Pasokan bahan baku relatif tidak kontinu Barang subtitusi tinggi

keripik pisang “Kondang Jaya”. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari :

a. Bargaining position pembeli kuat

Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini disebabkan 1 Pembeli produk keripik pisang cenderung membeli dalam jumlah yang relatif kecil, 2 Pembeli produk keripik pisang belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk dan pasarnya 3 Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk tersebut. Pembeli produk keripik pisang mudah pindah ke produk lain yang sejenis, karena biaya pengalihan pembeli relatif kecil.

b. Pasokan bahan baku relatif tidak kontinu

Pemasok bahan dasar keripik pisang memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat. Bahan baku berupa pisang kepok Banggala tidak mudah didapat di pasaran. Sumber bahan baku pisang ini masih cukup sulit diperoleh di sekitar wilayah Bogor, yaitu hanya ada di beberapa wilayah seperti daerah Parung Aleng, Kampung Pasir, dan Leuwiliang. sehingga tingkat kontinuitasnya cenderung rendah. Usaha keripik pisang “Kondang Jaya” cenderung masih bergantung hanya pada beberapa pemasok. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka usaha ini tidak dapat membelinya dari pemasok lain. Oleh karena itu, dalam industri keripik pisang ini cukup mengalami kesulitan untuk mendapat bahan baku pisang. Adanya pasokan bahan baku yang relatif tidak kontinu dari pemasok akan mengancam kelangsungan produksi keripik pisang dalam memenuhi permintaan distributor dan konsumen. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, jika pasaran produk keripik pisang sudah luas maka untuk ke depannya pemilik akan membuka jaringan bahan baku sampai ke wilayah Cianjur dan Lampung yang hanya dapat diakses dengan jumlah pembelian pisang dalam jumlah cukup besar.

c. Barang subtitusi tinggi

Pada industri keripik pisang, produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi adalah berbagai jenis keripik lainnya, misalnya keripik nangka, keripik apel, keripik singkong, keripik bayam dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi dari keripik pisang memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih terjangkau dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Berbagai barang substitusi dan pesaing memberikan ancaman yang kuat bagi perkembangan usaha kecil keripik pisang ini. Selain mendapat hambatan dari berbagai jenis keripik lain, usaha kecil keripik pisang ini juga mendapatkan persaingan dari usaha keripik pisang lainnya. Di wilayah sekitar Bogor, terdapat cukup banyak produsen keripik pisang dengan berbagai merek diantaranya keripik pisang dengan merek dagang Cap Pohon Kelapa, Diva Keripik Pisang, Eka Sari dan Indo Sari. Bentuk produk-produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Produk Keripik Pisang berbagai Merek Dagang Di Kota Bogor

d. Jaringan pemasaran pesaing lebih luas