Data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, masing-masing lembaga belum memiliki kepercayaan diri untuk
merencanakan kurikulum sendiri, mereka masih ketergantungan pada konsep kurikulum yang dibuat secara bersama-sama oleh semua lembaga TK dalam
satu Kecamatan. Sehingga harus ada lebih banyak pelatihan tentang pengembangan kurikulum yang lebih kreatif, relevan, dan menyenangkan.
Terlebih dahulu guru harus menguasai landasan filosofi, model pengembangan kurikulum, dan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
sesuai dengan hasil diskusi yang dilakukan oleh Kiymet Selvi menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain
harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model pendekatan
pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan identifikasi serta
perencanaan pengembangan kurikulum. Apabila guru kurang menguasai salah satu dari dari kemampuan tersebut, maka rancangan kurikulum kurang
sempurna.
b. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Menentukan Tujuan
Pengembangan yang Mendidik
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek menentukan tujuan pengembangan yang mendidik dengan
indikator:
1 Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional 2
Menyeleksi tujuan pengembangan kurikulum yang mendidik bagi anak usia dini.
3 Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan tujuan
lembaga pendidikan 4
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat
5 Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan perkembangan
IPTEK 6
Menentukan dan menyesuaikan tujuan kurikulum dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
Idi 2011:228 mengatakan bahwa tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional mesti menggambarkan tujuan kurikuler. Berarti dalam
menentukan tujuan kurikulum pada suatu lembaga PAUD harus memahami tujuan dari pendidikan bagi anak usia dini dan tujuan pendidikan nasional.
Dalam grafik 4.3 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi 48,7 , kemudian
guru dengan pendidikan terakhir D1D2D3 berada pada urutan kedua 39,1 , dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam urutan terakhir
pada kategori tinggi 7. Pada hasil wawancara didapatkan bahwa secara merata lembaga TK di Kecamatan Margoyoso mengalami kesulitan dalam
menyelaraskan pembelajaran di sekolah dengan kemajuan IPTEK. Hal ini
dikarenakan masih minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan kurangnya kemampuan guru beberapa guru dalam mengoperasikan alat
elektronik seperti komputer. Hasil data diatas memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat
pendidikan tertinggi memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam dalam menentukan tujuan pengembangan yang mendidik. Namun, secara
keseluruhan kompetensi guru TK di Kematan Margoyoso dalam menentukan tujuan pengembangan yang mendidik berada pada ketegori sedang. Hal ini
berarti perlu adanya peningkatan pemahaman guru akan tujuan nasional dan tujuan institusioanal, serta pengembangan kemampuan guru dalam memaknai
dan menerapkan IPTEK di lembaga yang diampu, sehingga mampu menciptakan kurikulum yang inovatif dan kreatif. Hal ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hongzhuan Song 2008 bahwa untuk memastikan kualitas pendidikan yang bagus, bangsa harus memiliki kolam
besar bagi guru yang berkualitas. Kemampuan guru dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang tinggi dan pelatihan. Sehingga guru mampu
mengembangkan memadupadankan tujuan nasional dan tujuan institusional dengan tujuan dari lembaga. Seperti yang diungkapkan oleh dengan
Bredekamp dan Rosegrant dalam Suyanto 2003: 155 yang menyarankan bahwa diperencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan
anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideologi bangsa secara nasional.
c. Kemampuan Pendidik dalam Menentukan Kegiatan Bermain Sambil