dan doktor yang dimaksud di sini masing-masing sama artinya dengan Sarjana Strata Satu S1, S2, dan S3.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, menyatakan bahwa guru pada PAUDTKRA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat D-IV atau sarjana S1 dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi. Tingkat pendidikan guru TK di Kecamatan Margoyoso adalah guru dengan pendidikan terakhir SMASMK sebanyak 58 orang, guru dengan
pendidikan terakhir D1D2D3 sebanyak 31 orang, dan sebanyak 53 orang guru dengan pendidikan terakhir S1D4. Data diatas melihatkan bahwa guru TK yang
sudah memenuhi standar kualifikasi akademik berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 adalah 53 orang 37 .
2.5 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang kedua dilakukan oleh Rina Istiqomah 2009 yang meneliti tentang “Profil Kinerja Pendidik Anak Usia Dini dalam Mengelola
Pembelajaran di Kelompok Bermain Anak Cerdas Ungara n”. Penelitian ini
memfokuskan pada kinerja pendidik yang menitikberatkan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi lambatnya perkembangan penyelenggaran Kelomp
ok Bermain “Anak Cerdas” antara lain kurangnya jumlah pendidik, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menciptakan alat permainan
edukatif, serta pengurus masih memerlukan pengetahuan dan pengalaman lebih
banyak dibidang penyelenggaran PAUD. Hal ini menunjukan bahwa kesuksesan tercapainya tujuan pendidikan pada anak usia dini terletak pada kemampuan dan
kreatifitas pendidik dalam merencanaakan pembelajaran di sekolah. Pada jurnal yang berjudul “Teacher’s Competencies” yang ditulis oleh
Kiymet Selvi, mendiskusikan tentang gambaran umum kompetensi guru yang dibagi menjadi Sembilan kompetensi, yaitu kompetensi bidang pekerjaan,
kompetensi penelitian, kompetensi kurikulum, kompetensi pembelajaran seumur hidup, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi komunikasi,
kompetensi tekonologi informasi dan komunikasi, dan kompetensi lingkungan. Kiymet menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan
kurikulum antara lain harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model
pendekatan pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan
identifikasi serta perencanaan pengembangan kurikulum. Secara garis besar hal perlu diperhatikan dalam kompetensi ini adalah berkaitan dengan proses
perencanaan kurikulum, pengembangan, dan pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi kurikulum dibagi menjadi dua sub kompetensi, yaitu
kompetensi dalam pengembangan kurikulum dan kompetensi dalam pelaksanaan kurikulum. Jadi selain mengembangkan kurikulum, seorang guru juga dituntut
untuk kreatif dalam metode dalam pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya kompetensi kurikulum maka sekolah
dapat menghasilkan pelanyanan pendidikan yang efektif. Oleh karena itu, guru
diharapkan memiliki kompetensi tersebut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekolah.
Pada jurnal yang ditulis oleh Ho Choi Wa Dora yang berjudul “On
Curriculum Change: the Developing Role of Preschool Heads in Hong Kong ”
2005, bertujuan untuk menguji signifikansi, kesulitan, dan isu-isu dalam proses mengubah inovasi kurikulum, serta peran kepemimpinan kepala sekolah baik di
sekolah formal dan informal dalam memfasilitasi proses pembelajaran prasekolah di Hong Kong. Ho Choi Wa Dora mengungkapkan hubungan penting antara
kepemimpinan dan inovasi kurikuler. Dikatakan bahwa mengembangkan peran kepemimpinan dalam menciptakan struktur untuk partisipasi kolaboratif dan
mempromosikan budaya sekolah, merupakan hal yang fundamental dalam konteks pendidikan yang cepat berubah. Dari perspektif yang lebih luas, pembangunan
berkelanjutan bidang prasekolah seharusnya tidak dan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada upaya masing-masing sekolah. Penyelarasan strategis dukungan
eksternal dari lembaga pusat dan kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
sekolah. Hongzhuan Song
juga melakukan penelitian tentang “Sleeping Giant: Chinese Teacher Education System Past, Present and Future
” 2008. Pada hasil penelitian ini Hongzhuan Song mengungkapkan dalam rangka untuk memastikan
pembangunan ekonomi yang mengagumkan dan sebagai kekuatan konstruktif untuk perbaikan dunia, sangat penting bagi China untuk melakukan reformasi
pendidikan yang berkelanjutan, khususnya di bidang kurikulum untuk program
pelatihan guru. Hongzhuan Song juga menyimpulkan bahwa kurikulum disiplin saat ini bekerja di pendidikan guru Cina harus bergeser ke kurikulum trans-
disiplin untuk menghasilkan lulusan yang berorientasi pada masa depan dan disiapkan lulusan negara yang siap dalam usahanya untuk memainkan peran
penting di panggung internasional. Hal ini menunjukan kepedulian yang kuat dari pemerintahan Cina terhadap kompetensi pendidik PAUD. Kompetensi guru
merupakan pilar dari kesuksesan tujuan lembaga. Semakin baik kompetensi yang dimiliki guru, makan semakin baik pula pengelolaan dan kualitas lembaga.
2.6 Kerangka Berpikir