahwa nilai sebagai konsep baik buruknya yang dihayati
seseorang dan sebagian besar warga masyarakat yang memberi pedoman untuk memilih perilaku dalam menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa nilai merupakan cara pandang suatu komunitas tentang baik atau buruknya suatu obyek yang dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat serta
perkembangan pengetahuan yang diadopsi oleh masyarakat tersebut yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam berfikir dan bertindak.
Nilai kerja merupakan pandangan masyarakat terhadap salah satu sektor pekerjaan yaitu sektor pertanian dan non-pertanian. Herlina 2002 juga
menyimpulkan bahwa nilai kerja adalah persepsi dan penghargaan terhadap suatu aktivitas yang menghasilkan sesuatu bentuk materi ataupun non-materi yang
memberi kepuasan terhadap seseorang. Persepsi dan penghargaan tersebut akan mengarahkan tindakan sosialnya. Dengan demikian, oleh Tjakrawati 1988
mendefinisikan bahwa nilai kerja pertanian terkait dalam konteks pelaku sosial memberi penilaian terhadap kerja yang terwujud pada perilaku pelaku sosial
dalam komunitasnya atau konsepsi baik atau buruknya tentang kerja pertanian
yang dianut sebagian besar masyarakat. Setiap komunitas memiliki budaya yang berbeda sehingga nilai kerja yang ada dalam komunitas pun akan berbeda-beda.