Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak dalam

pengaruh yang cukup besar bagi eksistensi seorang guru. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik guru, maka semakin tinggi pula eksistensinya sebagai seorang pendidik.

4.7.2 Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak dalam

Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan Tingkat Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak merupakan komponen terpenting dalam pengembangan kurikulum. Guru merupakan pihak yang berperan sebagai pelaku dari pengembangan tersebut. Para guru yang memiliki kemampuan, latar belakang pendidikan, serta kompetensi yang unggul sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan kurikulum PAUD menjadi suatu program yang tepat bagi anak usia dini. Menurut hasil perhitungan Post Hoc Test yang telah dilakukan oleh peneliti, didapat bahwa perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum antara S1D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan p=0.000. Perbandingan kompetensi guru TK lulusan D1D2D3 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan p=0.000. Sedangkan perbedaan kompetensi guru TK lulusan S1D4 dengan D1D2D3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan p=0,928. Hal ini dikarenakan guru dengan pendidikan terakhir D1D2D3 sedang mengikuti program pendidikan S1, sehingga ilmu tentang pendidikan anak usia dini yang sedang diperoleh oleh para guru tersebut dapat lebih diterapkan secara optimal di lapangan dibandingkan dengan para guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil pula yang menyatakan bahwa 38,5 guru dengan lulusan S1D4 bukan berlatar belakang dari pendidikan PAUD. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari guru yang berlatar belakang S1D4, diperoleh fakta yang menyatakan bahwa alasan para guru tersebut menempuh jenjang sarjana adalah karena adanya tuntutan untuk memenuhi kualifikasi sebagai guru TK, sehingga para guru kurang maksimal dalam menerima dan menerapkan mata kuliah tentang PAUD yang telah diperolehnya melalui program pendidikan PAUD. Berdasarkan berbagai alasan dan fakta tersebut, maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru lulusan S1D4 dengan guru lulusan D1D2D3 dalam kompetensi mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1D2D3 memiliki kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik. Perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD juga ditunjukkan dengan persentasi responden secara keseluruhan pada perhitungan deskriptif. Pada grafik 4.1 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru TK, maka semakin tinggi pula kompetensinya dalam mengembangkan kurikulum PAUD. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan responden yang merupakan pengawas dari Dinas Pendidikan Kecamatan Margoyoso, bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan guru dalam mengendalikan sekolah yang diampunya, baik dalam pengembangan kurikulum, pembelajaran sehari-hari, menciptakan kegiatan dan media pembelajaran, serta kemampuan guru dalam mengenal teknologi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa guru TKRA harus memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 S1 atau Diploma 4 D4 dan kompetensi yang berlaku secara nasional.

4.8 Keterbatasan Penelitian