dilihat, pada data tahun 1997 dan 1998 dimana terjadi kenaikan tenaga kerja sebesar 3,78 persen Lampiran 1 pada Tabel 1.
2.1.1 Tenaga Kerja Sektor Pertanian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek umum ketenagakerjaan yang penting mendapat sorotan karena faktor pendidikan ini berhubungan dengan
kualitas tenaga kerja Rusli, dkk. 1989. Gambar 2 berikut ini, menggambarkan persentase komposisi tenaga kerja di sektor pertanian menurut tingkat pendidikan.
Sumber : BPS Tahun 1997 sampai 2007 diolah
Gambar 2. Persentase Tenaga Kerja Sektor Pertanian Menurut Tingkat Pendidikan di Indonesia Tahun 1997-2007
Dari Gambar 2, dapat dinyatakan terjadi peningkatan pendidikan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian Lampiran 1 pada Tabel 2. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Boediono et al 1992 bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian semakin membaik yang disebabkan dengan
seiring perubahan struktural yang dilakukan dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun, dari Gambar 2 tampak jelas bahwa
tenaga kerja pertanian dominan dilakukan oleh tenaga kerja dengan pendidikan yang tergolong masih rendah.
2.1.2 Tenaga Kerja Pertanian Berdasarkan Jenis Kelamin
Ditinjau dari jenis kelamin, persentase penyerapan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian masih didominasi oleh laki-laki. Hal ini menunjukkan
adanya diskriminasi gender dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
Sumber : BPS 1997 sampai 2007 diolah
Gambar 3. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Pertanian Menurut Jenis Kelamin di Indonesia Tahun 1997-2007
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa jumlah tenaga kerja perempuan pada saat krisis ekonomi melanda mengalami kenaikan sebesar 0,51
persen. Namun, apabila dilihat secara keseluruhan, bahwa sepuluh tahun terakhir ini jumlah tenaga kerja pertanian perempuan masih rendah Lampiran 1 pada
Tabel 3.
2.1.3 Tenaga Kerja Pertanian Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2007
Bila dibandingkan keterlibatan tenaga kerja antara golongan usia muda dengan usia tua pada sektor pertanian maka berdasarkan data BPS dari tahun 1997
sampai 2007 menunjukkan bahwa tenaga kerja usia muda lebih tertarik untuk bekerja pada sektor non-pertanian. Penyerapan tenaga kerja pertanian berdasarkan
umur dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber : BPS 1997 sampai 2007 diolah
Gambar 4. Persentase Jumlah Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berdasarkan Golongan Umur di Indonesia Tahun 1997-2007
Berdasarkan Gambar 4, diperoleh pernyataan bahwa terjadi gejala penurunan keterlibatan usia muda yang bekerja di sektor pertanian yang terjadi
dari tahun 2002. Tenaga kerja usia muda lebih memilih pekerjaan di sektor non- pertanian yang ditunjukkan dari gambar diketahui bahwa terjadi penurunan tenaga
kerja pertanian dari tahun 1997 sebesar 51,65 persen menjadi 48,91 persen tahun 2007. Berbeda dengan tenaga kerja usia muda di sektor non pertanian dimana
pada tahun 2002 justru mengalami peningkatan Lampiran 1 pada Tabel 4.
2.2 Masyarakat Batak Toba