D1D2D3 -27.11
3.467 .000
-35.55 -18.67
Hasil post hoc test di atas menunjukan bahwa hasil Tukey HSD maupun Bonferoni menunjukan perbedaan antara S1D4 dan D1D2D3 dengan rata-rata
perbedaan sebesar 1.30 dan secara statistik tidak signifikan p=0,928 jauh di atas 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan S1D4 dengan
D1D2D3 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Perbedaan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum antara S1D4 dengan SMA sebesar 28.41 dan
secara statistik signifikan dengan p=0.000, sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK lulusan S1D4 dengan SMA memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan kompetensi antara D1D2D3 dengan SMA sebesar 27.11 dan secara statistik signifikan p=0.000, sehingga dapat diartikan bahwa
kompetensi guru TK lulusan D1D2D3 dengan SMA memiliki perbedaan yang signifikan. Guru dengan pendidikan terakhir D1D2D3 dan S1D4 tidak memiliki
perbedaan yang signifikan p=0.928. Data hasil wawancara dan dokumentasi yang dikumpulkan peneliti
digunakan untuk menguatkan data kuesioner. Adapun data tersebut dapat dilihat pada lampiran hasil wawancara dan dokumentasi.
4.6 Hasil Penelitian Perbandingan Kompetensi Pedagogik Guru
TK dalam Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Perbandingan kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD ditinjau dari latar belakang pendidik, dapat dilihat dari nilai signifikansi
hasil analisis post hoc test. Dari analisis nilai signifikansi post hoc test diketahui bahwa perbandingan kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan
D1D2D3 memiliki perbedaan yang signifikan. Begitu pula perbandingan kompetensi guru TK lulusan SMA dengan lulusan S1D4, yaitu memiliki
perbedaan yang signifikan. Namun, pada kompetensi guru lulusan S1D4 dengan D1D2D3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena
38,5 guru dengan lulusan S1D4 bukan berasal dari pendidikan guru PAUD. Selain itu, sebagian besar guru dengan pendidikan terakhir D1D2D3 sedang
mengikuti program pendidikan S1, sehingga memungkinkan mereka untuk mendapatkan ilmu yang lebih luas tentang pendidikan anak. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan hipotesis awal yang meyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum
PAUD ditinjau dari latar belakang pendidikannya. Hasil penelelitian dalam post hoc tes bahwa semakin jauh perbedaan pendidikan tertinggi guru, maka semakin
tinggi pula nilai Mean Deferensial yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru yang telah menempuh pedidikan akademik minimal D1D2D3 memiliki
kompetensi yang lebih baik dalam mengembangkan kurikulum PAUD dari pada guru yang belum pernah menempuh pendidikan akademik.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Kompetensi
Pedagogik Guru
Taman Kanak-Kanak
dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Sedangkan guru merupakan jabatan profesional dan memberikan layanan ahli
yang menuntut kemampuan secara akademik dan paedagogis secara professional dapat diterima oleh pihak tempat guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara
langsung maupun pihak lain terhadap siapa guru harus bertanggung jawab. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Hal ini berarti bahwa suatu rencana kurikulum dikembangkan berdasarkan indikator pencapaian anak
yang disesuaikan dengan kemajuan globalisasi dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka dapat diartikan bahwa kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang guru TK
dalam melaksanakan proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik serta mampu menyesuaikan kurikulum tersebut
sesuai dengan kemajuan di era globalisasi saat ini. Peraturan Menteri No. 16 tahun 2007 menyatakan bahwa kemampuan yang perlu dimiliki seorang guru PAUD
dalam mengembangkan kurikulum adalah 1 memahami prinsip pengembangan kurikulum, 2 menentukan tujuan pengembangan yang mendidik, 3 menentukan
kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan, 4 memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan, 5
menyusun perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TKPAUD, dan 6 mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian. Guru TK tidak hanya mendidik anak melalui pembelajaran, tetapi mampu
mengasuh dan memberikan pembiasan baik bagi anak sebagai bekal dalam kehidupan yang lebih dewasa. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti di Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati, maka didapatkan hasil bahwa kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum berada di tingkat sedang.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar guru memiliki kompetensi dalam mengembangkan kurikulum yang tergolong sedang, yaitu 65
orang 61,9 berada dalam kategori sedang, dan 40 orang 38,1 berada dalam kategori tinggi. Untuk lebih mudah memahami kompetensi guru TK dalam
mengembangkan kurikulum pada masing-masing indikator, maka peneliti melakukan pemetaan hasil penelitian setiap indikator yang terdapat pada
kompetensi pengembangan kurikulum yang memperlihatkan tinggi rendahnya kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum.
a. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Memahami Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Analisis kompetensi guru TK dalam mengembangkan kurikulum PAUD pada aspek memahami prinsip pengembangan kurikulum dengan
indikator: 1
Mengembangkan kurikulum PAUD berdasarkan keilmuan PAUD. 2
Mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak.
3 Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan kreatif.
Dalam grafik 4.2 menunjukkan bahwa guru dengan pendidikan terakhir S1D4 memiliki nilai paling tinggi dalam kategori tinggi 47,8 ,
kemudian guru dengan pendidikan terakhir D1D2D3 berada pada urutan kedua 43,7 , dan guru dengan pendidikan terakhir SMA berada dalam
urutan terakhir pada kategori tinggi 23,3 . Data penelitian ini memperlihatkan bahwa guru dengan tingkat pendidikan tertinggi memiliki
kemampuan yang tinggi pula dalam memahami prinsip pengembangan kurikulum.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Rancangan kurikulum yang digunakan di TK di Kecamatan Margoyoso didasarkan pada panduan
dari dinas pendidikan setempat, yaitu kurikulum KTSP yang mengacu pada Permendiknas No. 58 tahun 2009. Hal ini sesuai dengan pendapat Bredekamp
dan Rosegrant dalam Suyanto 2003: 155 yang mengatakan bahwa dalam mengembangkan kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD,
hasil-hasil tentang belajar dan pembelajaran dalam mengembangkan kurikulum. Seluruh lembaga pendidikan anak usia dini yang tergabung dalam
IGTKI di Kecamatan Margoyoso pada setiap tahunnya membuat rancangan kurikulum secara bersama. Sehingga sebagian besar lembaga menggunakan
hasil kurikulum tersebut sebagai kurikulum sekolah mereka. Hanya lembaga yang tergabung dalam yayasan keagamaan seperti Masyitoh dan ABA, yang
menggunakan kurikulum tambahan, yaitu kurikulum keagamaan yang sudah tersedia dalam standar yayasan.
Data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, masing-masing lembaga belum memiliki kepercayaan diri untuk
merencanakan kurikulum sendiri, mereka masih ketergantungan pada konsep kurikulum yang dibuat secara bersama-sama oleh semua lembaga TK dalam
satu Kecamatan. Sehingga harus ada lebih banyak pelatihan tentang pengembangan kurikulum yang lebih kreatif, relevan, dan menyenangkan.
Terlebih dahulu guru harus menguasai landasan filosofi, model pengembangan kurikulum, dan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
sesuai dengan hasil diskusi yang dilakukan oleh Kiymet Selvi menyatakan bahwa pada kompetensi guru dalam mengembangkan kurikulum antara lain
harus memahami filosofi kurikulum, desain dan model pengembangan kurikulum, unsur dari pengembangan kurikulum, dan model pendekatan
pengembangan kurikulum, proses pengembangan kurikulum, pemilihan dan penyusunan isi kurikulum, merencanakan pengajaran dan identifikasi serta
perencanaan pengembangan kurikulum. Apabila guru kurang menguasai salah satu dari dari kemampuan tersebut, maka rancangan kurikulum kurang
sempurna.
b. Kemampuan Pedagogik Guru dalam Menentukan Tujuan