Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua dengan Proses Sosialisasi

akan mengupayakan pekerjaan dengan pendapatan yang tinggi seperti yang disampaikan oleh WS yang kedua orangtuanya bekerja sebagai wiraswasta “kedua orangtua selalu menganjurkan kalau saya nanti harus memperoleh penghasilan yang lebih baik dari mereka karena mereka mengatakan memang dengan pekerjaan sekarang mereka mampu membiayai keluarga tetapi sekarang keadaannya berbeda. Kedua orangtua saya dulu hanya lulusan SMA sedangkan sekarang saya sudah kuliah penghasilannya pun hendaknya lebih baik dari orangtua. Berbicara tentang pertanian, orangtua menganggap bahwa pekerjaan sebagai petani tidak buruk tergantung bagaimana kita mengelolanya karena kebetulan tempat tinggal saya merupakan lingkungan pertanian. Memang keluarga tidak memiliki lahan, tapi saya sering diajak ke lahan pertanian tetangga dan kerabat bahkan sayapun ikut belajar bertani , ” Selanjutnya dengan uji chi-square untuk melihat hubungan tingkat pendapatan ibu dengan proses sosilisasi diperoleh nilai chi square hitung sebesar 0,773 lebih kecil dari chi-square tabel yaitu 9,488. Hal ini berarti tingkat pendapatan ibu berhubungan tidak nyata dengan proses sosialisasi nilai kerja pertanian.

5.2.3 Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua dengan Proses Sosialisasi

Berdasarkan jenis pekerjaan orangtua baik ayah dan ibu responden diketahui bahwa mayoritas pekerjaan ayah dan ibu adalah sebagai PNS Pegawai Negeri Sipil. Bila dihubungkan antara jenis pekerjaan dengan proses sosialisasi seperti yang ditunjukkan Tabel 9 diperoleh hasil bahwa pekerjaaan sebagai PNS memiliki proses sosialisasi yang rendah. Para responden menyatakan bahwa jenis pekerjaan dikatakan baik atau buruk apabila mampu memenuhi kebutuhan sehari- hari dan bekal masa depan melalui tabungan. Dengan demikian dalam penelitian ini pekerjaan tidak dikategorikan secara bertingkat hanya dikelompokkan saja. Hubungan jenis pekerjaan orangtua dengan proses sosialisasi nilai kerja pertanian secara singkat dan jelas tergambar pada Tabel 9. Tabel 9. Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian Menurut Jenis Pekerjaan Orangtua Responden, 2008 Proses Sosialisasi Rendah Sedang Tinggi Total Jenis Pekerjaan N N N N Ayah Petani Non-Petani Tidak Bekerja Meninggal 45 2 46,4 40 1 37 1 2 100 38,1 33,3 40 15 2 1 15,5 66,7 1 1 97 3 5 100 100 100 100 Ibu Petani Non-Petani Tidak Bekerja Meninggal 1 44 2 50 43,57 66,7 1 39 1 50 38,61 33,3 17 16,83 2 101 3 100 100 100 100 Berdasarkan perhitungan uji chi-square maka diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan proses sosialisasi. Dilihat dari nilai chi-squarenya, maka akan diketahui ada tidaknya hubungan jenis pekerjaan ayah dengan proses sosialisasi. Berdasarkan perhitungan maka chi-square hitung sebesar 7,580 lebih kecil dari chi-square tabel yaitu 12,592 yang artinya jenis pekerjaan ayah berhubungan tidak nyata dengan proses sosialiasi nilai kerja pertanian. Demikian ibu, diperoleh chi square hitung 7,035 lebih kecil dari chi- square tabel yaitu 12,592 artinya jenis pekerjaan ibu berhubungan tidak nyata dengan proses sosialiasi nilai kerja pertanian. Namun, pada saat dilakukan diskusi dengan responden diperoleh informasi orangtua dengan jenis pekerjaan yang memiliki nilai sosial yang baik serta secara ekonomi menguntungkan cenderung akan menyampaikan kepada anaknya untuk mencari bidang pekerjaan yang sama dan sangat diharapkan apabila mampu mencari jenis pekerjaan yang secara sosial baik dan ekonomi menguntungkan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh YS : “orangtua saya selalu mengingatkan kalau sudah lulus,baiknya mencari pekerjaan yang mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan paling tidak dapat menutupi kebutuhan sendiri dan bila sudah berumahtangga jangan hanya bisanya meminta uang dari suami. Ungkapan ‘jadi PNS sudah cukup untuk perempuan, jangan mencari pekerjaan yang tinggi-tinggi karena suatu saat dapat menimbulkan kecemburuan dari pasangan’. Selain itu, orangtua saya juga menyampaikan, saat berumahtangga suamilah yang bertanggungjawab atas kebutuhan keluarga dan istri membantu meringankan tanggungjawab tersebut” Hal ini jelas tampak dari hasil tabulasi silang bahwa ayah yang bekerja sebagai petani hanya satu orang sehingga dan hasil proses sosialisasinya tergolong sedang yaitu anaknya diajak ke sawah namun tidak diajarkan bertani. Responden yang memiliki ibu sebagai petani hanya dua orang, ternyata hasil proses sosialisasi adalah satu orang mangalami proses sosialisasi nilai kerja pertanian rendah dan satu orang mengalami proses sosialisasi nilai kerja pertanian sedang. Dengan demikian, orangtua yang pekerjaannya sebagai petani cenderung kurang memberikan sosialisasi nilai kerjanya karena menurut orangtua pekerjaan sebagai non-petani lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Orangtua yang pekerjaannya bukan petani tentu cenderung tidak mensosialisasi nilai kerja pertanian karena pekerjaannya bukanlah petani sehingga untuk memberikan sosialisasi nilai kerja pertanian tidak berlangsung.

5.2.4 Hubungan Kepemilikan Lahan Orangtua dengan Proses Sosialisasi