Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor
Oleh:
Faisal Onassis Siregar A14105670
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
(2)
RINGKASAN
FAISAL ONASSIS SIREGAR. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil
Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.Skripsi. Program Ekstensi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI)
Sektor UMKM mempunyai peranan yang strategis dalam menopang perekonomian Jawa Barat. Selain karena jumlahnya yang cukup banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan. Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis. Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.
Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku pisang, yaitu untuk pembuatan keripik pisang. Dalam masayarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Di Kota Bogor industri pengolahan makanan ringan saat ini banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi makanan ringan adalah usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
yang merupakan binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Perumahan Baranangsiang Indah (BSI) Kota Bogor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang
”Kondang Jaya”. (2) Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan
pada usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi
lingkungan usahanya. (3) Mengidentifikasi strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecilkeripik pisang ”Kondang Jaya”.
Pengolahan data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data di lapang (pengumpulan data primer). Analisis penelitian ini meliputi analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi pengembangan unit usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”. Dalam menganalisis faktor lingkungan internal dilakukan analisis IFE. Sedangkan dalam menganalisis faktor lingkungan eksternal dilakukan EFE dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
(3)
Selanjutnya akan dilakukan analisis SWOT kemudian pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan metodeAnalytical Hierarchy Process(AHP).
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”, maka diketahui bahwa faktor kunci internal yang mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,087 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,348. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha kecil keripik pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain identifikasi
terhadap kekuatan internal usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, matriks
IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki usaha kecil keripik pisang ini. Faktor kunci internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,061 dengan rating 1 sehingga skornya adalah 0,061.
Berdasarkan indentifikasi hasil analisis terhadap faktor eksternal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, maka diketahui
bahwa faktor kunci eksternal yang memberikan peluang terbesar bagi usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, adalah Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata
wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan. Hal ini ditunjukkan oleh bobot terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,159 dengan rating sebesar 3 dan Total Skor sebesar 0,478.
Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha kecil keripik pisang adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,104 dengan rating 1 dan skor sebesar 0,104. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional yang meningkat, menyebabkan harga produk keripik pisang yang ditawarkan usaha ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk pesaing, dan sekaligus memberikan ancaman bagi keberlangsungan usaha.
Hasil analisis matriks IFE memiliki nilai tertimbang sebesar 2,154 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Hasil analisis matriks memiliki nilai tertimbang sebesar 2,068 menggambarkan respon yang diberikan oleh usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” kepada lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman.
Berdasarkan hasil tersebut, usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
berada pada sel V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan usaha kecil tersebut pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.
Berdasarkan hasil penggabungan matriks IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
menghasilkan beberapa alternatif strategi yaitu sebagai berikut: (1) Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang; (2) Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran; (3) Memperbaiki sistem
(4)
manaemen usaha; (4) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (7) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk.
Berdasarkan hasil pengolahan AHP diperoleh prioritas alternatif strategi pengembangan bisnis secara berturut-turut adalah (1) Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran; (2) Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang; (3) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (4) Memperbaiki sistem manaemen usaha; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk; (7) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi.
(5)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG
BERJUDUL” ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL
KERIPIK PISANG “KONDANG JAYA” BINAAN KOPERASI BMT AL
-IKHLAASH KOTA BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA
PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Januari 2010
Faisal Onassis Siregar A14105670
(6)
Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil
Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.
Nama : Faisal Onassis Siregar
NRP : A14105670
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Popong Nurhayati, MM NIP. 19670211 1992032002
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 19571222 1982031002
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian
yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang
“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor”. Penelitian
ini Merupakan Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan penelitian ini Penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengetahuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan bantuan yang
telah diberikan dalam penyelesaian penelitian ini. Besar harapan Penulis agar
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2010
(8)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Huraba, Padang Sidimpuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 12 Desember 1982. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Syamsir Siregar dan Salmawati Harahap. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar Impres 145589 Huraba tahun 1995, SMPN 4 Padang Sidimpuan tahun 1997, dan SMUN 1 Padang Sidimpuan Tapanuli Selatan Sumatera Utara tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Diploma Teknologi Industri Kayu, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006, Penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Setelah lulus Program Diloma, penulis bekerja di PT. Astra Credit Company (ACC) selama tiga tahun, saat ini penulis bekerja di PT. Verena Oto Finance Tbk. Pada Tanggal 29 November 2009 Penulis menikah.
(9)
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama dan Tintin Sarianti, SP, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi pendidikan.
3. BapakHusen (Uteng) pemilik usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” atas perhatian dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Hartoto Mardjono, pengurus Koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama memyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga penulis, yaitu istriku (Hastuti SP, MP), Papa (Syamsir Siregar), mama (Salmawati Harahap), abang (Syurya Darma Siregar) dan adik-adikku (Lidia Soraya Siregar dan Ayu Lestari Siregar) atas semua cinta dan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada penulis.
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Kajian ... 8
1.4. Manfaat Kajian ... 8
1.5. Batasan Kajian ... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang ... 10
2.2. Keripik Pisang ... 12
2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14
2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah... 14
2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)... 15
2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)... 17
2.4. Penelitian Terdahulu... 18
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24
3.1.1. Manajemen Strategis... 24
3.1.2. Konsep Perumusan Strategi ... 26
3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal... 28
3.1.4. Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, Threats) ... 31
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 31
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 35
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35
4.2. Jenis dan Sumber Data ... 35
4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36
4.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation)... ... 37
4.3.2. Analisis Matriks SWOT... 42
(11)
Oleh:
Faisal Onassis Siregar A14105670
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
(12)
RINGKASAN
FAISAL ONASSIS SIREGAR. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil
Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.Skripsi. Program Ekstensi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI)
Sektor UMKM mempunyai peranan yang strategis dalam menopang perekonomian Jawa Barat. Selain karena jumlahnya yang cukup banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki prospek yang baik untuk ditingkatkan. Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis. Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.
Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku diantaranya dengan bahan baku pisang, yaitu untuk pembuatan keripik pisang. Dalam masayarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang memiliki manfaat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Di Kota Bogor industri pengolahan makanan ringan saat ini banyak dikembangkan dalam bentuk usaha kecil. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi makanan ringan adalah usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
yang merupakan binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Perumahan Baranangsiang Indah (BSI) Kota Bogor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang
”Kondang Jaya”. (2) Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan
pada usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi
lingkungan usahanya. (3) Mengidentifikasi strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecilkeripik pisang ”Kondang Jaya”.
Pengolahan data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data di lapang (pengumpulan data primer). Analisis penelitian ini meliputi analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi pengembangan unit usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”. Dalam menganalisis faktor lingkungan internal dilakukan analisis IFE. Sedangkan dalam menganalisis faktor lingkungan eksternal dilakukan EFE dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
(13)
Selanjutnya akan dilakukan analisis SWOT kemudian pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan metodeAnalytical Hierarchy Process(AHP).
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”, maka diketahui bahwa faktor kunci internal yang mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,087 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,348. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha kecil keripik pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain identifikasi
terhadap kekuatan internal usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, matriks
IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki usaha kecil keripik pisang ini. Faktor kunci internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,061 dengan rating 1 sehingga skornya adalah 0,061.
Berdasarkan indentifikasi hasil analisis terhadap faktor eksternal dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, maka diketahui
bahwa faktor kunci eksternal yang memberikan peluang terbesar bagi usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”, adalah Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata
wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan. Hal ini ditunjukkan oleh bobot terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,159 dengan rating sebesar 3 dan Total Skor sebesar 0,478.
Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha kecil keripik pisang adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,104 dengan rating 1 dan skor sebesar 0,104. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional yang meningkat, menyebabkan harga produk keripik pisang yang ditawarkan usaha ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk pesaing, dan sekaligus memberikan ancaman bagi keberlangsungan usaha.
Hasil analisis matriks IFE memiliki nilai tertimbang sebesar 2,154 yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal rata-rata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Hasil analisis matriks memiliki nilai tertimbang sebesar 2,068 menggambarkan respon yang diberikan oleh usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” kepada lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman.
Berdasarkan hasil tersebut, usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
berada pada sel V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan usaha kecil tersebut pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.
Berdasarkan hasil penggabungan matriks IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”
menghasilkan beberapa alternatif strategi yaitu sebagai berikut: (1) Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang; (2) Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran; (3) Memperbaiki sistem
(14)
manaemen usaha; (4) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi (7) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk.
Berdasarkan hasil pengolahan AHP diperoleh prioritas alternatif strategi pengembangan bisnis secara berturut-turut adalah (1) Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran; (2) Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang; (3) Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu; (4) Memperbaiki sistem manaemen usaha; (5) Melakukan efisiensi biaya produksi; (6) Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk; (7) Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi.
(15)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG
BERJUDUL” ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL
KERIPIK PISANG “KONDANG JAYA” BINAAN KOPERASI BMT AL
-IKHLAASH KOTA BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA
PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Januari 2010
Faisal Onassis Siregar A14105670
(16)
Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil
Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan Koperasi Bmt Al-Ikhlaash Kota Bogor.
Nama : Faisal Onassis Siregar
NRP : A14105670
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Popong Nurhayati, MM NIP. 19670211 1992032002
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 19571222 1982031002
(17)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian
yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang
“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor”. Penelitian
ini Merupakan Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan penelitian ini Penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengetahuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan bantuan yang
telah diberikan dalam penyelesaian penelitian ini. Besar harapan Penulis agar
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2010
(18)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Huraba, Padang Sidimpuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 12 Desember 1982. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Syamsir Siregar dan Salmawati Harahap. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar Impres 145589 Huraba tahun 1995, SMPN 4 Padang Sidimpuan tahun 1997, dan SMUN 1 Padang Sidimpuan Tapanuli Selatan Sumatera Utara tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Diploma Teknologi Industri Kayu, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006, Penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Setelah lulus Program Diloma, penulis bekerja di PT. Astra Credit Company (ACC) selama tiga tahun, saat ini penulis bekerja di PT. Verena Oto Finance Tbk. Pada Tanggal 29 November 2009 Penulis menikah.
(19)
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Popong Nurhayati, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc atas kesediaannya menjadi dosen penguji utama dan Tintin Sarianti, SP, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi pendidikan.
3. BapakHusen (Uteng) pemilik usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” atas perhatian dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Hartoto Mardjono, pengurus Koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama memyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga penulis, yaitu istriku (Hastuti SP, MP), Papa (Syamsir Siregar), mama (Salmawati Harahap), abang (Syurya Darma Siregar) dan adik-adikku (Lidia Soraya Siregar dan Ayu Lestari Siregar) atas semua cinta dan kasih sayang dan dukungannya kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada penulis.
(20)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Kajian ... 8
1.4. Manfaat Kajian ... 8
1.5. Batasan Kajian ... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang ... 10
2.2. Keripik Pisang ... 12
2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14
2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah... 14
2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)... 15
2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)... 17
2.4. Penelitian Terdahulu... 18
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 24
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24
3.1.1. Manajemen Strategis... 24
3.1.2. Konsep Perumusan Strategi ... 26
3.1.3. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal... 28
3.1.4. Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, Threats) ... 31
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 31
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 35
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35
4.2. Jenis dan Sumber Data ... 35
4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36
4.3.1. Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation)... ... 37
4.3.2. Analisis Matriks SWOT... 42
(21)
BAB V. GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG
”KONDANG JAYA”... 54
5.1. Sejarah Usaha Kecil Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 54
5.2. Visi, Misi dan Tujuan Usaha Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 55
5.3. Lokasi Usaha Keripik Pisang”Kondang Jaya”... 56
5.4. Struktur Organisasi Usaha Keripik Pisang ”Kondang Jaya”... 57
BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA... 60
6.1. Analisis Lingkungan Internal... 60
6.1.1. Sumberdaya Manusia Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 60
6.1.2. Keuangan dan Akuntansi ... 61
6.1.3. Produksi dan Operasional ... 62
6.1.4. Pemasaran ... 69
6.2 Analisis Faktor Eksternal Usaha... 72
6.2.1. Lingkungan Umum ... 72
6.2.2. Lingkungan Industri... 80
BAB VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI... 85
7.1. Identifikasi Faktor Internal ... 85
7.1.1. Faktor Kekuatan... 85
7.1.2. Faktor Kelemahan... 88
7.2. Identifikasi Faktor Eksternal... 92
7.2.1. Peluang... 92
7.2.2. Ancaman ... 94
7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 99
7.3.1 Matriks IFE ... 99
7.3.2 Matriks EFE ... 100
7.4 Matriks IE dan SWOT ... 102
7.5. Tahap Pemilihan Strategi Pengembangan Usaha ... 109
7.5.1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal ... 111
7.5.1.1. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi ... 111
7.5.1.2. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi ... 113
7.5.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal ... 114
7.5.2.1. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi ... 115
7.5.2.2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi ... 115
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 117
8.1. Kesimpulan ... 117
8.2. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 120
(22)
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Presentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat terhadap
Produk Makanan Ringan di Indonesia (%)... 2
2. Daftar Jumlah Produksi dan penjualan Keripik Pisang
”Kondang Jaya”Tahun 2008-2009... 5 3 Penjabaran Kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
Menengah... 15
4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan... 39
5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 39
6. MatriksInternal Factor Evaluation... 41 7. MatriksEksternal Factor Evaluation... 41 8. Matriks SWOT... 43
9. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 47
10. Matriks Pendapat Individu... 68
11. Matriks Pendapat Gabungan ... 48
12. Daftar Nilai Random Indeks ... 51
13. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Makanan di Kota
Bogor Tahun 2003... 75
14. Penduduk Indonesia Tahun 2001-2006 ... 76
15. Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 ... 77
16. Kenaikan Harga BBM per 1 Oktober 2005 (Rp/liter) ... 79
17. Daftar Harga Produk Keripik pisang di Swalayan Ngesti dan
SwalayanGreenmart Darmaga dan Greenmart Sempur Kota Bogor .. 83 18. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil Keripik Pisang
(23)
19. Peluang danAncaman Usaha Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 98 20. Matriks IFE Usaha Kecil Keripik Pisang“Kondang Jaya”... 199 21. Matriks EFE Usaha Kecil Keripik Psang“Kondang Jaya”... 101 22. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi ... 112
23. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi ... 113
24. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi ... 115
(24)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram Alur Pembuatan Keripik Pisang ... 13
2. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif ... 27
3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 34
4. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan... 53
5.Lokasi Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya” Binaan
Koperasi BMT Al-Ikhlaash... 57
6.Struktur Organisasi Usaha Kecil Keripik Pisang ”Kondang Jaya”... 57 7. Alur Pemasaran Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang
“Kondang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor ... 59 8. Bahan-bahan yang diperlukan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang
Usaha Kecil “Kondang Jaya”... 64 9. Peralatan yang Dipergunakan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang
“Kondang Jaya”... 67 10. Proses Pengolahan Keripik Pisang ... 69
11.Produk Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 87 12. Produk Keripik Pisang berbagai Merek Dagang Di Kota Bogor ... 97
13. Matriks IE Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”... 103 14. Analisis Matriks SWOT Usaha Kecil Keripik Pisang
“Kondang Jaya”... 104 15. Model Hirarki Strategi Utama Pengembangan Usaha ... 111
(25)
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner SWOT... 123
2. Kuesioner AHP ... 134
3. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi ... 142
4. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi untuk
Penetrasi Pasar ... 143
5. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi untuk
Pengembangan Produk ... 144
6. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi ... 145
(26)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian
cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang
berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat
untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam
aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.
Berdasarkan data Departemen Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa
jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2008 meningkat
dibanding tahun 2007. Jumlah UMKM mencapai 51,26 juta unit sedangkan tahun
2007 sebanyak 49,82 juta unit. Jumlah usaha kecilnya sendiri pada tahun 2008
mencapai 520 ribu unit naik dari 498 ribu unit tahun 2007. Sedangkan usaha
menengah menjadi 40 ribu unit dari 38 ribu unit tahun 2007. Secara keseluruhan,
jumlah unit usaha di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 51,262 juta unit
(termasuk unit usaha-usaha besar), naik dibanding 49,824 juta unit tahun 2007.
Dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB), PDB UKM tahun 2008
mencapai Rp 2.609 trilun, di mana sebesar Rp 1.505 triliun di antaranya
disumbangkan oleh unit-unit usaha mikro. PDB UKM ini lebih besar dibanding
PDB yang dihasilkan unit-unit usaha besar secara kumulatif yang mencapai Rp
2.087 triliun. Hal ini menunjukkan perkembangan UMKM yang terus meningkat
dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Sektor UMKM juga mempunyai peranan yang strategis dalam
(27)
banyak, mencapai tujuh juta pelaku UMKM, sektor ini juga memberikan
kontribusi lebih dari 60 persen terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat.
Kontribusi yang besar menyebabkan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja
yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut perkembangan UMKM memiliki
prospek yang baik untuk ditingkatkan.
Saat ini banyak berkembang usaha mikro, terutama yang terkait dengan
usaha boga karena dianggap mudah untuk memulai usahanya dan tentu semua
orang membutuhkan makanan dan minuman. Dewasa ini salah satu jenis produk
yang banyak dikembangkan oleh usaha kecil adalah makanan ringan. Salah satu
alternatif pengembangan produk makanan ringan yang cenderung praktis.
Permintaan terhadap makanan ringan mulai meningkat hal ini dapat dilihat dari
banyaknya produk-produk makanan instan yang bervariasi dan beragam
kandungan suplemennya banyak dibutuhkan konsumen.
Permintaan masyarakat terhadap makanan ringan akhir-akhir ini mulai
meningkat setelah krisis ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase alokasi
pengeluaran masyarakat terhadap produk makanan ringan cenderung meningkat
tiap tahun. Persentase pengeluaran untuk makanan ringan juga memiliki proporsi
yang lebih besar dibandingkan dengan persentase pengeluaran masyarakat untuk
minuman ringan. Persentase alokasi pengeluaran per tahun masyarakat terhadap
makanan ringan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Presentase Alokasi Pengeluaran Masyarakat terhadap Produk Makanan Ringan di Indonesia (%)
Tahun Tipe Pengeluaran
1996 1999 2000 2003 2006
Makanan Ringan 55,34 62,94 65,81 94,13 58,48
Minuman Ringan 44,66 37,06 34,19 35,87 41,52
Total 100 100 100 100 100
(28)
Produk makanan ringan dalam perkembangannya dapat diproduksi dari
berbagai macam bahan baku diantaranya makanan ringan berbahan baku pisang.
Dalam masyarakat Indonesia pisang dikenal sebagai komoditas agribisnis yang
memiliki manfat ekonomis yang luas dan strategis, sekaligus berkaitan erat
dengan pembangunan subsistem agribisnis hilir.
Pisang merupakan salah satu produk unggulan Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan data Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Nasional tahun 2007 menunjukkan produksi pisang Propinsi Jawa Barat pada
tahun 2004 sebesar 1.431.941 ton, tahun 2005 sebesar 1.473.460 ton, dan pada
tahun 2006 sebesar 1.068.875. Data tersebut menunjukkan bahwa Propinsi Jawa
Barat merupakan penghasil komoditas pisang yang cukup besar di Indonesia.
Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua
golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering
dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon,
susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang di konsumsi setelah
digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas,
tanduk, dan uli. Kelompok pisang inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan
baku keripik pisang. Pembuatan keripik dari buah-buahan merupakan salah satu
cara untuk memperpanjang daya tahan produk buah tersebut. Makanan ringan dari
pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Di Kota
Bogor industri pengolahan makanan ringan saat ini banyak dikembangkan dalam
bentuk usaha kecil, salah satunya yaitu usaha kecil yang berkembang di Kota
(29)
hasil binaan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Ikhlaash perumahan
Baranangsiang Indah Kota Bogor.
1.2. Perumusan Masalah
Semakin meningkatnya kehidupan masyarakat cenderung akan
meningkatkan tuntutan terhadap kepraktisan dalam berbagai aktivitas. dalam
memperoleh manfaat dari buah pisang, konsumen juga cenderung menuntut
kepraktisan, sehingga berkembanglah produk pisang yang diolah yaitu dalam
bentuk keripik pisang, seperti yang dilakukan oleh salah satu usaha kecil keripik
pisang ”Kondang Jaya” yang meghasilkan produk keripik pisang sejak tahun 1990, dan mulai menjadi anggota koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor sejak
tahun 2007.
Dalam menjalankan usahanya, usaha kecil ini mendapat bantuan dalam
bentuk pemberian modal dan bantuan dari sisi pemasaran oleh koperasi BMT
Al-Ikhlaash Kota Bogor. Produk usaha kecil ini telah dipasarkan di beberapa
swalayan dan toko-toko di wilayah Bogor, diantaranya: swalayan Ngesti,
Greenmart Darmaga, Greenmart di wilayah Sempur, kantin-kantin di beberapa rumah sakit diantaranya: Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bogor Medical Center (BMC). Besarnya jumlah produksi dan penjualan produk keripik pisang ini dapat dilihat pada Tabel 2.
(30)
Tabel 2. Daftar Jumlah Produksi dan Penjualan Keripik Pisang ”Kondang Jaya”Tahun 2008-2009
Bulan/
Tahun Tempat Penjualan
Jumlah Produksi (Bungkus) Jumlah Penjualan (Bungkus) Januari 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor,Bogor Medical Center (BMC),
235 235
Februari 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)
256 256
Maret 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)
257 257
Aprilm 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC)
260 260
Mei 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
365 365
Juni 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al
365 365
Juli 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
369 369
Agustus 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
374 374
September 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
397 397
Oktober 2008
Swalayan Ngesti,Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor danBogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
399 399
Desember 2008
Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
399 399
Januari 2009
Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
404 404
Februari 2009
Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
402 402
Maret 2009
Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary
415 415
Sumber : Usaha KecilKeripik Pisang ”Kondang Jaya”Tahun 2008-2009
Berdasarkan Tabel 2, usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”mulai bulan Januari 2008 hingga Maret tahun 2009 menunjukkan jumlah produksi dan
jumlah penjualan yang selalu meningkat setiap bulannya, meskipun
peningkatannya tidak terlalu besar. Selain itu juga terlihat bahwa jumlah produksi
(31)
menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap produk keripik pisang ini cukup
besar. Minat terhadap produk keripik pisang ini juga besar, hal ini ditunjukkan
dengan semakin dikenalnya produk keripik pisang yang diproduksi usaha ini
dikalangan warga sekitar. Semakin banyak warga yang memesan kiripik pisang
menyebabkan produk keripiki pisang habis sebelum di pasarkan ke toko-toko
yang menjadi pusat pemasaran produk keripik pisang tersebut. Namun terkait
dengan data masyarakat yang membeli langsung ke usaha kecil ini belum terdata
dengan baik.
Meskipun demikian usaha kecil keripik pisang ini dalam pengembangan
usahanya menemukan kendala. Kendala yang dihadapi berupa kendala internal
maupun eksternal. Kendala-kendala internal antara lain bahan baku, sumberdaya
manusia, dan pemasaran.
Kendala dari sisi bahan baku yaitu relatif sulitnya mencari jenis pisang
kepok jenis Banggala yaitu yang ukurannya lebih besar dari jenis pisang kepok
biasa. Selama ini bahan baku keripik pisang pada usaha kecil keripik pisang ini
diperoleh dari daerah di sekitar Bogor, antara lain: Leuwiliang, Parung Aleng, dan
Kampung Pasir. Pemilik usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” dapat
memperoleh pisang sebagai bahan baku yang berasal dari luar wilayah Bogor, jika
jumlah pisang yang dibeli dalam jumlah besar. Namun karena selama ini tingkat
pembelian bahan baku relatif kecil jumlahnya, maka pemilik usaha kecil keripik
pisang ini hanya dapat mengandalkan bahan baku yang bersumber dari daerah
Bogor. Selain itu, dari sisi kendala bahan baku juga terdapat mahalnya harga
minyak goreng dan mahalnya harga minyak tanah yang menyebabkan produksi
(32)
Kendala sumberdaya manusia, pada usaha kecil keripik pisang
”Kondang Jaya” tenaga kerja yang terlibat masih sedikit, yaitu hanya lima orang, yang terdiri dari pemilik, 1orang bagian pengadaan bahan baku, satu orang bagian
produksi dan dua orang pekerja yang membantu pekerjaan operasional mulai dari
pengolahan (seperti pengupasan, perendaman, pengirisan, penggerongan dan
pengemasan) hingga pengemasan produk. Selain itu juga terkendala dengan
belum adanya pembagian kerja yang jelas antar pekerja.
Kendala pada bagian pemasaran yaitu belum luasnya cakupan
pemasaran, dimana dalam hal ini yang berperan pada bagian pemasaran adalah
Koperasi BMT Al-Ikhlaash. Usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”
cenderung mengandalkan upaya pemasaran kepada koperasi BMT. Hal lain yang
penting untuk diperhatikan adalah hingga saat ini upaya promosi terhadap produk
keripik pisang ini masih sangat rendah, yaitu hanya pada beberapa toko dan
masyarakat sekitar saja. Penjualan produk cenderung mengandalkan pada jumlah
pesanan dari toko-toko atau pihak lain yang selanjutnya akan menjual kepada
konsumen akhir.
Selain faktor internal, usaha kecil keripik pisang ini juga menghadapi
kendala eksternal berupa adanya persaingan dari berbagai jenis makanan ringan
lainnya, baik dari jenis keripik misalnya keripik singkong, keripik nangka, keripik
apel juga jenis keripik pisang lain, makanan ringan non-kripik seperti biskuit,
wafer, chiki dan sebagainya. Produk pesaing juga dilihat dari banyaknya makanan
ringan impor yang harganya relatif lebih murah, sehingga menjadi pesaing dalam
(33)
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci beberapa perumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi
pengembangan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”?
2. Bagaimana alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil
keripik pisang”Kondang Jaya”sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya? 3. Strategi apa yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha kecil
keripik pisang ”Kondang Jaya”?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi
pengembangan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”.
2. Merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil
keripik pisang ”Kondang Jaya” sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya. 3. Menentukan strategi yang harus diprioritaskan dalam pengembangan usaha
kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna :
1. Bagi usaha kecil keripik pisang”Kondang Jaya”, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mengembangkan usahanya.
2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan informasi mengenai usaha keripik pisang dan sebagai referensi bagi
(34)
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini hal yang akan dibahas antara lain: analisis
faktor-faktor internal dan eksternal, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi
yang diterapkan usaha kecil keripik pisang. Penelitian ini hanya akan sampai pada
tahap formulasi manajemen strategis dan penetuan prioritas strategi yang tepat
untuk mengembangkan usaha kecil keripik pisang, sedangkan untuk tahap
implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang usaha kecil keripik
(35)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Pisang
Pisang berasal dari daerah Malesia (Asia Tenggara dan Australia
tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar
Samudra Hindia. Tumbuhan ini hidup di daerah tropis yang lembab, terutama di
dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang
dapat berlangsung tanpa mengenal musim (Departemen Pertanian, 2007)
Pisang merupakanbuah yang tumbuh berkelompok di daerahtropis. Ada
beberapa jenis pisang yang warnanya berbeda-beda, tetapi hampir semua yang
dijual di pasar atau supermarket berwarna kuning ketika sudah matang dan
berbentuk melengkung. Pisang banyak mengandung kalium. Selain memberikan
kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan
cadangan energi yang tinggi. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang
relatif populer antara lain Kripik Pisang asal Lampung, Sale pisang (Bandung),
Pisang Molen (Bogor), danepe (Makassar).
Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi buah
pisang secara nasional. Volume produksi dan luas panen yang relatif besar di
Indonesia dibandingkan dengan komoditas buah lainnya, menjadikan buah pisang
merupakan tanaman unggulan di Indonesia. Namun demikian pengelolaan pisang
masih sebatas tanaman pekarangan atau perkebunan rakyat yang kurang dikelola
secara intensif. Penanaman pisang berskala besar telah dilakukan di beberapa
(36)
(Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga Indonesia pernah
pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton pada tahun
1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus menurun
dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton (Departemen
Pertanian, 2007)
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peluang yang cukup
besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang. Hal ini ditunjang dengan
ketersediaan lahan yang cukup luas di Kalimantan, Papua, kepulauan Maluku,
Sulawesi dan Sumatera; iklim yang mendukung; keragaman varietas yang cukup
tinggi; sumber daya manusia serta inovasi teknologi untuk pengelolaan tanaman
pisang.
Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan,
yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi
dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja,
seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.
Pengembangan pisang di Indonesia membutuhkan adanya investor baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga diperlukan adanya didukung
pemerintah berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana pendukung
seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi dan sarana pasar komoditas
(37)
2.2. Keripik Pisang
Pisang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Pisang yang
dimakan dalam bentuk segar, misalnya : pisang ambon, raja sere, raja bulu, susu,
seribu, dan emas. 2) Pisang yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu,
misalnya: pisang kepok, nangka, raja siam, raja bandung, kapas, rotan, gajah, dan
tanduk. Pisang banyak mengandung protein yang kadarnya lebih tinggi daripada
buah-buahan lainnya, namun buah pisang mudah busuk. Untuk mencegah
pembusukan dapat dilakukan pengawetan, misalnya dalam bentuk keripik, dodol,
sale, anggur, dan lain-lain. Keripik pisang sudah sejak lama diproduksi
masyarakat. Hasil olahan keripik pisang mempunyai rasa yang berbeda-beda,
yaitu : asin, manis, manis pedas, dan lain-lain. Pembuatan keripik pisang sangat
sederhana dan membutuhkan modal yang tidak terlalu besar. Pisang yang baik
dibuat keripik adalah pisang ambon, kapas, tanduk, dan kepok.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengolahan pisang menjadi kripik
pisang antara lain: 1) Pisang tua (mengkal) 20 kg; 2) Minyak goreng 1 kg; 3)
Garam secukupnya. Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan keripik pisang :
1) Baskom; 2) Alas perajang (talenan) 3) Pisau; 4) Ember plastik; 5)
Penggorengan (Wajan); 6) Lilin (untuk kantong plastik); 7) Tungku atau kompor;
8) Tampah (nyiru); 9) Keranjang bambu; 10) Kantong plastik (sebagai
pembungkus). Cara pembuatan keripik pisang menurut Deputi Menegristek
Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tahun 2006, antara lain:
1. Jemur pisang selama 57 jam, lalu kupas;
(38)
3. Siapkan minyak yang telah dibubuhi garam kemudian panaskan. Goreng,
irisan pisang tersebut sedikit demi sedikit agar tidak melengket satu dengan
yang lainnya. Penggorengan dilakukan selama 57 menit tergantung jumlah
minyak dan besar kecilnya api kompor;
4. Angkat keripik setelah berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan;
5. Saring minyak setelah lima kali penggorengan, kemudian tambahkan minyak
baru dan garam;
6. Masukkan dalam kantong plastik atau stoples setelah keripik pisang cukup
dingin.
Berikut ini disajikan diagram alur pembuatan keripik pisang :
Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Keripik Pisang
Sumber: Deputi Menristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Tahun 2006
Pisang
Di kupas
Di iris tipis-tipis (± 1- 2 mm)
Di goreng Minyak dan Garam
Keripik Pisang Di jemur (± 5-7 jam)
(39)
2.3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.3.1. Batasan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Berbagai literatur yang menjabarkan kategori usaha didasarkan pada
aset, jumlah pekerja, dan omset. Terdapat lima sumber yang dapat dipakai sebagai
acuan, yaitu, UU. No 9095 Tentang Usaha Kecil, BPS, Menteri Negara Koperasi
dan UKM, bank Indonesia, dan Bank Dunia.
Pada UU No. 9/1995 terdapat defenisi untuk usaha kecil dan cenderung
mengabaikan usaha mikro dan usaha menengah. Undang-Undang tersebut
membuat klasifikasi sederhana dengan mengelompokkan dua dunia usaha, yaitu,
usaha kecil dan usaha besar. Bank Indonesia membuat definisi yang lebih
kualitatif untuk usaha mikro. Lebih jelas mengenai menjabaran kategori usaha
(40)
Tabel 3 Penjabaran Kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah
Lembaga Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
UU No 9 Tahun 1995
Aset = Rp. 200 juta di luat tanah dan bangunan
Omset = Rp. 1 milyar setahun BPS Pekerja < 5 orang,
termasuk tenaga kerja keluarga
Pekerja 5-9 orang Pekerja 20-99 orang
Menteri Negara Koperasi dan UKM
Aset < Rp. 200 juta di luat tanah dan bangunan
Omset < Rp. 1 milyar/tahun
Independen
Aset > Rp. 200 juta
Omset antara Rp. 1 milyar-Rp. 10 milyar/ tahun
Bank Indonesia Dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin, bersifat usaha keluarag, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri
Aset< Rp. 200 juta
Omset< Rp. 1 milyar
Untuk kegiatan industri, aset <Rp. 5 milyar, untuk lainnya (termasuk jasa) aset<Rp. 600 juta di luar
tanah dan bangunan Omset < Rp. 3 milyar per tahun Bank Dunia Pekerja, <10 orang
Aset<$ 100 Ribu
Omset< $. 100 ribu per tahun
Pekerja, <50 orang
Aset<$ 3 juta
Omset< $. 3 juta per tahun
Pekerja, <300 Orang
Aset<$ 15 juta
Omset< $. 15 juta per tahun
Sumber: Husen, 2005
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah batasan katgori usaha kecil
menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan kategori BPS tersebut usaha
keripik pisang ”Kondang Jaya” termasuk ke dalam usaha kecil.
2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan berbagai studi diketahui bahwa dalam mengembangkan
usahanya UMKM menghadapi berbagai kendala baik yang bersifat internal
(41)
manajemen, 2) permodalan, 3) teknologi, 4) bahan baku, 5) informasi
danpemasaran, 6) infrastruktur, 7) birokrasi dan pungutan, 8) kemitraan. Dari
beragamnya permasalahan yang dihadapi UMKM, nampaknya permodalan tetap
menjadi salah satu kebutuhan penting guna menjalankan usahanya, baik
kebutuhan modal kerja maupun investasi.
Pengembangan sektor UMKM bertumpu pada mekanisme pasar yang
sehat dan adil. Langkah strategis yang perlu ditempuh demi keunggulan UMKM
adalah sebagai berikut: Pertama, sumberdaya lokal (local resources) harus dijadikan basis utama, karena salah satu karakter UMKM adalah melakukan
proses efisiensi dengan mendekatkan sumber bahan baku. Kedua, pembentukan infrastruktur pendamping yang dapat membantu pelaku UMKM menghadapi
embaga pembiayaan, mengadopsi teknologi, dan mengakses pasar luas. Pusat
inkubasi bisnis dapat dimulai masyarakat, tapi harus didukung penuh pemerintah.
Ketiga, hadirnya lembaga penjamin kredit merupakan pilihan tepat, karena rendahnya aksesibilitas UMKM terhadap lembaga pembiayaan berpangkal dari
ketiadaan agunan. Keempat, penggunaan teknologi yang berbasis pengetahuan lokal (indigenous knowledge) dilakukan pemerintah bekerjasama dengan perguruan tinggi. Ketergantungan terhadap teknologi asing yang berbiaya tinggi
harus segera diakhiri. Kelima, penyediaan informasi bagi pelaku UMKM terkait dengan peluang pasar dan pemanfaatan teknologi. Keenam, meningkatkan promosi produk dalam negeri di arena perdagangan lintas negara. Pelaku UMKM
yang terdiri dari kelompok pengrajin, pengusaha tekstil, pengolah bahan pangan,
pedagang eceran sampai asongan telah membuktikan diri mampu bertahan di
(42)
2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah (UKM)
Ada beberapa hal yang merupakan ciri UKM dan usaha mikro. Menurut
Mintzberg dalam Husen (2005) bahwa sektor usaha UKM sebagai organisasi
ekonomi/bisnis mempunyai beberapa karakter seperti : 1) Struktur organisasi yang
sangat sederhana; 2) Mempunyai kekhasan; 3) Tidak mempunyai staf yang
berlebihan; 4) Pembagian kerja yang lentur; 5) Memiliki hierarki manajemen yang
sederhana; 6) Tidak terlalu formal 7) Proses perencanaan sederhana; 8) Jarang
mengadakan pelatihan untuk karyawan; 9) Jumlah karyawannya sedikit; 10) Tidak
ada pembedaan aset pribadi dan aset perusahaan; 11) Sistem akuntansi kurang
baik (bahkan biasanya tidak punya).
Menurut Prawirokusumo (1999), jika dilihat dari kontribusinya terhadap
PDB dan penyerapan tenaga kerja, UKM secara umum memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Fleksibel, dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usaha
akan mudah berpindah ke usaha lain.
2. Dari sisi permodalan, tidak selalu tergantung pada modal dari luar, UKM bisa
berkembang dengan kekuatan modal sendiri.
3. Dari sisi pinjaman (terutama pengusaha kecil sektor tertentu seperti pedagang)
sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang cukup tinggi.
4. UKM tersebar di seluruh Indonesia dengan kegiatan usaha di berbagai sektor,
merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan penjabaran di atas UKM merupakan suatu unit organisasi
(43)
tenaga kerja secara berlebihan. Tenaga yang ada sering dimanfaatkan secara
maksimal. Hal ini bisa dilihat bahwa tenaga di UKM dapat mengerjakan beberapa
jenis pekerjaan yang berlainan. Dengan demikian mereka dapat menekan biaya
tenaga kerja. Biasanya tenaga kerja yang terlibat di UKM bisa bertahan lama
karena hubungan yang dikembangkan di sana adalah pola kekeluargaan. Ini
menjadi karakteristik UKM di mana hubungan antara pengusaha dan pekerja
bersifat tidak formal.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Prihatin (2006), meneliti tentang Analisis
Strategi Pemasaran Keripik Pisang Perusahaan Suseno di Bandar Lampung.
Tujuan dari penelitiannya yaitu : (1) mengidentifikasi sikap konsumen terhadap
atribut keripik pisang (2)mengidentifikasi dan menganalisi faktor lingkungan
internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran keripik pisang di
perusahaan Suseno, (3) menyusun alternatif strategi pemasaran berdasarkan
analisis sikap konsumen, lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang
dihadapi, (4) memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh perusahaan.
Metode analisis yang digunakan yaitu identifikasi ikap konsumen terhadap keripik
pisang dengan menggunakan analisis multiatributFishbein, matriks IFE dan EFE, kemudian merumuskan strategi dengan menggunakan matriks SWOT serta
merekomendasikan strategi terbaik bagi perusahaan dengan menggunakan QSPM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen keripik
pisang berdasarkan jenis kelamin adalah wanita, usia antara 26-35 tahun,
pendidikan terakhir sarjana, pekerjaan swasta dan berpendapatan antara 1,5 – 2 juta. Hasil analisis evaluasi, sikap konsumen menunjukkan bahwa atribut
(44)
kerenyahan merupakan atribut yang paling penting bagi responden dalam
mempertimbangkan pembelian keripik pisang. Berdasarkan matriks IFE diketahui
bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah letak perusahaan yang strategis,
perusahaan merupakan pionir dan pemimpin pasar pada industri keripik pisang,
kualitas keripik pisang baik, citra merek perusahaan kuat, hubungan dengan
pelanggan terjalin baik, dan keadaan keuangan perusahaan tidak tergantung pihak
luar.
Kelemahan perusahaan keripik pisang Suseno yaitu labelisasi kemasan
belum lengkap, distribusi produk hanya di daerah tertentu, harga produk lebih
mahal dibanding pesaing, kegiatan promosi masih terbatas, serta kelebihan
produksi. Kekuatan utama adalah perusahaan merupakan pionir dan pemimpin
pasar pada industri keripik pisang. Sedangkan kelemahan utama adalah distribusi
produk hanya di daerah tertentu. Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa
peluang utama perusahaan adalah konsumsi keripik pisang yang terus meningkat.
Sedangkan ancaman terbesar bagi perusahaan adalah kenaikan biaya produksi
akibat naiknya harga BBM dan elpiji. Hasil alternatif strategi pemasaran yang
diprioritaskan oleh perusahaan untuk diimplementasikan adalah meningkatkan
kerjasama dengan toko makanan, swalayan, atau distributor yang adadi dalam
maupun di luar Propinsi Lampung untuk meningkatkan penjualan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Iriana (2004), melakukan
penelitian yang berjudul ”Strategi Pengembangan Bisnis Teh, Studi Kasus di
Perkebunan Gedeh PTPN VIII, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat”, penelitian
tersebut bertujuan untuk memformulasikan strategi bisnis yang tepat bagi
(45)
identifikasi faktor internal dan eksternal dan memformulasikan suatu strategi
komprehensif bagi Perkebunan Gedeh. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif sesuai analisi lingkungan internal dan eksternal. Alat analisis yang
digunakan Matriks IFE dan EFE, selanjutnya penyusunan strategi dilakukan
dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, sedangkan untuk pemilihan
strategi digunakan matriks QSP sebagai rumusan terakhir.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa fator internal yang terdiri
dari kekuatan dan kelemahan menunjukkan bahwa kekuatan terbesar dalam
perumusan strategi pengembangan bisnis perkebunan Gedeh adalah iklim kerja
yang kondusif, sedangkan kelemahan utamanya adalah pemeliharaan kebun yang
belum optimal. Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi peluang dan ancaman.
Peluang utama perkebunan Gedeh adalah perkembangan teknologi mekanisasi
dan pengolahan. Ancaman utamanya yaitu kelangkaan pasokan pupuk.
Berdasarkan analsis matriks IE diketahui bahwa Perkebunan Gedeh berada dalam
kondisi interal rata-rata dan respon Perkebunan Gedeh terhadap faktor-faktor
eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Strategi yang sebaiknya diambil
adalah mempertahankan dan memelihara. Alternatif strategi yang disarankan
adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Penelitian yang dilakukan Sinurat (2004), mengenai Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Sari Buah mengkudu (Morinda Citrifolia L) pada CV Morinda House, Bogor, bertujuan untuk menganalisi lingkungan eksternal
sehingga teridentifikasi peluang dan ancaman pasar, menganalisis kondisi
lingkungan internal agar teridentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dihadapi
(46)
secara deskriptif dan kualitatif menggunakan analisis strategi pemasaran,
lingkungan pemasaran, matriks IFE dan EFE, matriks IE dan analisis SWOT.
Hasil dari penelitian tersebut, dari lingkungan eksternal teridentifikasi
bahwa tingkat inflasi yang rendah merupakan peluang terbesar sedangkan faktor
ancaman terbesar adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga tahun
belakangan ini masih rendah. Berdasarkan analisis lingkungan internal
teridentifikasi bahwa kuatnya motivasi pimpinan untuk memajukan perusahaan
merupakan kekuatan terbesar dan aspek pemasaran yang belum terkelola dengan
baik merupakan faktor kelemahan terbesar. Startegi yang tepat untuk dijalankan
oleh CV Morinda House, dalam mengembangkan usahanya adalah peningkatan
kegiatan promosi, penetapan pasar sasaran yang terfokus, pemanfaatan jasa
perbankan, tetap mempertahankan mutu, evaluasi proses dan metode produksi,
merekrut ahli pemasaran, mengurangiketergantungan dengan litbang dan
menaikkan gaji karyawan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Astono (2004) menganalisis
strategi pengembangan bisnis jagung Manis (Zea Mays Saccharata, Sturth) pada CV. Bintang Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat bertujuan untuk 1)
Mengidentifikasi dan menganalisis peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki CV. Bintang Tani dalam
menjalankan bisnis jagung manis; 2) Merumuskan formulasi strategi bagi CV
Bintang Tani berdasarkan faktor eksternal dan internal perusahaan; 3)
Menentukan prioritas strategi pengembangan bisnis jagung manis yang tepat bagi
(47)
menggunakan teknik analisis berupa matriks IFE, EFE dengan menggunakan
metode PEST, Matriks SWOT dan QSPM.
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal didapatkan peluang utama
perusahaan brupa munculnya swaslayan-swalayan baru, sedangkan ancaman
terbesar adalah kekuatan tawar menawar pembeli. Hasil skor matriks EFE
diperoleh sebesar 2,678 dan skor matriks IFE sebesar 2,783, sehingga didapat
posisi perusahaan pada kuadran V. Pada posisi tersebut, strategi yang terbaik
dilakukan oleh perusahaan yaitu hold and maintain atau strategi stabilitas dengan
alternatif pilihan strategi adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar.
Ginardi (2002) melakukan analisis strategi pengembangan komoditas teh
PTPN VIII Goalpara Sukabumi, yang bertujuan untuk menganalisis lingkungan
eksternal dan internal perusahaan, mengetahui tingkat kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman dan menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka
pengembangan agribisnis teh pada perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis berupa matriks IFE, EFE, Matriks SWOT dan QSPM serta diagram
Fishbone. Hasil penelitian penunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi perkembangan PTPN VIII Goalpara terdiri dari kekuatan terbesar
adalah kualitas dan merek produk yang dikenal, kelemahan terbesar adalah tanah
yang kurang subur dan topografi berbukit. Sedangkan berdasarkan analisis faktor
eksternal diperoleh peluang terbesar adalah pelanggan dan konsumen yang loyal
dan ancaman terbesar adalah UMR dan harga bahan baku meningkat.
Berdasarkan analisis matriks IE dapat disimpulkan bahwa posisi divisi
(48)
menerapkan strategi mempertahankan dan memelihara dengan penerapan strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strstegi yang dihasilkan
dalam matrik SWOT dianalisis lebih lanjut dengan Matriks QSPM menunjukkan
bahwa strategi unggul mutu merupakan startegi yang diprioritaskan. Sebagai
penunjang strategi yang akan diimplementasikan diberikan suatu teknik
pengendalian mutu di PTPN VIII Goalpara yang dianalisis dengan diagram
Fishbone untuk mendukung proses pencapaian strategi unggul mutu yang akan
diterapkan dengan menganalisis faktor bidang operasional yang saling
mendukung dan merupakan suatu kesatuan sistem di perkebunan agribisnis teh.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yang telah dilakukan
antara lain 1) Meneliti produk pertanian dalam arti luas; 2) Menggunakan analisis
matriks IFE dan EFE, Matriks IE dan matrikis SWOT, sehingga dari persamaan
tersebut dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing penelitiain
tersebut untuk memperkaya pembahasan dalam penelitian ini. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa pada penelitian ini
digunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menentukan prioritas alternatif strategi dalam pengembangan usaha, sedangkan
penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan di atas menggunakan matriks
(49)
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis
Manajemen dalam suatu organisasi meliputi perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan
organisasi yang berkaitan dengan strategi. Strategi merupakan rencana yang
disatukan, menyeluruh dan terpadu yang berkaitan dengan keunggulan strategi.
Keunggulan strategi dirancang sesuai dengan tantangan lingkungan sehingga
tujuan utama dapat dicapai melalui suatu pelaksanaan yang tepat (Glueck dan
Janch, 1996dalam Wibowo, 2003).
Rangkuti (2005) menyebutkan strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi
ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan
evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama
perencanaan strategis adalah agar suatu perusahaan dapat melihat secara objektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
perubahaan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas,
fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi perencanaan strategis
penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya
yang ada.
Menurut David (2004) manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai
(50)
mengevalusai keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai obyektivitasnya. Sedangkan proses manajemen strategis adalah suatu
pendekatan secara obyektif, logis, dan sistematis dalam penetapan keputusan
utama dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap
berturut-turut, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
Menurut Wheelen dan Hunger (2001), ciri khusus manajemen strategik
adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategis. Keputusan strategis
berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang organisasi
secara keseluruhan. Keputusan strategis mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus yang tidak dapat ditiru.
2. Consequential. Keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumberdaya penting dan menuntut banyak komitmen.
3. Directive. Keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan pada masa yang
akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa manfaat manajemen
strategik adalah sebagai berikut :
a. Mengantisipasi peluang dan ancaman dari perubahan lingkungan di masa
datang.
b. Memberi gambaran pada karyawan tentang arah dan tujuan organisasi di
masa datang.
c. Memonitor apa yang terjadi di dalam organisasi sehingga dapat diketahui
(51)
Tujuan manajemen strategik adalah memanfaatkan dan menciptakan
peluang-peluang baru dan berbeda di masa mendatang. Keberhasilan dalam
proses pelaksanaan manajemen strategik adalah keterbukaan pikiran, kesediaan
dan kemauan untuk mempertimbangkan informasi baru, sudut pandang baru,
gagasan baru, dan kemungkinan-kemungkinan baru, yang terus selalu berubah
sesuai dengan perubahan jaman.
3.1.2. Konsep Perumusan Strategi
Menurut David (2004) perencanaan strategi adalah : (a) mengukur dan
memanfaatkan kesempatan (peluang) sehingga mampu mencapai keberhasilan,
(b) membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya
menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi, (c) agar lebih
terkordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, (d) sebagai landasan untuk
memonitor perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian,
dan (e) sebagai cermin atau bahan evaluasi, sehingga bisa menjadi
penyempurnaan perencanaan strategis yang akan datang. Jadi manajemen strategi
yang penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari
sumberdaya yang ada. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu
memahami pengertian konsep mengenai strategi.
Perencanaan strategi adalah suatu perencanaan ke depan yang ditetapkan
untuk dijadikan pegangan. Mulai dari tingkat korporasi sampai pada tingkat unit
bisnis, produk, dan situasi pasar. Perencanaan strategi merupakan strategi induk
(52)
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (selalu meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian
perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ”apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari ”apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies) (Rangkuti, 2005).
Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif
terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal
yang dapat mempengaruhi organisasi. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu
memformulasikan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya
(David, 2004).
Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan
(formulasi) strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap perumusan
strategi meliputi pengembangan pernyataan misi, penetapan tujuan jangka
panjang, dan pengembangan evaluasi serta seleksi atau pemilihan strategi. Tahap
pelaksanaan strategi meliputi penetapan kebijakan dan tujuan tahunan serta
alokasi sumberdaya. Pada tahap evaluasi strategi dilakukan pengukuran dan
evaluasi kinerja pelaksanaan strategi. Konsep proses manajemen dapat dilihat
pada Gambar 2.
Umpan Balik
Membuat pernyataan visi dan misi
Menciptakan tujuan jangka
panjang Melakukan audit internal
Membuat, Mengevaluasi, dan
memilih strategi Malaksanakanstrategi
Mengukur dan mengevaluasi
(1)
yang dapat mempengaruhi keberlanjutan dari usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”.
Prioritas kedua adalah Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (S01) dengan bobot sebesar 0,148. Melalui penciptaan kualitas yang produk yang baik akan menyebabkan kemampuan menjaring konsumen dari berbagai kalangan. Berbagai prioritas yang ada pada kriteria strategi penetrasi pasar dapat dilihat pada Tabel 23. Hasil pengolahan AHP kriteria starategi penetrasi pasar dapat dilihat pada Lampiran 4.
Hasil pengolahan horisontal pada kriteria pengembangan pasar menunjukkan bahwa prioritas pertama strategi adalah Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (SOI) dengan bobot 0,206. Mutu produk keripik pisang merupakan hal dasar bagi konsumen dalam memilih produk keripik pisang tersebut.
Prioritas kedua dalam kriteria pengembangan produk adalah Meningkatkan dan memperkuat jaringan untuk pengembangan pasar (S02) dengan bobot sebesar 0,141 dan juga Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk dengan bobot yang sama yaitu 0,141. Melalui pengembangan jaringan pemasaran diharapkan konsumen semakin meningkat. Urutan strategi selanjutnya dalam kriteria pengembangan produk dapat dilihat pada Tabel 23, dan hasil pengolahan AHP kriteria starategi penetrasi pasar dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”dapat dilihat pada Lampiran 5.
(2)
7.5.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
Pengolahan vertikal dilakukan untuk mengetahui prioritas secara menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap fokus utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat individu diolah menjadi matriks pendapat gabungan secara horisontal dan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi sebesar < 10 persen.
7.5.2.1. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi
Pengolahan vertikal pada elemen kriteria strategi dilakukan untuk melihat prioritas secara menyeluruh setiap elemen pada tingkat dua terhadap sasaran utama (fokus) hirarki yaitu strategi pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”. Hasil pengolahan vertikal terhadap elemen kriteria strategi dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi
Kriteria Strategi Bobot Gabungan Prioritas
Penetrasi pasar 0,645 1
Pengembangan produk 0,355 2
Rasio Inkonsistensi 0,00
Sumber : Hasil Olahan, 2009
Hasil pengolahan vertikal elemen kriteria strategi menunjukkan bahwa hasil tersebut memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi sebesar < 10 persen. Kriteria strategi yang menjadi prioritas utama perusahaan dalam mengembangkan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” adalah penetrasi pasar dengan bobot sebesar 0,645. Prioritas kedua adalah pengembangan produk yang memiliki bobot sebesar 0,355. Lebih jelas hasil olahan AHP dapat dilihat pada Lampiran 6.
(3)
7.5.2.2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi dilakukan untuk mengetahui prioritas menyeluruh masing-masing alternatif kriteria strategi pada tingkat tiga terhadap sasaran utama (fokus) hirarki yang terdapat pada tingkat satu.
Tabel 25. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Bobot Prioritas
SOI 0,168 2
WOl 0,234 1
WO2 0,124 4
ST1 0,128 3
ST2 0,121 5
WT1 0,108 8
WT2 0,117 6
Rasio Inkonsistensi 0,03
Sumber : Hasil Olahan, 2009
Hasil pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi pada Tabel 25 menunjukkan bahwa prioritas utama untuk mengembangkan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” adalah dengan melakukan strategi peningkatan jaringan untuk pengembangan pasar (WOI) dengan bobot 0,234. Strategi tersebut merupakan salah satu langkah penting dalam mengembangkan usaha kecil keripik pisang“Kondang Jaya”.
Prioritas kedua hasil pengolahan vertikal adalah mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (S01) dengan bobot sebesar 0,168. Melalui pengembagan kualitas produk diharapkan pemilik usaha akan memperoleh laba lebih besar dan keberlanjutan usaha terjamin. Hasil pengolahan AHP kriteria starategi pengembangan usaha kecil keripik pisang”Kondang Jaya” dapat dilihat pada Lampiran 7.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Astono, Yuli Widy. 2004. Strategi Pengembangan Bisnis Jagung Manis (zea mays saccharata, Sturth) pada CV. Bintang Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Basri, F. 2002. Perekonomian Indonesia, Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia. Jakarta, Penerbit Erlangga.
David, R. F. 2004. Manajemen Strategi : Konsep-Konsep. Edisi Ketujuh. Indeks. Jakarta.
Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Hortikultura.2005. Road Map Pisang. Pasca Panen, Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pisang
Departemen Koperasi UKM. 2004. Diperoleh dari
"http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang". (Diakses Tanggal 7 Agustus 2008).
Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang. Edisis ke 2. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Elvas. 2004. Peramalan Penjualan Keripik Pisang dan Nangka pada PD Andalas Mekar Sentosa di Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Husen, A. 2005. Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Perekonomian Indonesia. Deskriptif. Preskripsi dan kebijakan. A E. Yustika. Malang. Bayumedia Publishing.
Gamal, Merza 2006. Membangun Koperasi Berbasis Masjid. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg05589.html. (Diakses Tanggal 6 Agustus 2008).
Ginardi, Eko Gerry. 2002. Strategi Pengembangan Komoditas Teh di PTPN VIII Goalpara Sukabumi. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Iriani, Cicin Ruli. 2004. Strategi Pengembangan Bisnis Teh, Studi Kasus di Perkebunan Gedeh PTPN VIII, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
(5)
Karo-Karo, F. W. 2006. Strategi Pengembangan Kabupaten Karo sebagai Kawasan Agropolitan. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lestari, Sri. 2008. Perkembangan dan Strategi Pengembangan Pembiayaan usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/VOL15_02/6_Analisa+Ke layakan+Investasi+Usaha+Mikro+Kecil+dan+Menengah+(UMKM). (Diakses Tanggal 6 Agustus 2008)
Manurung, A. Haymans. 2005. Wirausaha: Bisnis UKM. Jakarta: Buku Kompas. Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
PT. Gramedia, Jakarta.
Pearce, I.I. dan R.B. Robinson, Jr. 1997. Strategic Management, Formulation, Implementation, and Control. 6th Ed. Irwin Times Mirror Higher Education Group, Inc. Chicago.
Prawirokusumo, S. 1999. Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan, dan Strategi). Yogyakarta, BPFE.
Prihatin, Zakiah. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang Perusahaan Suseno di Bandar Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti, Freddy. 2005. analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Penerjemah: Liana Setiono. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Sidabutar, Juanda H. 2007 Perancangan Arsitektur Strategik Di Perusahaan
Furnitur Panel Wood PT. Cahaya Sakti Furintraco, Bogor. PROGRAM STUDI Manajemen Dan Bisnis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sinurat, Bari. 2004. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sari Buah mengkudu (Morinda Citrifolia L) pada CV Morinda House, Bogor.Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Umar, H. 2003. Strategic management in Action: konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wheelen, T. L. Dan J. D. Hunger. 2001. Manajemen Strategis. Penerbit ANDI, Yogyakarta
(6)
Wibowo, R. P. 2003.Strategi Pengembangan Bisnis Karet Alam Olahan. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor.
Yudhoyono, S. B. 2004.Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan Pengangguran : Analisis Ekonomi, Politik Kebijakan Fiskal. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana-Institut Pertanian Bogor. Bogor.