keripik pisang menjual semua produk yang dihasilkannya kepada Koperasi BMT Al-Ikhlaash kemudian koperasi tersebut memasarkannya ke daerah-daerah di
sekitar Kota Bogor. Daerah yang menjadi sasaran pemasaran relatif masih kecil yaitu baru mencapai daerah sekitar Kota Bogor. Tempat pemasaran diantaranya
meliputi Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center BMC, pengajian di
masjid Al-Ghifary.
g. Kegiatan Promosi produk
Usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” hingga saat ini belum melalukan kegiatan promosi, layaknya sebuah usaha. Promosi yang bersifat lokal
hanya dilakukan oleh koperasi BMT Al-Ikhlaash sebagai pemasar yaitu melalui pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh para anggota koperasi baik
pengajian bapak-bapak maupun ibu-ibu Darmawanita. Dalam rangka
pengembangan usahanya, usaha kecil keripik pisang ini harus mulai memikirkan strategi promosi terhadap produknya, sehingga dapat lebih dikenal oleh
masyarakat.
h. Kurangnya inovasi produk
Usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” memproduksi keripik pisang dengan rasa yang ditawarkan dengan rasa pisang alami dan asin. Rasa yang
dihasilkan dari rasa alami keripik pisang dan tambahan garam. Hingga saat ini belum terdapat inovasi produk baik dai sisi rasa maupun bentuk. Rasa yang
dihasilkan hanya rasa asin. Usaha ini belum mampu menghasilkan keripik pisang dengan rasa yang beragam seperti rasa manis, keju atupun rasa lain yang digemari
konsumennya.
Aspek-aspek faktor kekuatan dan kelemahan yang telah dijabarkan di atas saling berinteraksi dalam pengembang usaha kecil keripik pisang Koperasi
BMT Al-Ikhlaash. Secara keseluruhan aspek pada faktor kekuatan dan kelemahan dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 18.
Tabel 18. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil Keripik Pisang “Kondang Jaya”
Faktor Internal Kekuatan
Kelemahan
Sumberdaya Manusia
Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja
Keuangan dan Akuntasi
Kondisi modal yang relatif tercukupi
Keterbatasan dalam pencatatan keuangan
Produksi dan Operasi
Produk yang berkualitas baik
Harga relatif mahal Belum memiliki sertifikat halal
dan izin Depkes Penggunaan alat produksi yang
masih sederhana Kemasan produk yang relatif
sederhana Daerah pemasaran masih
terbatas Pemasaran
Letak usaha yang strategis
Kegiatan Promosi produk kurangnya inovasi produk
Sumber : Hasil Analisis
7.2. Identifikasi Faktor Eksternal
Berdasarkan wawancara dan pengisian kuisioner dan analisis terhadap pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, didapatkan faktor-faktor strategi
eksternal yaitu berupa peluang opportunities dan ancaman threats. Aspek- aspek pada faktor peluang dan Ancaman tersebut dapat dapat dijabarkan sebagai
berikut :
7.2.1. Peluang
Faktor peluang adalah bagian dari faktor strategis eksternal, faktor-faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam
pengembangan usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya”. Potensi tersebut harus
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari:
a. Adanya kredit bagi usaha kecil
Kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk
meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai
contohnya kredit yang ditawarkan oleh BNI Bank Negara Indonesia yaitu BNI mentargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah UMKM di
Jawa Barat. Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1,6 Miliar menjadi 1,8 Miliar. Bank BRI juga mempunyai
Kredit Usaha Rakyat KUR yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK
seperti Kredit Usaha Kecil serta Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah
bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi
yang tidak dapat dijangkau secara konvensional. Sejak
tahun 2007 Pemerintah meluncurkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri. Salah satu kegiatan dalam PNPM
adalah program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP. Selain itu adanya dukungan Pemerintah Daerah Kota Bogor dan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Bogor dalam pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor serta adanya Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Garda Emas.
Adanya berbagai program pemerintah dalam upaya pengembangan UMKM di Kota Bogor yang salah satunya dicapai melalui pemberian kredit, maka sudah
sewajarnya UMKM di Kota Bogor seperti usaha kecil keripik pisang dapat lebih berkembang.
b. Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan merupakan wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan
Kota Bogor merupakan salah satu tujuan wisata bagi masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah di sekitarnya seperti dari Jakarta, Depok,
Tanggerang, Bekasi, Cianjur dan sebagainya. Objek wisata yang dapat di kunjungi di Kota Bogor antara lain Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, The Jungle
dan sebagainya. Berkembangnya objek tujuan wisata tersebut secara langsung akan berdampak terhadap berkembangnya industria makanan di wilayah Kota
Bogor. Selain itu, Kota Bogor sebagai wilayah yang dilalui oleh jalur puncak menjadi salah satu pasar potensial bagi para pengusaha. Karena semakin ramainya
menuju jalur puncak, semakin mudah berkembangnya berbagai jenis usaha termasuk usaha di bidang makanan. Di sepanjang jalur menuju wisata puncak
dapat dilihat saat ini berkembang banyak toko-toko kue dan minimarket. Berdasarkan data Pemerintah Kota Bogor, di sepanjang jalur puncak terdapat
sekitar 105 toko-toko kue dan minimarket yang menawarkan berbagai macam makanan ringan. Hal ini juga menjadi peluang bagi pengembangan usaha kecil
keripik pisang dalam memasarkan produknya.
7.2.2. Ancaman
Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan usaha kecil
keripik pisang “Kondang Jaya”. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari :
a. Bargaining position pembeli kuat
Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini disebabkan 1 Pembeli produk keripik pisang cenderung membeli dalam jumlah
yang relatif kecil, 2 Pembeli produk keripik pisang belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk dan pasarnya 3 Menghadapi biaya
pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk tersebut. Pembeli produk
keripik pisang mudah pindah ke produk lain yang sejenis, karena biaya pengalihan pembeli relatif kecil.
b. Pasokan bahan baku relatif tidak kontinu