Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

Tabel 3 Penjabaran Kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah Lembaga Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah UU No 9 Tahun 1995  Aset = Rp. 200 juta di luat tanah dan bangunan  Omset = Rp. 1 milyar setahun BPS Pekerja 5 orang, termasuk tenaga kerja keluarga Pekerja 5-9 orang Pekerja 20-99 orang Menteri Negara Koperasi dan UKM  Aset Rp. 200 juta di luat tanah dan bangunan  Omset Rp. 1 milyartahun  Independen  Aset Rp. 200 juta  Omset antara Rp. 1 milyar-Rp. 10 milyar tahun Bank Indonesia Dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin, bersifat usaha keluarag, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri  Aset Rp. 200 juta  Omset Rp. 1 milyar  Untuk kegiatan industri, aset Rp. 5 milyar, untuk lainnya termasuk jasa asetRp. 600 juta di luar  tanah dan bangunan Omset Rp. 3 milyar per tahun Bank Dunia  Pekerja, 10 orang  Aset 100 Ribu  Omset . 100 ribu per tahun  Pekerja, 50 orang  Aset 3 juta  Omset . 3 juta per tahun  Pekerja, 300 Orang  Aset 15 juta  Omset . 15 juta per tahun Sumber: Husen, 2005 Dalam penelitian ini yang digunakan adalah batasan katgori usaha kecil menurut Badan Pusat Statistik BPS. Berdasarkan kategori BPS tersebut usaha keripik pisang ”Kondang Jaya” termasuk ke dalam usaha kecil.

2.3.2 Perkembangan, Prospek, dan Permasalahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

Berdasarkan berbagai studi diketahui bahwa dalam mengembangkan usahanya UMKM menghadapi berbagai kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal, permasalahan-permasalahan tersebut antara lain: 1 manajemen, 2 permodalan, 3 teknologi, 4 bahan baku, 5 informasi danpemasaran, 6 infrastruktur, 7 birokrasi dan pungutan, 8 kemitraan. Dari beragamnya permasalahan yang dihadapi UMKM, nampaknya permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting guna menjalankan usahanya, baik kebutuhan modal kerja maupun investasi. Pengembangan sektor UMKM bertumpu pada mekanisme pasar yang sehat dan adil. Langkah strategis yang perlu ditempuh demi keunggulan UMKM adalah sebagai berikut: Pertama, sumberdaya lokal local resources harus dijadikan basis utama, karena salah satu karakter UMKM adalah melakukan proses efisiensi dengan mendekatkan sumber bahan baku. Kedua, pembentukan infrastruktur pendamping yang dapat membantu pelaku UMKM menghadapi embaga pembiayaan, mengadopsi teknologi, dan mengakses pasar luas. Pusat inkubasi bisnis dapat dimulai masyarakat, tapi harus didukung penuh pemerintah. Ketiga , hadirnya lembaga penjamin kredit merupakan pilihan tepat, karena rendahnya aksesibilitas UMKM terhadap lembaga pembiayaan berpangkal dari ketiadaan agunan. Keempat, penggunaan teknologi yang berbasis pengetahuan lokal indigenous knowledge dilakukan pemerintah bekerjasama dengan perguruan tinggi. Ketergantungan terhadap teknologi asing yang berbiaya tinggi harus segera diakhiri. Kelima, penyediaan informasi bagi pelaku UMKM terkait dengan peluang pasar dan pemanfaatan teknologi. Keenam, meningkatkan promosi produk dalam negeri di arena perdagangan lintas negara. Pelaku UMKM yang terdiri dari kelompok pengrajin, pengusaha tekstil, pengolah bahan pangan, pedagang eceran sampai asongan telah membuktikan diri mampu bertahan di masa krisis.

2.3.3. Ciri Umum Usaha Kecil Menengah UKM